Jerman Akan Larang Operator Seluler Pakai Perangkat 5G dari Huawei dan ZTE

Pemerintah Jerman akan melarang operator seluler menggunakan komponen atau perangkat tertentu dari Huawei dan ZTE dalam jaringan 5G mereka.

oleh Iskandar diperbarui 07 Mar 2023, 19:30 WIB
Huawei (Foto: Huawei)

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah Jerman akan melarang operator seluler menggunakan komponen atau perangkat tertentu dari Huawei dan ZTE dalam jaringan 5G mereka.

Larangan itu dapat mencakup komponen yang sudah dibangun ke dalam jaringan, yang mengharuskan operator untuk menghapus dan menggantinya. Demikian laporan Zeit Online, mengutip sumber pemerintah.

Terait hal ini, pemerintah yang sekarang berada di tengah evaluasi ulang atas hubungannya dengan mitra dagang utama China, belum memberikan keterangan resmi. Namun, sebuah sumber mengonfirmasi laporan itu kepada Reuters.

Sumber tersebut mengatakan, hubungan dekat mereka dengan layanan keamanan atau perusahaan China (Huawei dan ZTE), sama saja memberikan keleluasaan mata-mata China dan bahkan akses sabotase ke petak infrastruktur penting.

Huawei, ZTE, dan pemerintah China membantah klaim tersebut, dengan mengatakan bahwa mereka ingin memberikan dukungan kepada rival non-China.

Seorang juru bicara Huawei tidak mengomentari spekulasi tentang kemungkinan larangan penggunaan komponen tertentu, dan menegaskan perusahaan memiliki "catatan keamanan yang sangat baik" selama 20 tahun mengirimkan teknologinya ke Jerman dan seluruh dunia.

Sementara ZTE, sebagaimana dikutip dari Reuters, Selasa (7/3/2023), belum memberikan keterangan resmi.

Jerman mengeluarkan undang-undang keamanan TI pada tahun 2021 yang menetapkan aturan tegas bagi pembuat peralatan telekomunikasi untuk jaringan generasi berikutnya, tetapi berhenti melarang Huawei dan ZTE seperti yang telah dilakukan beberapa negara lain.

Sebuah laporan baru menunjukkan bahwa Jerman sebenarnya menjadi lebih bergantung pada Huawei untuk peralatan jaringan akses radio (RAN) 5G ketimbang jaringan 4G, meskipun operator telah menghindari penggunaan teknologi perusahaan untuk jaringan inti.

Zeit Online melaporkan badan keamanan siber pemerintah dan kementerian dalam negeri selama berbulan-bulan telah memeriksa apakah ada komponen dalam jaringan 5G yang berkembang dapat membahayakan keamanan Jerman.

"Survei tersebut belum secara resmi diakhiri, tetapi hasilnya sudah jelas," tulis surat kabar itu, mengutip sumber-sumber pemerintah.

Pemerintah akan melarang operator menggunakan elemen kontrol tertentu dari Huawei dan ZTE di jaringan 5G.


Huawei Diduga Lacak Pengunjung MWC 2023

Pekerja menguji kontrol robot kembar digital 5G XR dengan Kacamata VR selama Mobile World Congress 2023 di Barcelona, Spanyol, Rabu, 1 Maret 2023. Setelah tiga tahun mengalami gangguan akibat pandemi, MWC dimulai pada hari Senin di Barcelona dengan menghadirkan para produsen ponsel yang memamerkan perangkat baru dan para eksekutif industri telekomunikasi serta peralatan dan perangkat lunak jaringan terbaru. (AP Photo/Joan Mateu Parra)

Pameran teknologi seluler dan gadget Mobile World Congress 2023 tentu menjadi edisi MWC paling menarik dalam tiga tahun terakhir, setelah pandemi mereda. 

Namun, ada sebuah kontroversi baru dalam pergelaran MWC 2023 yang melibatkan Huawei. Kali ini, Huawei kembali berada dalam masalah.

 

Mengutip Gizchina, Senin (6/3/2023), Huawei diduga melakukan perilaku yang tidak biasa selama berlangsungnya MWC 2023. Meski tengah melakukan berbagai upaya agar bisa pulih dari larangan dan sanksi AS, Huawei kini dituding melacak pengunjung MWC 2023.

