Liputan6.com, Roma - Usulan Menteri Kesehatan Italia Orazio Schillaci untuk memperluas larangan merokok mencakup area luar bar dan taman memicu kemarahan dari rekan sesama menteri sayap kanan. Ia kemudian dicap komunis.
Orazio, seorang teknorat tanpa afiliasi partai, mengatakan pada Januari bahwa dia akan menindak keras rokok, termasuk rokok elektrik, yang banyak digunakan oleh remaja.
Advertisement
Menurut laporan surat kabar La Stampa pada Senin (6/3/2023), aturan baru tersebut akan mencakup area luar bar dan halte transportasi umum.
"Larangan juga akan diperluas ke taman jika ada wanita hamil dan anak-anak," katanya seperti dikutip dari Channel News Asia, Rabu (8/3).
Menteri Kebudayaan Junior Vittorio Sgarbi menyebut pandangan Schillaci "mengintimidasi". Larangan semacam itu, menurut Sgarbi, justru akan mendorong orang untuk merokok.
"Ini adalah tipikal rezim komunis yang otoriter dan diktator," kata Sgarbi kepada kantor berita AdnKronos.
Wakil Perdana Menteri Matteo Salvini juga mengeluarkan pernyataan senada. Ia mengatakan larangan rokok elektrik di ruangan terbuka merupakan hal yang "dibesar-besarkan".
"Rokok elektrik membantu banyak orang untuk meninggalkan rokok biasa," tambahnya.
Salvini sendiri dilaporkan sudah berhenti merokok empat tahun lalu.
12,4 Juta Orang di Italia Perokok
Italian National Institute of Health (ISS), institut kesehatan top Italia, mengatakan bahwa tahun lalu sekitar 24 persen orang dewasa Italia adalah perokok atau sekitar 12,4 juta orang. Itu merupakan persentase tertinggi yang tercatat sejak 2009.
Asosiasi kesehatan Fondazione Umberto Veronesi memperkirakan setidaknya 43.000 orang meninggal di Italia setiap tahun karena alasan terkait asap.
Usulan Menkes Schillaci harus disetujui oleh kabinet sebelum diteruskan ke parlemen.
Advertisement