Dukung OJK Genjot Literasi Keuangan, CIMB Niaga Sasar Pelajar

Berdasarkan hasil Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan 2022 dari OJK, tingkat literasi keuangan masyarakat Indonesia naik menjadi 49,68 persen dibanding tahun 2019 diposisi 38,03 persen.

oleh Liputan6.com diperbarui 07 Mar 2023, 21:12 WIB
PT Bank CIMB Niaga Tbk (CIMB Niaga) terus mendukung Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan turut berkontribusi dalam meningkatkan literasi dan inklusi keuangan pelajar di Indonesia melalui Program Literasi Keuangan (PLK) yang dilakukan Lembaga Jasa Keuangan.

Liputan6.com, Jakarta Berdasarkan hasil Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan 2022 dari OJK, tingkat literasi keuangan masyarakat Indonesia naik menjadi 49,68 persen dibanding tahun 2019 diposisi 38,03 persen.

PT Bank CIMB Niaga Tbk (CIMB Niaga) terus mendukung Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan turut berkontribusi dalam meningkatkan literasi dan inklusi keuangan pelajar di Indonesia melalui Program Literasi Keuangan (PLK) yang dilakukan Lembaga Jasa Keuangan.

Sepanjang 2022, CIMB Niaga telah melaksanakan PLK secara daring kepada 10.252 pelajar dari 146 sekolah di 50 kota. Selaras dengan Program Satu Rekening Satu Pelajar (KEJAR) dari OJK, CIMB Niaga juga telah mendukung pembukaan Tabungan Simpanan Pelajar (SimPel) sebanyak 4.968 rekening.

Secara keseluruhan, sejak 2011 hingga akhir 2022 PLK CIMB Niaga telah menjangkau 79.627 pelajar sekolah dasar dan menengah di berbagai kota di Indonesia.

Direktur Compliance, Corporate Affairs and Legal CIMB Niaga Fransiska Oei menyatakan CIMB Niaga memberikan bekal pengetahuan dan pengalaman mengenai pengelolaan keuangan sesuai usia peserta.

Program Tour de Bank (TDB) untuk memperkenalkan fungsi perbankan dan manfaat menabung ditujukan bagi pelajar SD, sementara bagi pelajar SMP dan SMA lewat Program Ayo Menabung dan Berbagi (AMDB) dengan materi perencanaan keuangan dan berbagai fitur unggulan OCTO Mobile.

“Kami berharap para pelajar dapat menanamkan kebiasaan pengelolaan keuangan dan menabung sejak dini. Disiplin menabung dan bijak menggunakan uang tentunya akan sangat membantu anak-anak kita menghadapi masa depan,” kata Fransiska dikutip Selasa (7/3/2023)

 

 


Dukung Program OJK

Ilustrasi OJK (Liputan6.com/Andri Wiranuari)

Lebih lanjut Fransiska menyampaikan PLK CIMB Niaga ditujukan untuk mendukung program OJK sekaligus strategi bisnis Bank khususnya dalam meningkatkan portofolio tabungan.

Selama tiga tahun terakhir ini, Perusahaan memperluas PLK kepada para guru dengan memberikan pelatihan pengelolaan keuangan. Ada 403 tenaga pendidik dari sekolah-sekolah yang telah berpartisipasi sebagai peserta kegiatan AMDB dan TDB 2022. Di tahun 2023, Program Literasi dan Inklusi Keuangan akan diselenggarakan di 22 kota dan menjangkau 78 sekolah.

Atas partisipasi aktif CIMB Niaga mendukung edukasi dan inklusi keuangan pelajar, OJK memberikan apresiasi KEJAR Award sebagai Bank Implementasi KEJAR Terbaik untuk kategori Bank Swasta Nasional. Penghargaan ini akan terus memacu Perusahaan dalam meningkatkan program literasi dan inklusi keuangan bagi masyarakat Indonesia.


Literasi Keuangan Rendah Bikin Masyarakat Rentan Terjebak Pinjol Ilegal

Direktur Utama Bank Fama, Tigor M. Siahaan berpose usai wawancara khusus dengan Liputan6.com di kawasan SCBD, Jakarta, Selasa (13/12/2022). (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Direktur Utama Superbank, Tigor M. Siahaan menyebut pengguna kartu kredit di Indonesia hanya sekitar 2 persen dari total penduduk 270 juta jiwa. Selain itu, penggunaan kartu debit di Indonesia juga masih terbatas.

"Orang yang punya kartu kredit di Indonesia hanya 2 persen, yang pakai debit card juga masih terbatas," kata Tigor dalam acara SPARK Indonesia Banking & Finance Summit 2023 di Hotel Kempinski, Jakarta Pusat, Senin (27/2).

Tigor menjelaskan masih minimnya penggunaan kartu kredit di Tanah Air bukan berarti masyarakat Indonesia tidak memiliki utang. Sebaliknya, mereka justru terjebak dalam pinjaman utang lain kepada saudara, tetangga, rentenir hingga pinjaman online atau pinjol ilegal.

"Tapi bukan berarti orang Indonesia enggak punya utang, enggak. Justru orang Indonesia jadi meminjam ke rentenir, saudara tetangga sampai pinjol ilegal," kata Tigor.

Bahkan, Tigor menyebut ada seorang pengemudi ojek online yang memiliki utang hingga Rp80 juta. Padahal utangnya semula pinjamannya hanya Rp12 juta.

"Ada yang terlilit utang sampai Rp80 juta dari awalnya Rp12 juta saja, ini menggulung terus di pinjol-pinjol," kata dia

Fenomena tersebut hanya sebagian contoh yang terjadi di masyarakat. Tigor menilai hal tersebut tidak terlepas dari minimnya literasi keuangan bagi masyarakat.

"Ini semua karena literasi keuangan kita yang masih rendah," kata dia.

Infografis: Persaingan Ketat, Ekosistem Bank Digital Harus Kuat (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya