Liputan6.com, Washington - Michelle Obama mengaku hancur tidak lama setelah meninggalkan pelantikan Donald Trump pada Januari 2017.
Mantan ibu negara Amerika Serikat itu dengan jujur berbagi perasaannya saat harus keluar dari Gedung Putih setelah tinggal di sana selama delapan tahun, terlebih mengingat "rumah" itu akan dihuni oleh Donald Trump dan keluarga.
Advertisement
"Saya menangis selama 30 menit, terisak tak terkendali karena itulah yang kami tahan bersama selama delapan tahun," kata Michelle, merujuk pada perjalanan terakhirnya dengan pesawat kepresidenan seperti dilansir CNN, Rabu (8/3/2023).
Sharing pengalaman Michelle itu datang melalui "The Light Podcast" miliknya, yang diluncurkan pada Audible Tuesday.
"Setelah penobatan, hari itu sangat emosional karena berbagai alasan. Kami meninggalkan rumah yang telah kami tinggali selama delapan tahun, satu-satunya rumah yang benar-benar diketahui oleh anak-anak kami," cerita Michelle. "Mereka ingat Chicago tetapi mereka menghabiskan lebih banyak waktu di Gedung Putih dibanding di mana pun. Jadi, kami mengucapkan selamat tinggal kepada staf dan semua orang yang membantu membesarkan mereka."
"Ada air mata, ada emosi. Tapi kemudian duduk di panggung itu dan melihat kebalikan dari apa yang kami tampilkan di layar – tidak ada keragaman, tidak ada warna di panggung itu, tidak ada cerminan dari rasa AS yang lebih luas," kata Michelle.
Perasaan Emosional
Dalam pernyataannya, Michelle juga mengecam penerus suaminya atas klaim kerumunan saat pelantikan.
Isu mengenai jumlah keramaian dalam pelantikan Donald Trump telah menjadi pembahasan panjang yang berlarut-larut.
Pasalnya, Donald Trump mengklaim kumpulan orang yang menghadirinya adalah yang terbesar yang pernah ada. Sementara kesaksian Michelle, bertentangan dengan klaim itu.
"Tidak banyak orang di sana. Kami melihatnya," kata Michelle, yang mengundang tawa dari penonton.
Advertisement