Liputan6.com, Jakarta PT Bank Central Asia Tbk (BCA) menyelenggarakan pagelaran drama wayang berjudul “Hanoman: Ada Apa dengan Shinta?” dan pameran komik strip wayang yang melibatkan lebih dari 100 pemuda dan pelajar bertalenta, serta mencatat lebih dari 1.000 pengunjung yang berasal dari kalangan pelajar, mahasiswa, hingga pihak Kementerian/Lembaga.
Pagelaran dan pameran komik strip wayang ini diselenggarakan pada Ciputra Artpreneur, Jakarta Selatan, dan dibuka secara virtual oleh Nadiem Anwar Makariem, Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia, dan Jahja Setiaatmadja, Presiden Direktur BCA. Kegiatan ini juga dilaksanakan untuk menjadi acara puncak dari rangkaian program edukasi “Wayang for Student” dari BCA di tahun ini.
Advertisement
Program “Wayang for Student” telah diinisiasi BCA sejak tahun 2012, dengan menyasar dan melibatkan para pemuda, sebagai pemegang estafet dalam menjaga kebudayaan bangsa.
Kegiatan ini merupakan bagian dari misi besar BCA untuk membangun karakter masyarakat melalui penanaman pengetahuan akan pewayangan, sejarah, tradisi, makna kebudayaan turun-temurun, kearifan lokal dan menjaga keberlanjutan usaha pewayangan melalui penambahan jumlah pelaku/pelestari seni wayang dari generasi muda.
Direktur BCA Antonius Widodo Mulyono mengatakan, “Kami bangga karena selama 11 tahun Bakti BCA bisa mempertahankan komitmennya dalam mendukung pelestarian budaya wayang melalui program “Wayang for Student”.
Pada kesempatan ini, BCA juga berhasil memecahkan rekor MURI sebagai “Perusahaan dengan Kegiatan Pelestarian Wayang Terbanyak, di mana penghargaannya tadi diserahkan secara langsung oleh Bapak Jaya Suprana, Pendiri dan Ketua Umum MURI. Kami berterima kasih atas dukungan berbagai pihak dan respon positif dari masyarakat akan program tersebut.“
Pagelaran drama wayang yang berjudul “Hanoman: Ada Apa dengan Shinta” menampilkan karakter populer dari wiracarita Ramayana Hanoman yang dipresentasikan secara modern. Diiringi oleh lantunan orkestra gamelan yang memukau, penonton diajak mengikuti perjalanan Hanoman Sang Anjani Putra, kera sakti berbulu putih berkilau yang lahir dari rahim manusia yang penuh dengan ketidaksempurnaan.
Selama satu jam, pertunjukan tersebut memberikan pembelajaran moral melalui kisah Hanoman yang mencari kesempurnaan untuk kedamaian dunia, pengabdiannya terhadap Sri Ramawijaya, dan petualangannya dalam mencari keberadaan Dewi Shinta.
Pementasan ini dibintangi oleh lebih dari empat kelompok pemuda pelajar bertalenta peserta Wayang Youth Festival Award BCA kategori Sendratari, yaitu Sanggar Pendopo, Swagantara, Sanggar Paripurna, dan Wayang Studio. Secara total, terdapat lebih dari 100 pemuda yang terlibat, yang merupakan perwakilan dari kota Jakarta, Solo, Blitar dan Denpasar. Selama masa persiapan, mereka mendapatkan pelatihan dan bimbingan dari sanggar Swargaloka dan Ksatria. Setelah berlatih sekian lama di kota masing-masing, para pemain itu berkumpul di Jakarta dan menampilkan yang terbaik sebagai satu unit kesenian. Secara khusus, BCA juga melibatkan Sandrina Mazaya, seorang public figure dan penari jebolan sebuah ajang pencarian bakat.
Selain pagelaran drama wayang, juga diselenggarakan pameran komik strip karya dari 10 komikus terpilih yang merupakan peserta Wayang Youth Festival, keluarga karyawan BCA dan mahasiswa program DKV IKJ. Kesepuluh komikus sebelumnya telah mendapatkan pelatihan intensif dari Ario Anindito, yang juga merupakan komikus Marvel & DC Comic, dan Irwan Riyadi, seorang penggiat seni wayang dari yayasan Swargaloka.
Karya-karya terpilih ini tidak hanya dihadirkan untuk menumbuhkan kecintaan generasi muda pada wayang, namun juga mendukung pemajuan budaya dengan memanfaatkan ranah digital/teknologi, dan menjadi salah satu upaya BCA untuk menjaga keberlanjutan usaha pewayangan.
Senada dengan Restu Gunawan, Executive Vice President Corporate Communication & Social Responsibility BCA, Hera F. Haryn menyampaikan, “BCA menyadari bahwa generasi muda memegang peranan penting dalam pelestarian budaya Indonesia. Kami berharap upaya kami untuk mendukung pelestarian wayang dapat meningkatkan pemahaman mereka mengenai nilai-nilai teladan yang terkandung dalam kesenian ini dan membangkitkan semangat mereka untuk terus menjaga dan melestarikannya di masa depan.”