12 Sapi Mati, Peternak Kecewa Penanganan Wabah PMK di Tuban Lamban

Selama sepuluh hari tercatat ada 12 ekor sapi mati diduga akibat terjangkit penyakit mulut dan kuku (PMK) di Desa Pongpongan, Kecamatan Merakurak, Kabupaten Tuban.

oleh Ahmad Adirin diperbarui 07 Mar 2023, 16:05 WIB
Sejumlah warga mengubur sapi yang terjangkit PMK. (Adirin/Liputan6.com)

Liputan6.com, Tuban - Selama sepuluh hari tercatat ada 12 ekor sapi mati diduga akibat terjangkit penyakit mulut dan kuku (PMK) di Desa Pongpongan, Kecamatan Merakurak, Kabupaten Tuban.

Kondisi itu membuat masyarakat dan peternak resah karena penularan virus PMK kian meluas. Bahkan, peternak sapi menilai kinerja Dinas Ketahanan Pangan, Peternakan dan Pertanian (DKPPP) Kabupaten Tuban terkesan lamban dalam mencegah penyebaran virus tersebut.

“Pihak dinas lamban sekali apa yang dikerjakan, responnya lambat,” ungkap kekecewaan Ikhsanul Amal, salah satu peternak sapi asal Desa Pongpongan, Senin (6/3/2023).

Kekecewaan peternak sapi itu dilampiaskan dengan mendatangi kantor DKPPP Tuban. Disana, mereka bersama teman-temannya mempertanyakan komitmen dinas setempat dalam menangani atau mencegah virus PMK di Tuban.

“Kondisi apa yang ada di lapangan kita sampai secara langsung agar segera di tindaklanjuti,” jelas Ikhsanul Amal di depan kantor DKPPP Tuban.

Ia pun mengaku kecewa atas kinerja dinas dalam penanganan pencegahan PMK di Dusun Koro, Desa Pongpongan yang kian meluas. Sebab, sejak tahun kemarin sampai sekarang di dusunnya belum pernah mendapatkan penyuluhan, penyemprotan disinfektan, dan penyuntingan vaksinasi PMK ke hewan ternak milik masyarakat.

“Pada bulan Agustus 2022 pihak desa telah mengajukan vaksinasi tapi sampai sekarang belum ada realisasi dari dinas,” terang Ikhsanul Amal.

Padahal ia membeberkan banyak hewan ternak di desanya yang terkenal penyakit PMK. Bahkan, sepuluh hari terakhir ini tercatat sudah ada 12 ekor sapi mati akibat terjangkit virus PMK tetapi belum ada penanganan serius dari dinas.

“Ada 12 sapi yang mati, terjangkit ada sekitar 50 sapi. Rata-rata hewan ternak kena penyakit kuku, mulut, dan cacar belum ada. Itu data sepuluh hari terakhir di satu dusun,” tegas pemuda Dusun Koro itu.


Respons Dinas Tuban

RPH Surabaya menolak hewan dari daerah suspect PMK. (Dian Kurniawan/Liputan6.com). 

Ia pun bercerita jika hewan ternak sapi miliknya telah mati akibat terjangkit PMK. Saat itu, gejalanya hewan ternak tidak mau makan dan kejang-kejang sampai mati.

“Harga sapi saya yang mati sekitar 30 juta, gejalanya kuku, mulut dan tidak mau makan. Sampai kejang-kejang langsung mati,” terangnya.

Terkait kondisi itu, dia menambahkan petugas dinas akan memberikan vaksinasi PMK terhadap hewan ternak yang ada di Dusun Koro berdasarkan pertemuan tadi. Harapannya, janji dinas tersebut segera direalisasikan karena masyarakat dan peternak sudah membutuhkan vaksinasi PMK.

“Hasil mediasi ini pihak dinas ingin memberikan vaksin ke dusun Koro. Harapannya bisa terealisasikan. Karena kita butuh vaksinasi PMK,” jelasnya.

Sementara itu, pihak dinas setempat telah mencatat apa yang menjadi keluhan masyarakat. Termasuk, keluhan itu akan langsung ditindaklanjuti dengan menerjunkan tim ke lokasi untuk mencegah agar PMK tidak meluas.

“Besok langsung saya pantau,” terang Edi Sunarto, Sekretaris DKPPP Kabupaten Tuban.

Infografis Ragam Tanggapan Pengendalian PMK dan Vaksinasi Hewan Ternak. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya