Mengenal Endometriosis, Penyakit yang Kerap Ditandai dengan Nyeri Haid Hebat

Endometriosis merupakan penyakit pada sistem reproduksi wanita. Penyakit ini merupakan pertumbuhan abnormal lapisan dinding dalam rahim. Apa saja jenis-jenis endometriosis?

oleh Tiara Laninda diperbarui 08 Mar 2023, 15:00 WIB
Endometriosis

Liputan6.com, Jakarta - Endometriosis merupakan penyakit pada sistem reproduksi wanita. Penyakit ini terjadi karena ada pertumbuhan abnormal lapisan dinding dalam rahim (endometrium).

Endometriosis tergolong ke dalam penyakit kronis hormonal dependen dan dapat menyerang wanita dari segala usia, termasuk anak-anak dan remaja.

Kondisi ini paling sering menimbulkan gejala berupa kram menstruasi yang menyakitkan, nyeri haid atau berhubungan seksual, bahkan sulit hamil. 

"Ini penyakit hormonal dependen jadi penyakit hormonal karena berkaitan dengan siklus menstruasi. Ini akan timbul terus selama wanita belum menopouse, ini penyakitnya kronik jadi terus menerus," tutur dokter spesialis obstetri dan ginekologi subspesialis di RS Pondok Indah, Dr. M. Luky Satria Syahban Marwali, Sp. O. G, Subsp. F.E.R pada Small Media Discussion yang diselenggarakan oleh Rumah Sakit Pondok Indah Group di Cipete, Jakarta Selatan (6/3/2023).

Luky mengungkapkan bahwa ada empat jenis endometriosis. Sering terjadi, dokter menemukan lebih dari satu jenis endometriosis.

“Endometriosis itu jarang ketemu hanya satu jenis, biasanya ditemukan secara bersamaan. Sangat jarang hanya ditemukan satu jenis endometriosis pada satu pasien,” tutur Luky.

 


4 Jenis Endometriosis

Empat jenis endometriosis seperti disampaikan Luki meliputi:

1. Kista 

Jenis ini merupakan jensi endometriosis yang paling banyak dikenal oleh masyarakat umum. Jenis ini sering disebut kista coklat karena berbentuk kista berisi cairan berwarna coklat.

Ukuran kista coklat bervariasi dan dapat muncul di berbagai bagian panggul atau perut, tetapi paling sering ditemukan di ovarium.

2. Adenomyosis

Adenomyosis merupakan kondisi dimana pertumbuhan dari jaringan endometrium melapisi rahim ke dalam otot-otot rahim. Kondisi ini dapat membuat dinding rahim semakin tebal.

Dalam kondisi normal, seharusnya jaringan endometrium hanya melapisi permukaan rongga rahim, tidak sampai ke bagian otot rahim. 

Akibat dari adenomyosis di antaranya dapat menyebabkan perdarahan menstruasi yang lebih lama dari biasanya, serta rasa nyeri selama siklus menstruasi atau selama hubungan seksual.


Deep Endometriosis

Endometriosis

3. Deep Endometriosis

Deep Endometriosis didefinisikan sebagai adenomiosis eksterna, sebagian besar muncul sebagai nodul tunggal, berdiameter lebih besar dari 1 cm. Jenis ini biasa tumbuh di bawah peritoneum atau sekitar organ di dekat rahim, seperti usus atau kandung kemih.

Proses deep endometriosis dapat dimulai dari pemeriksaan secara klinis, kemudian dapat dikonfirmasi dengan ultrasonografi (USG) transvaginal atau transrektal. 

 


Jenis Superficial, Harus Dioperasi Baru Ketauan

Ilustrasi Endometriosis

4. Endometriosis Superficial

Endometriosis superficial biasa ditemukan di peritoneum panggul. Peritoneum merupakan selaput tipis yang melapisi perut dan panggul yang juga menutupi sebagian besar organ di rongga ini. 

Pada tipe ini, jaringan endometrium menempel pada peritoneum. Ini adalah bentuk yang paling tidak parah. Namun, menurut Luki jenis ini merupakan jenis yang paling sulit untuk didiagnosa.

“Jenis superficial merupakan jenis endometriosis yang paling sulit untuk didiagnosa. Harus dioperasi, kalau tidak, enggak akan ketauan,” jelas Luki.

Endometriosis memang tidak dapat menyebabkan kematian, tetapi apabila dibiarkan tanpa berkonsultasi kepada dokter, maka akan menyebabkan penderita merasakan sakit setiap bulan.

Luki menghimbau untuk tidak menormalisasi rasa nyeri saat haid apabila terjadi secara terus-menerus setiap bulan dan segera konsultasikan ke dokter apabila mengalami hal tersebut.

Infografis 5 Tips Kuatkan Daya Tahan Mental agar Tubuh Lebih Sehat Cegah Covid-19. (Liputan6.com/Trieyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya