Liputan6.com, Pacitan - Warga Pacitan tengah diteror leptospirosis atau penyakit bakteri yang menyebar melalui air seni tikus. Tercatat, sudah ada 204 kasus dengan jumlah kematian enam orang yang diakibatkan penyakit ini. Sedangkan total di Jatim, ada 249 kasus yang terjadi.
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengimbau seluruh masyarakat Jatim untuk memberi perhatian khusus pada kesehatan dan kebersihan di musim penghujan ini.
Advertisement
"Kami mengimbau agar masyarakat yang merasakan gejala segera memeriksakan diri. Gejala tersebut antara lain seperti demam (>38°C), nyeri kepala, nyeri otot, malaise (lelah), serta mata tampak merah atau kekuning-kuningan. Mirip dengan demam berdarah, jika tidak segera tertangani, pasien terjangkit bisa meninggal dunia," ujarnya, Selasa (7/3/2022).
Khofifah juga berpesan untuk rajin mencuci anggota tubuh dengan sabun setelah beraktivitas, terutama di daerah yang terpapar hujan dan banjir. Tak cuma itu, Mantan Mensos RI ini juga menyarankan penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) seperti sarung tangan dan sepatu boot saat berkegiatan di area yang rawan terkontaminasi leptospirosis.
"Saya berpesan kepada seluruh masyarakat Jawa Timur, jika merasakan gejala tersebut segera periksakan diri ke fasilitas pelayanan kesehatan terdekat agar segera mendapatkan penanganan medis,” jelasnya.
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
epala Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Jatim, Erwin Astha Triyono juga mengimbau masyarakat untuk meningkatkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) saat musim hujan, khususnya bagi masyarakat yang tinggal di daerah rawan banjir karena banyak penyakit yang dapat ditimbulkan, di antaranya leptospirosis.
"Kami juga telah menginstruksikan kepada Kepala Dinas Kesehatan kabupaten/ kota untuk meningkatkan Sistem Kewaspadaan Dini dengan pelaporan melalui SKDR yang sudah diverifikasi serta melakukan koordinasi/ jejaring dengan lintas program dan lintas sektor terkait dalam penanganan leptospirosis," ujarnya.
Advertisement