Pertempuran di Bakhmut Capai Tingkat Ketegangan Tertinggi, Ukraina Tegaskan Tidak Akan Mundur

Analis menilai bahwa Bakhmut memiliki nilai strategis yang kecil, tetapi telah menjadi titik fokus bagi komandan Rusia yang berjuang untuk menyampaikan berita positif ke Kremlin.

oleh Khairisa Ferida diperbarui 07 Mar 2023, 16:01 WIB
Foto 1: Warga setempat berbincang di sebuah jalan di Chasiv Yar, dekat Bakhmut pada 28 Februari 2023. Pihak berwenang Ukraina mengatakan pada 28 Februari, pasukannya berada di bawah tekanan di Bakhmut, sebuah kota yang hampir hancur di wilayah Donetsk timur yang telah berusaha direbut Rusia selama berbulan-bulan. (Dimitar DILKOFF/AFP)

Liputan6.com, Kyiv - Operasi untuk mempertahankan Bakhmut akan terus berlanjut dan keputusan didukung oleh para jenderal senior. Hal tersebut ditegaskan oleh Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky.

Presiden Zelensky mengatakan dalam pidatonya bahwa dia telah mendiskusikan Bakhmut dengan para jenderal senior.

"Respons mereka bukan untuk mundur, tetapi untuk memperkuat (pertahanan kami)," katanya seperti dilansir BBC, Selasa (7/3/2023).

"Komando dengan suara bulat mendukung posisi ini. Tidak ada posisi lain. Saya mengatakan kepada panglima tertinggi agar mencari pasukan yang tepat untuk membantu orang-orang kita di Bakhmut."

Komentar Zelensky muncul menyusul laporan surat kabar Jerman Bild yang mengutip sumber pemerintah Ukraina bahwa Panglima Angkatan Bersenjata Valery Zaluzhny tidak setuju dengan Zelensky dan merekomendasikannya mundur dari Bakhmut.

Menurut surat kabar itu, sebagian besar pembela HAM memiliki pandangan yang sama dengan Zaluzhny.

Analis Barat pada akhir pekan lalu memprediksi bahwa Ukraina mungkin menarik sebagian pasukannya seiring dengan semakin dekatnya pasukan Rusia ke Bakhmut. Wakil Wali Kota Oleksandr Marchenko pekan lalu mengatakan bahwa Rusia belum menguasai kota tersebut.

Rusia telah berupaya merebut Bakhmut selama berbulan-bulan.

Sementara itu, pemimpin kelompok tentara bayaran Wagner Yevgeny Prigozhin dilaporkan mengeluhkan kurangnya amunisi di tengah gesekan antara pasukannya dan pasukan reguler Rusia.

Dia juga mengatakan perwakilannya telah dilarang dari markas militer Rusia.


Titik Fokus Rusia

Seorang wanita berusaha menutupi jendela yang pecah dengan menempelkan selembar plastik setelah penembakan di Chasiv Yar, dekat Bakhmut pada 28 Februari 2023. Militer Ukraina mengatakan pada hari Selasa, Rusia menggempur permukiman di sekitar Bakhmut yang memiliki populasi sebelum perang sekitar 70.000 orang, namun kini menjadi reruntuhan. (Dimitar DILKOFF/AFP)

Analis menilai bahwa Bakhmut memiliki nilai strategis yang kecil, tetapi telah menjadi titik fokus bagi komandan Rusia yang berjuang untuk menyampaikan berita positif ke Kremlin.

Perebutan kota itu dinilai akan membawa Rusia sedikit lebih dekat ke tujuannya untuk mengendalikan seluruh wilayah Donetsk, satu dari empat wilayah di Ukraina timur dan selatan yang dicaplok September lalu.

Komandan Angkatan Darat Ukraina Jenderal Oleksandr Syrsky yang dikutip oleh surat kabar Ukrainska Pravda dalam kunjungan ke garis depan perang pada Minggu (5/3) mengatakan bahwa pertempuran di Bakhmut telah mencapai "tingkat ketegangan tertinggi".

"Musuh telah mengerahkan pasukan Wagner ekstra ke dalam pertempuran," katanya. "Pasukan kami dengan berani mempertahankan posisi kami di utara Bakhmut, berusaha mencegah pengepungan kota."

Infografis 1 Tahun Perang Rusia - Ukraina, Putin Tangguhkan Perjanjian Senjata Nuklir dengan AS. (Liputan6.com/Trieyasni)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya