Liputan6.com, Jakarta Setiap individu memiliki keunikan dari sisi kesehatan. Keunikan ini dipengaruhi oleh 0,01 persen variasi genetik yang menjadikan setiap orang berbeda.
Hal ini disampaikan dokter spesialis gizi klinik Eva Kurniawati dalam peluncuran aplikasi kesehatan U by Prodia, Selasa 7 Maret 2023.
Advertisement
Keunikan di setiap individu membuat setiap orang memiliki kondisi tubuh dan kebutuhan perawatan berbeda.
“Jadi, perawatannya beda enggak antara satu orang dengan orang yang lainnya? Jelas berbeda ya,” ujar Eva.
Meski individu memiliki keunikan masing-masing, tantangan kesehatan masyarakat cenderung sama.
Eva menyampaikan laporan Global Burden of Disease soal kondisi kesehatan di Indonesia menurut data yang dihimpun hingga 2019 dan dirilis tahun ini. Untuk saat ini, tantangan kesehatan di Indonesia adalah triple burden disease atau tiga beban penyakit. Ini mencakup tingginya penyakit infeksi, meningkatnya penyakit tidak menular (PTM), dan kembalinya penyakit yang sudah teratasi.
“Kalau kita lihat penyakit tidak menular sudah semakin besar. Ada stroke, penyakit jantung iskemik, kanker, diabetes, penurunan fungsi ginjal, dan lain-lain.”
Penyakit-penyakit di atas membuat beban BPJS Kesehatan menjadi lebih berat. Semakin lama, pembiayaan kesehatan semakin naik.
Kondisi ini diperparah dengan kasus stunting yang sedang hangat diperbincangkan di Indonesia. Anak-anak yang mengalami stunting di kemudian hari berisiko mengalami penyakit tidak menular.
Bisa Dicegah
Kabar baiknya, penyakit-penyakit tidak menular ini bisa dicegah. Pencegahan dapat dimulai sejak bayi berada di dalam kandungan.
Pencegahan bisa dengan memperbaiki pola makan, aktivitas fisik, dan menghentikan kebiasaan buruk seperti merokok dan minum alkohol.
Mengubah pola hidup dapat membantu tubuh terhindar dari penyakit-penyakit tidak menular yang tidak diinginkan. Eva menyarankan, jika tubuh mulai kelebihan berat badan, maka hal utama yang dilakukan bukan mengonsumsi obat tapi menurunkan berat badan dengan pola hidup sehat.
Advertisement
Periksa Berkala
Selain menerapkan gaya hidup sehat, Eva juga menyarankan masyarakat untuk melakukan pemeriksaan kesehatan berkala.
“Minimal ceknya gula darah dan kolesterol, cek juga tinggi dan berat badan atau komposisi tubuh.”
Hal lain yang tak boleh luput dari pengecekan adalah cek lingkar perut. Ini terkait dengan kondisi obesitas yang bisa memicu peningkatan risiko berbagai penyakit kronis.
“Kemudian, hindari paparan asap rokok, hati-hati menjadi perokok pasif, dan rajin olahraga. Rajin olahraga bisa menurunkan risiko diabetes 40 persen, jadi harus konsisten rajin olahraga.”
Istirahat Cukup dan Kelola Stress
Langkah pencegahan selanjutnya adalah istirahat yang cukup. Seiring dengan bertambahnya usia, waktu tidur cenderung menjadi pendek.
“Tapi usahakan kualitas tidurnya tetap terjaga karena kalau di usia produktif terus kurang tidur nanti bisa bersinggungan dengan ini (penyakit tidak menular).”
Hal yang tak kalah penting adalah mengelola stres untuk menjaga kesehatan jiwa. Karena ini berkaitan langsung dengan kesehatan fisik.
“Terakhir kita kelola stresnya. Jadi kesimpulannya, bahwa untuk mencapai kondisi sehat dari setiap kita, kita perlu upaya. Sehat itu anugerah dari Tuhan, tapi untuk menjaga kesehatan itu kita perlu mengupayakannya.
“Untuk mencapai wellness kita perlu untuk mengenal diri kita lebih baik, sekarang ini sudah banyak sekali fasilitas yang bisa kita pakai, mulai dari pemeriksaan tetap dan dengan adanya aplikasi saya rasa itu sangat mempermudah hidup kita di era sekarang ini,” pungkasnya.
Advertisement