Dokter Pastikan Penyakit Stroke Dapat Diobati, Ini Syarat yang Harus Dilakukan

Syarat agar penyakit stroke dapat diobati dan pasien pun selamat

oleh Ade Nasihudin Al Ansori diperbarui 08 Mar 2023, 20:00 WIB
Brain check up di RS PON untuk mengetahui apakah seseorang menderita penyakit stroke atau tidak. Foto: Ade Nasihudin.

Liputan6.com, Jakarta - Tim Vaskuler Rumah Sakit Pusat Otak Nasional (PON) menyebut bahwa penyakit stroke dapat diobati.

"Stroke dapat diobati, terutama jika penanganannya dilakukan secepat mungkin setelah serangan terjadi," tim yang diwakili Ketua Indonesian Stroke Society (ISS), dr Adin Nulkhasanah SpS MARS, kepada Health Liputan6.com melalui pesan teks pada Selasa 7 Maret 2023.

Dijelaskannya bahwa penanganan medis segera sangat penting karena dapat membantu meminimalkan kerusakan otak dan memaksimalkan kemungkinan kesembuhan pasien stroke.

Adin lalu menambahkan bahwa penanganan stroke tergantung pada jenis stroke yang dialami. Stroke sendiri dapat terjadi akibat sumbatan pembuluh darah dan perdarahan di otak akibat pecah pembuluh darah.

Obat untuk Stroke

Pada stroke yang disebabkan oleh sumbatan pembuluh darah, Adin mengatakan bahwa obat-obatan pengencer darah dapat diberikan guna membantu melarutkan sumbatan dan memulihkan aliran darah ke otak.

Pada stroke yang disebabkan oleh perdarahan di dalam otak, intervensi bedah atau tindakan operasi bisa saja diperlukan untuk menghentikan perdarahan serta untuk mengurangi tekanan di dalam otak.

Rehabilitasi pada Pasien Stroke

Selain itu, rehabilitasi juga dapat membantu memulihkan fungsi atau kemampuan yang hilang atau terganggu akibat stroke. Misalnya, kemampuan berjalan, kemampuan berbicara, atau kemampuan gerakan pada tangan.

"Proses rehabilitasi atau neurorestorasi ini meliputi fisioterapi, terapi wicara, terapi okupasi, serta pendampingan psikologi," kata Adin.

"Jika Anda atau seseorang yang Anda kenal mengalami gejala stroke, sebaiknya segera mencari perawatan medis segera agar bisa mendapatkan evaluasi dan penanganan yang tepat," dia menekankan.


Tergantung Tingkat Keparahan dan Kecepatan Penanganan

Lebih lanjut Adin, menjelaskan, sembuhnya seseorang dari stroke bergantung pada tingkat keparahan stroke serta kecepatan waktu penanganan medis yang diterima setelah mengalami serangan.

"Beberapa orang dapat pulih sepenuhnya dari stroke, sementara yang lain mungkin saja memiliki gangguan fungsi yang menetap," katanya.

Salah satu gangguan yang bisa timbul akibat stroke adalah gangguan pendengaran. Umumnya, gangguan pendengaran akibat stroke dapat membaik dalam hitungan beberapa minggu hingga enam bulan setelah terkena serangan stroke.


Gejala Gangguan Pendengaran Akibat Stroke

Gangguan pendengaran pada stroke dapat berupa hilangnya kemampuan untuk mendengar. Bisa juga hilangnya kemampuan untuk memahami atau memproses suara dengan baik.

Gejala lain yang dapat terjadi pada gangguan pendengaran yang disebabkan oleh stroke meliputi kesulitan dalam membedakan suara, tinnitus atau bunyi berdengung di telinga, dan kesulitan dalam menentukan datangnya arah suara.

"Penting untuk dicatat bahwa gangguan pendengaran dapat menjadi bagian dari gejala stroke, tetapi tidak semua gangguan pendengaran disebabkan oleh stroke," kata Adin.


Enam Cara Mencegah Stroke

Kabar baiknya, penyakit stroke dapat dicegah. Setidaknya ada enam cara yang bisa dilakukan untuk mencegah stroke yakni:

Menjaga tekanan darah agar tidak tinggi

Tekanan darah tinggi merupakan faktor risiko utama stroke. Jadi, penting untuk memantau tekanan darah dan mengambil langkah-langkah untuk menjaga tekanan darah dengan cara mengatur pola makan, membatasi konsumsi garam, olahraga teratur, dan menghindari merokok.

Mengelola kolesterol dengan baik

Kolesterol tinggi dalam darah dapat memicu pembentukan plak/sumbatan pada dinding arteri, yang dapat meningkatkan risiko stroke.

“Oleh karena itu, penting untuk memantau kadar kolesterol dan mengambil langkah-langkah untuk mengelolanya seperti dengan mengatur pola makan sehat dan berolahraga secara teratur,” kata Adin.

Hidup sehat dan aktif

Gaya hidup sehat seperti berolahraga teratur, menghindari merokok, dan membatasi konsumsi alkohol dapat membantu mengurangi risiko stroke.


Pencegahan Selanjutnya

Pencegahan selanjutnya yang bisa dilakukan adalah:

Makan makanan sehat

Makan makanan sehat yang kaya serat, buah-buahan, sayuran, dan biji-bijian dapat membantu menjaga kesehatan jantung dan otak.

Mengelola gula darah dengan baik

Diabetes dapat memicu kerusakan pada pembuluh darah dan meningkatkan resiko terjadinya stroke. Oleh karena itu, penting untuk mengontrol gula darah melalui pengaturan pola makan yang baik serta berolahraga teratur.

Menjaga berat badan yang sehat

Berat badan berlebih dan obesitas meningkatkan risiko stroke. Menjaga berat badan yang sehat melalui pola makan sehat dan berolahraga teratur dapat membantu mengurangi resiko stroke.

Infografis gejala dan penyebab stroke. Source: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya