Liputan6.com, Jakarta Regulator Amerika Serikat (AS) diketahui tengah sedang dalam pembicaraan mendesak dengan Silvergate Capital untuk menemukan cara menyelamatkan bank kripto itu dari kemungkinan penutupan.
Melansir Cointelegraph, Rabu (8/3/2023), dilaporkan bahwa pada 7 Maret 2023, pejabat Korporasi Penjamin Simpanan Federal (Federal Deposit Insurance Corporation/FDIC) telah berdiskusi dengan manajemen untuk membahas upaya penyelamatan perusahaan.
Advertisement
FDIC adalah badan independen AS yang bertugas mengawasi lembaga keuangan untuk keamanan, kesehatan, dan perlindungan konsumen.
Tim audit FDIC tiba di kantor pusat perusahaan pada minggu lalu, dan sejak itu telah meninjau pembukuan dan catatan perusahaan. Namun, hingga saat ini belum ada hasil yang disepakati mengenai upaya penyelamatan perusahaan.
Saham Silvergate anjlok minggu lalu setelah perusahaan mengumumkan penundaan pengajuan laporan tahunan 10-K.
Pada saat itu, dikatakan perusahaan sedang mengevaluasi dampak dari volatilitas pasar dan beberapa kebangkrutan profil tinggi sepanjang 2022 atas kemampuannya untuk melanjutkan kinerja selama 12 bulan atau lebih ke depan.
Ketidakpastian atas situasi keuangan Silvergate telah menimbulkan kekhawatiran akan pengajuan kebangkrutan yang akan datang, yang dapat merugikan industri lainnya.
Saham Silvergate anjlok lebih dari 50 persen di New York Stock Exchange pada 2 Maret menjadi USD 5,72, sementara harga crypto terpukul secara keseluruhan.
Dalam 24 jam setelah pengumuman penundaan 10-K, Coinbase, Circle, Bitstamp, Galaxy Digital, dan Paxos mengumumkan pengurangan kemitraan dengan Silvergate.
MicroStrategy, Binance, dan Tether semuanya menolak eksposur yang berarti ke bank itu. Pada saat penulisan, saham Silvergate terpantau berada pada level USD 5,21, turun 70 persen selama sebulan terakhir.
Bank Kripto Silvergate Capital Kini Sedang Tertekan, Ini Penyebabnya
Silvergate Capital Corp mengumumkan ptelah membuat "keputusan berbasis risiko" untuk menghentikan jaringan pembayaran kripto Silvergate Exchange Network (SEN), pada Jumat 3 Maret 2023.
Langkah ini diambil dua hari setelah bank yang fokus pada aset digital tersebut meragukan kelangsungan bisnisnya.
"Dengan segera, Silvergate Bank telah membuat keputusan berbasis risiko untuk menghentikan jaringan pembayaran kripto Silvergate Exchange Network (SEN). Semua layanan terkait deposit masih beroperasi," ujar Silvergate dalam pernyataan yang diposting di situs webnya, dikutip dari Yahoo Finance, Senin (6/3/2023).
Silvergate menunda pengajuan laporan tahunan 10-K dengan Securities and Exchange Commission AS (SEC), yang menyebabkan harga sahamnya turun 31 persen dalam perdagangan pasca-bursa pada Rabu.
Saham bank tersebut pada Kamis pekan lalu mencapai rekor terendah, dengan penurunan lebih dari 97 persen dari level tertinggi sepanjang masa pada November 2021.
Silvergate Exchange Network adalah salah satu penawaran terpopuler bank, memungkinkan transfer 24 jam antara investor dan bursa kripto, tidak seperti transfer bank tradisional yang seringkali memakan waktu berhari-hari untuk diselesaikan.
Pada Rabu lalu, Silvergate memperingatkan dalam pengajuannya sedang mengevaluasi kemampuan operasionalnya sebagai bank yang beroperasi secara normal.
Bank tersebut juga mengungkapkan mereka telah menjual surat utang lebih banyak pada tahun ini dengan kerugian dan kerugian lebih lanjut dapat membuat bank tersebut "kurang terkapitalisasi".
Setelah peringatan tersebut, beberapa perusahaan kripto besar termasuk Coinbase Global Inc dan Galaxy Digital menghentikan kemitraan mereka dengan Silvergate.
Penerbit stablecoin Paxos dan Circle, bursa aset digital Cboe, dan bursa kripto Bitstamp dan Gemini juga memutuskan kemitraan mereka dengan Silvergate.
Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.
Advertisement