9 Maret 1976: Kereta Gantung Italia Terputus, 43 Orang Tewas Satu Selamat

Sebanyak 43 orang tewas dalam kecelakaan kereta gantung Cavalese di Italia. Satu orang berhasil selamat dalam keadaan terluka parah.

oleh Yasmina Shofa Az Zahra diperbarui 09 Mar 2023, 06:00 WIB
Kereta gantung di Pegunungan Alpen Austria. Longsor terjadi di gunung Trittkopf setinggi 2.700 meter (9.000 kaki) sekitar pukul 15.00 waktu setempat pada hari Minggu. (Kerstin Joensson/AFP)

Liputan6.com, Trento - Tepat 47 tahun lalu terjadi kecelakaan kereta gantung di Italia yang menewaskan 43 orang termasuk di dalamnya 15 orang anak-anak.

Mengutip dari BBC, Rabu (8/3/2023), kecelakaan kereta gantung itu jadi yang terparah dalam sejarah dunia dan terjadi di resor ski Cavalese dekat Trento, Gunung Dolomite, Italia.

Kereta gantung jatuh ke lereng gunung hingga ke tepi Sungai Avisio dari ketinggian 700 kaki (213 meter) pada 9 Maret tahun 1976.

Sore hari itu, para penumpang hendak kembali dari lereng Gunung Alpe Cermis.

Saksi mata di stasiun terendah jalur kabel mengatakan, kabel lepas dan mobil mulai berayun dan kemudian jatuh saat kabel putus.

Saat kereta gantung menghantam tanah, logam berat penghubung kereta dan kabel menghancurkan atap kabin, kata para saksi dikutip dari The New York Times, Kamis (9/3/2023).

Logam berat yang merupakan rakitan gerbong dengan bobot tiga ton (3.000 kg) itu  menghancurkan kabin.

Menurut komandan pemadam kebakaran setempat, Signor Selle, beban tiga ton tersebutlah yang menjadi penyebab hampir semua penumpang kereta gantung tewas, kecuali satu orang yang terluka parah.

Para korban kecelakaan kereta gantung ini merupakan warga Italia, Jerman Barat, dan kemungkinan Belanda.

Anak di bawah umur yang tewas dalam tragedi tersebut rata-rata berusia tujuh sampai 15 tahun, termasuk di dalamnya tujuh pelajar berkewarganegaraan Austria.

Satu-satunya korban selamat adalah Alessandra Piovesan, gadis asal Milan (Italia) yang saat itu baru berumur 14 tahun. Ia dilarikan ke rumah sakit dalam keadaan kritis akibat luka dalam.

Seorang pria asal Venesia (Italia) Fabio Rustia, yang istri dan dua anaknya tewas dalam tragedi, dinyatakan menghilang. Usai ditemukan, jumlah korban yang sebelumnya 42 orang langsung diupdate menjadi 43 korban tewas.


Kereta Gantung Italia Terputus, Empat Petugas Dipenjara

Ilustrasi kereta gantung ski. (AP Photo/Vahid Salemi)

Signor Tanesini, insinyur yang bertanggung jawab terhadap insiden kecelakaan kereta gantung tersebut, mengatakan bahwa tidak ada sistem atau prosedur keselamatan jika jalur suspensi runtuh karena perusahaan konstruksi menganggap kecelakaan seperti itu tidak mungkin terjadi.

Kereta gantung yang dibangun sejak tahun 1966 ini memiliki dua rute dari Cavalese. 

Satu naik ke ketinggian 4.000 kaki (1.219 meter) dan rute lainnya mencapai puncak Gunung Cermis setinggi 6.000 kaki (1.829 meter).

Ahli mengatakan bahwa kabel jalur kereta sebelumnya telah dites dengan beban berkali lipat dari jika kabin terisi penuh.

Falck-Acciaierie e Ferriere Lombarde, perusahaan pembuat kereta gantung tersebut, mengatakan bahwa terdapat lekukan pada kabel yang putus dan tanda-tanda kabel panas akibat gesekan.