Asal Muasal Tudingan

Sekadar informasi, menurut laporan, mereka yang mengunjungi stan raksasa Huawei di MWC 2023 diwajibkan mengembalikan badge dan lanyard setelah pergi. Namun, ada sejumlah pengguna yang pergi begitu saja, dengan lanyard masih menempel di tubuhnya.

Lanyard tersebut rupanya memiliki sebuah wadah plastik kecil yang seharusnya tidak dibongkar. Beberapa orang berasumsi, tampilan tersebut seolah mengajak orang untuk membongkar lanyard tersebut.

Ada Chip di Lanyard

Beberapa pengguna pun memutuskan untuk membongkarnya. Rupanya mereka terkejut karena menemukan sebuah chip elektronik kecil, jenis low-signal yang mungkin dipakai untuk melacak pergerakan.

Salah satu kemungkinannya adalah Huawei menggunakan teknologi Beacon di stan-nya. Hal tersebut bergantung pada sinyal berdaya rendah untuk melacak jarak hingga 70 meter.


Diklaim Untuk Lihat Ketertarikan Pengunjung di MWC

Huawei P50 Pro (Liputan6.com/ Agustin Setyo W).

Namun, apa gunanya memakai teknologi tersebut di MWC 2023 dan tanpa persetujuan pengguna? Jadi kemungkinan chip yang ada di lanyard itu hanya untuk mengumpulkan data dan memeriksa minat pengguna.

Bagian belakang badge Huawei tersebut mengacu pada pengelolalan radio area lokal, untuk membantu pelacakan.

"Kami menggunakan teknologi RFID dan Bluetooth untuk mengumpulkan waktu gesek Kartu Huawei di pintu masuk area pameran Huawei, informasi real-time dan lama tinggal pengunjung di booth. Informasi akan dikumpulkan dan diproses hanya untuk tujuan memeriksa minat pengunjung terhadap produk Huawei dan meningkatkan kualitas pelayanan," kata pihaknya.

Sementara itu, Light Reading mengontak Huawei. Pihak Huawei mengatakan, pihaknya memberikan badge yang hanya bisa dipakai di booth dan dikembalikan ketika pengunjung keluar arena MWC.

"Tidak perlu (kami) melacak lokasi," kata pihak Huawei.


Sebagian Pengunjung Kesal

Huawei MatePad untuk nonton Netflix (Liputan6.com/ Agustin Setyo W)

Bagaimana pun tidak mengherankan bahwa hal ini membuat beberapa pengguna marah. Banyak yang mengkritik Huawei karena kurangnya transparansi.

Situasi Huawei bahkan lebih buruk mengingat Huawei telah beberapa kali dituding memasang backdoor pada software-nya dan mengirim data pengguna ke Tiongkok.

Huawei menyangkal semua tudingan tersebut, namun hal ini tidak cukup mencegah AS memberi banyak sanksi ke perusahaan.

Situasi ini juga memalukan bagi GSMA, meski Huawei menyangkal ada kesalahan pelacakan lokasi, timbul masalah gara-gara hal ini. 

"Ini tudingan serius, mereka akan diselidiki tetapi belum ada detail apa pun," katanya.


Tanggapan GSMA

Para pekerja Mobile World Congress (MWC) 2020 duduk di luar lokasi pameran di Barcelona, Spanyol, Kamis (13/2/2020). Penyelenggara MWC 2020, GSMA, batal menggelar pameran telekomunikasi terbesar di dunia tersebut karena ancaman virus corona. (AP Photo/Emilio Morenatti)

Mengingat lokasi penyelenggaraan MWC di Barcelona, Spanyol, ada juga aturan di Eropa yang memberikan perlindungan bagi pengguna.

Misalnya, Perlindungan Data Umum mengatakan, individu memiliki hak untuk mengetahui informasi apa yang dikumpulkan tentang dirinya. Uni Eropa juga perlu mengetahui tujuan pengumpulan dan bagaimana akan dipakai.

Tentunya, cukup mengejutkan melihat sebuah chip ada di dalam lanyard. Namun, mengingat Huawei ingin si pengguna mengembalikan lanyard tersebut setelah keluar dari area, kemungkinan brand ini hanya memakai cara tersebut untuk melacak pergerakan selama ada di MWC.

Evaluasinya pun masih ditunggu. Terlepas dari itu, Huawei memiliki presensi yang cukup baik di MWC 2023.


Infografis Huawei Masuk Daftar Hitam Amerika Serikat. (Liputan6.com/Abdillah)

Infografis Huawei Masuk Daftar Hitam Amerika Serikat. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya