Liputan6.com, Singapura - Bursa saham Asia Pasifik anjlok pada perdagangan saham Rabu, (8/3/2023). Bursa saham Asia Pasifik tertekan setelah ketua bank sentral Amerika Serikat (AS) atau the Federal Reserve (the Fed) Jerome Powell memperingatkan suku bunga mungkin lebih tinggi dari perkiraan bank sentral.
Dikutip dari CNBC, pernyataan Jerome Powell tersebut memicu kekhawatiran kenaikan suku bunga lebih tinggi pada rapat the Fed berikutnya.
Advertisement
Di Australia, indeks ASX 200 merosot 0,82 persen seiring investor mencerna pidato Gubernur Bank of Australia Philip Lowe untuk menghentikan kenaikan suku bunga lebih lanjut setelah kenaikan suku bunga 25 basis poin sebelumnya.
Indeks Kospi Korea Selatan anjlok 1,18 persen, sedangkan indeks Kosdaq melemah 0,78 persen pada jam pertama perdagangan. Indeks Nikkei 225 merosot 0,13 persen dan indeks Topix susut. Sementara itu, futures Hang Seng berada di posisi 20.314, lebih rendah dari penutupan perdagangan Selasa, 7 Maret 2023 di posisi 20.534,4.
Di Amerika Serikat, wall street kompak tertekan setelah komentar Powell jika kekuatan data ekonomi terbaru menjamin pengetatan lebih cepat, the Fed akan siap untuk kerek suku bunga.
Penutupan Bursa Saham Asia Pasifik pada 7 Maret 2023
Sebelumnya, bursa saham Asia Pasifik bervariasi pada perdagangan saham Selasa, 7 Maret 2023 di tengah investor menunggu testimoni ketua bank sentral Amerika Serikat atau the Federal Reserve (the Fed) Jerome Powell di depan kongres pada pertemuan Selasa dan Rabu pekan ini. Hal ini seiring pelaku pasar mencari tahu langkah selanjutnya dari the Fed untuk memutuskan suku bunga acuan.
Dikutip dari CNBC, di Australia, indeks ASX 200 menguat 0,49 persen ke posisi 7.364,7. Bank sentral Australia menaikkan suku bunga overnight 25 basis poin menjadi 3,6 persen, dan catat posisi tertinggi sejak Juni 2012. Selain itu, Australia merilis surplus perdagangan pada Januari 2023.
Di Jepang, indeks Nikkei 225 menguat 0,25 persen menjadi 28.309, 16, dan indeks Topix bertambah 0,40 persen ke posisi 2.044,98. Indeks Kospi Korea Selatan menguat ke posisi 2.463,35. Indeks Kosdaq tergelincir 0,09 persen menjadi 815,76.
Indeks Hang Seng Hong Kong susut 0,66 persen. Di bursa saham China, indeks Shanghai terpangkas 1,1 persen dan indeks Shenzhen merosot 1,97 persen.
Inflasi Filipina tercatat naik 8,6 persen year on year pada Februari 2023. Di sisi lain, China akan rilis data perdagangan dan inflasi Thailand.
Advertisement
Penutupan Perdagangan Wall Street 7 Maret 2023
Sebelumnya, bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street alami aksi jual pada perdagangan saham Selasa, 7 Maret 2023. Wall street mengalami aksi jual setelah komentar dari ketua the Federal Reserve (the Fed) menyarankan suku bunga mungkin perlu naik lebih tinggi untuk waktu lebih lama.
Pernyataan Jerome Powell memicu kekhawatiran atas potensi kenaikan suku bunga lebih besar pada pertemuan kebijakan bank sentral berikutnya. Demikian dikutip dari CNBC, Rabu (8/3/2023).
Pada penutupan perdagangan wall street, indeks Dow Jones merosot 574,98 poin atau 1,72 persen ke posisi 32.856,46. Indeks S&P 500 terpangkas 1,5 persen ke posisi 3.986,37 dan di bawah level 4.000. Indeks Nasdaq turun 1,25 persen ke posisi 11.530,33.
Ketika indeks saham utama melemah, imbal hasil obligasi Amerika Serikat bertenor 2 tahun melonjak ke level tertinggi sejak 2007 sebesar 5 persen. Aksi jual saham pada perdagangan Selasa pekan ini membawa Dow Jones ke wilayah negatif pada 2023 dengan turun sekitar 0,9 persen. Indeks S&P 500 dan Nasdaq masing-masing naik 3,8 persen dan 10,2 persen pada 2023.
“Data ekonomi terbaru datang lebih kuat dari yang diharapkan, yang menunjukkan bahwa tingkat suku bunga akhir kemungkinan akan lebih tinggi dari yang diantisipasi sebelumnya,” ujar Powell dalam sambutannya di the Senate Banking, Housing and Urban Affairs Committee.
“Jika totalitas data menunjukkan pengetatan yang lebih cepat diperlukan, kami akan siap untuk meningkatkan laju kenaikan suku bunga,” ujar dia.
Komentar tersebut mengindikasikan the Fed dapat mempertimbangkan kenaikan suku bunga yang lebih besar dari kenaikan suku bunga 25 basis poin pada bulan lalu pada pertemuan rapat the Fed berikutnya pada 21-22 Maret 2023.
Saham Bank Melemah
Morgan Stanley juga menyebutkan kalau the Fed mengisyaratkan potensi kembalinya kenaikan suku bunga 50 basis poin pada pertemuan the Fed pada Maret 2023 tetapi tergantung pada kekuatan data ekonomi yang masuk.
Pernyataan Powell juga dapat berarti kalau tingkat suku bunga akan lebih tinggi dari perkiraan sebelumnya meski investor berharap the Fed akan segera menghentikan kenaikan suku bunga.
“Ini bukan berita yang mengejutkan, tetapi ini adalah pengingat yang kuat bagi pasar setelah reli begitu cepat,” ujar Analise Toro US Investment Callie Cox.
Ia menuturkan, prioritas utama the Fed menurunkan inflasi dan untuk alasan yang bagus. “Orang-orang mulai memperhitungkan inflasi yang terus menerus lebih tinggi, yang bisa menjadi skenario terburuk bagi investor jangka panjang dan menanggung risiko harga yang melonjak lebih tinggi,” kata dia.
Di sisi lain, saham bank memimpin koreksi seiring investor khawatir kenaikan suku bunga lebih lanjut akan mendorong ekonomi ke dalam resesi. Saham Wells Fargo merosot 4,7 persen. Saham Bank of America, Goldman Sachs, dan JPMorgan Chase masing-masing merosot sekitar 3 persen. Saham teknologi juga anjlok. Saham Apple, Alphabet dan Microsoft anjlok 1 persen.
Sementara itu, saham maskapai melawan tren penurunan pasar yang lebih luas setelah Departemen Kehakiman AS menggugat untuk memblokir akuisisi Spirit Airlines milik JetBlue. Saham United Airlines naik 3 persen. Sedangkan saham Delta dan American masing-masing naik 1,6 persen dan 1,5 persen.
Adapun komentar Powell menaikkan taruhan untuk laporan pekerjaan pada Februari 2023 yang keluar Jumat pagi, yang dapat menunjukkan pasar tenaga kerja yang tangguh. Ekonom berharap tambahan 225 ribu pekerjaan, berdasarkan survei Dow Jones.
Advertisement