Hasil investigasi menyatakan bahwa kesalahan operasi dan pemeliharaan menjadi penyebab terjadinya tragedi mengenaskan ini.

Akhirnya, berdasarkan investigasi tersebut, empat orang petugas kereta gantung dipenjara.


Kereta Gantung Gunung Rinjani Mulai Dibangun, Dampak Ekonomi dan Lingkungan Jadi Perhatian Utama

Gunung Rinjani. Foto: Andi Jatmiko/ Liputan6.com.

Kereta gantung merupakan salah satu transportasi yang biasa dibangun di tempat-tempat wisata di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Kereta gantunng akan dibangun di wilayah Gunung Rinjani.

Proyek pembangunan kereta gantung pada Gunung Rinjani di Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB) akan segera terealisasi. Gubernur NTB, H Zulkieflimansyah memastikan peletakan batu pertama pembangunan kereta gantung Rinjani yang berlokasi di Desa Karang Sidemen, Kecamatan Batukliang Utara, Lombok Tengah, dimulai pada 18 Desember 2022.

Hal itu dikatakan Zulkieflimansyah usai menghadiri sidang paripurna istimewa dalam rangka HUT ke-64 NTB di Gedung DPRD NTB, Jumat malam, 16 Desember 2022.  Ia mengatakan proyek pembangunan kereta gantung Gunung Rinjani ini ditargetkan selesai dibangun pada 2025 mendatang.

Proses pembangunannya akan dilakukan secara bertahap. Tak hanya kereta gantung, nantinya akan diikuti pembangunan fasilitas yang lain. "Kalau ini jadi, NTB itu saya nggak bisa berlebihan bercerita. Tapi ini idenya bagus sekali," ucapnya, seperti dikutip dari Antara, 16 Desember 2022.

Menurut Bang Zul,sapaan akrabnya, pembangunan kereta gantung di Rinjani ini akan menjadi "milestone" atau tonggak pencapaian baru bagi pembangunan di provinsi itu.  "Detail desainnya, bagus sekali. Kalau terlaksana, ini akan menjadi "milestone" baru buat NTB. Kenapa? Karena investasinya sangat besar, perusahaannya sangat besar dan kereta gantung itu langkah awal saja," tuturnya.

Baca selengkapnya di sini...


Berdana Ratusan Miliar, Ini 3 Fakta Terkait Proyek Kereta Gantung Gunung Rinjani

Landskap keindahan Taman Nasional Gunung Rinjani saat pagi hari. (dok. Balai Taman Nasional Gunung Rinjani)

Proyek pembangunan kereta gantung pada Gunung Rinjani yang berada di Desa Lantan, Lombok Tengah, NTB, nampaknya akan segera terealisasi. Tak tanggung-tanggung pembangunan proyek kereta gantung tersebut dikatakan akan memakan dana hingga ratusan miliar rupiah dari berbagai investor di luar negeri.

Kereta gantung itu nantinya akan membentang hingga belasan kilometer. Meski begitu proyek ini sempat menuai kontra lantaran dinilai bisa merusak lingkungan yang ada di sekitar gunung Rinjani. Terlebih lagi, kawasan tersebut adalah geopark yang telah masuk UNESCO. Lantas, bagaimana dampak pembangunan tersebut terhadap lingkungan gunung rinjani? Berikut deretan fakta terkait pembangunan kereta gantung gunung Rinjani.

Berdana Ratusan Miliar

Kepala Dinas Penanaman Modal dan Layanan Terpadu Satu Pintu Provinsi NTB Muhammad Roem menyebut, proyek pembangunan kereta gantung tersebut rencananya akan didanai investor Tiongkok senilai Rp 600 miliar. Roem menyebutkan, dana itu akan digelontorkan melalui duta besar Tiongkok yang ada di Indonesia. Saat ini Pemda NTB Bersama Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan masih terus mengkaji soal analisis dampak lingkungan (AMDAL) terhadap pembangunan tersebut.

Baca selengkapnya di sini...

Infografis Risiko Bencana di Daerah Wisata. (Dok: Liputan6.com)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya