Depkes Membentuk Posko Pemantau Penyebaran Virus SARS

Seorang ibu masih menunggu hasil tes darah di RS Sulianti Saroso untuk memastikan terjangkit virus SARS. Mengantisipasi SARS, seluruh kegiatan pendidikan di Batam diliburkan hingga 6 April.

oleh Liputan6 diperbarui 02 Apr 2003, 23:17 WIB
Liputan6.com, Jakarta: Seorang ibu yang dicurigai terkena penyakit sindrom radang pernapasan akut (SARS) kini dirawat Rumah Sakit Sulianti Saroso di Kelapa Gading, Jakarta Utara. Pasien itu akan ditentukan benar-benar menderita penyakit misterius tersebut Kamis (3/4), setelah hasil tes darahnya selesai.

Kondisi pasien saat ini masih dalam keadaan baik. Dokter RS Saroso mengatakan, sang ibu kemungkinan tertular SARS dari anak laki-lakinya yang pulang dari Singapura awal pekan silam. Putranya dinyatakan sehat setelah diperiksa dan kini sudah kembali ke Singapura. Sang pasien berada di rumah sakit selama dua hari. Dia memeriksakan diri bersama anaknya karena mencurigai tanda-tanda penyakit yang mirip SARS.

Menyusul merebaknya wabah SARS, Departemen Kesehatan membentuk posko untuk memantau perkembangan penyebaran virus penyakit itu terutama dari tiga pelabuhan internasional dan sembilan bandar udara di Tanah Air. Hingga kini, posko tersebut baru menerima empat laporan berkaitan dengan penderita penyakit SARS. Posko ini berkantor di lantai tiga Gedung C Kompleks Direktorat Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan di Jalan Percetakan Negara 29, Jakarta Pusat.

Menurut pantauan SCTV di Bandara Soekarno-Hatta siang tadi, sebagian penumpang pesawat telah menggunakan masker untuk mengantisipasi menularnya virus SARS. Bahkan para penumpang diminta mengisi dan menyerahkan kartu kewaspadaan kesehatan kepada petugas karantina bandara [baca: Penumpang Bandara Soekarno-Hatta Diberi Kartu Waspada Kesehatan]. Bila dalam dua pekan setelah kedatangannya timbul gejala demam, tenggorokan gatal, dan pilek, mereka diharapkan segera ke dokter sambil menyerahkan salinan kartu tersebut. "Kalau ada gejala panas lebih dari 38 derajat Celcius, batuk, dan sesak napas, kita anggap kemungkinan SARS," ujar Kepala Kantor Karantina Kesehatan Bandara dokter Herbagyanto.

Dia menyatakan pihaknya terus memantau dan membuat surat rujukan ke RS Saroso kepada setiap penumpang yang diindikasi tertular virus mematikan itu. Sejauh ini, baru Uni Daspuni yang diduga terindentifikasi penyakit SARS. Tapi, setelah dibawa ke rumah sakit, tenaga kerja Indonesia yang baru kembali dari Taiwan ini diperkenankan pulang karena belum ada alasan untuk memasukkannya ke karantina.

Dari Batam, pemerintah kota setempat meliburkan seluruh kegiatan pendidikan dari sekolah dasar hingga perguruan tinggi terhitung sejak tanggal 3 hingga 6 April mendatang untuk mencegah serangan virus SARS yang kini mewabah di Singapura. Wali Kota Nyat Kadir mengatakan, langkah ini diambil karena anak-anak paling rentan terhadap virus itu dan banyak warga Singapura yang memiliki keluarga dan tinggal di Batam. Selain itu, Batam yang berjarak 19 kilometer dengan negara pulau itu sangat rawan terhadap kemungkinan serangan virus SARS.

Nyat Kadir mempersilakan masing-masing pengelola sekolah untuk menambah liburan. Dia mengimbau agar selama liburan anak-anak tidak diizinkan keluar rumah untuk menekan berjangkitnya virus ini. Nyat Kadir berharap warga negara Singapura yang bekerja di Batam untuk sementara waktu tidak kembali ke negaranya. Penduduk Batam juga diminta untuk sementara waktu tidak berlibur ke Singapura [baca: Warga Batam Diimbau Tak ke Singapura].

Sedangkan sejumlah negara Asia memperketat pengawasan dan pencegahan berjangkitnya wabah SARS. Di Hongkong, Cina, para pekerja yang berpakaian pelindung dan masker terus menyisir kawasan pemukiman penduduk. Hampir sepertiga penderita SARS berasal dari Apartemen Amoy Gardens di Kowloon, satu daerah dengan penduduk terpadat di dunia. Setengah penderita berada di Blok E.

Para dokter setempat sedang meneliti bagaimana virus tersebut menyebar dengan sangat cepat di blok tersebut hanya dalam periode tiga hingga empat hari. Penelitian ini penting untuk membuktikan virus termutasi sehingga mudah menyebar melalui udara.

Sebuah pesawat maskapai penerbangan Filipina disanitasi dan penumpangnya diperiksa di Bandara Internasional Manila setibanya dari Hongkong. Tim medis dikerahkan untuk memeriksa kondisi kesehatan penumpang, sedangkan tim kebersihan bertugas mensanitasi pesawat-pesawat yang baru tiba dari daerah wabah SARS.(COK/Tim Liputan 6 SCTV)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya