Liputan6.com, Jakarta - PT XL Axiata Tbk (EXCL) mengumumkan pengunduran diri anggota direksi perseroan yakni Budi Pramantika.
Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Rabu (8/3/2023), PT XL Axiata Tbk telah menerima surat pengunduran diri Budi Pramantika selaku direktur perseroan pada 6 Maret 2023. Persetujuan pengunduran diri tersebut akan ditetapkan dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).
Advertisement
“Perseroan akan mengajukan permohonan atas persetujuan pengunduran diri tersebut dalam Rapat Umum Pemegang Saham Perseroan terdekat,” tulis Sekretaris Perusahaan PT XL Axiata Tbk, Ranty Astari Rachman dalam keterbukaan informasi BEI.
Budi Pramantika menduduki posisi Direktur PT XL Axiata Tbk mulai 2020 hingga kini.
Berikut perjalanan karier Budi Pramantika:
Periode:2019-2020
Posisi/jabatan: Group Head Finance
Nama Institusi: PT XL Axiata Tbk
Periode: 2017-2019
Posisi/jabatan: ASEAN-Regional CFO
Nama Institusi: GE Healthcare
Periode: 2016-2017
Posisi/jabatan: Country CFO
Nama Institusi: GE Indonesia
Bantah Kinerja Perseroan Jeblok
Sebelumnya, XL Axiata dilaporkan telah menerima surat pengunduran dari Direktur Budi Pramantika. Beredar kabar, pengunduran diri tersebut terjadi di tengah kinerja perusahaan yang jeblok.
Namun, kabar itu langsung dibantah oleh pihak XL Axiata. Menurut CEO XL Axiata Dian Siswarini, Budi mengundurkan diri bukan karena kinerja perusahaan yang jeblok.
"Kinerja XL luar biasa. Pak Budi mengundurkan diri karena alasan pribadi," tutur Dian saat ditemui usai acara Update Kinerja XL Axiata di Jakarta, Rabu, 8 Maret 2023.
Dian menuturkan, kinerja perusahaan pada 2022 menjadi salah satu yang terbaik."Kinerja dari 2022 one of the best year buat XL," tuturnya menutup perbincangan.
Di sisi lain, XL Axiata tercatat memiliki 57,5 juta pelanggan per akhir Desember 2022. Dalam laporan kinerja XL Axiata kuartal 4 2022, XL Axiata mencatatkan pendapatan total Rp 29,2 triliun, naik 9 persen dari periode yang sama tahun lalu (YoY).
Ke-57,5 juta pelanggan ini berdampak pada kontribusi pendapatan atas layanan data dan digital sebesar 91 persen dari total pendapatan, atau sebesar Rp 26,6 triliun.
Dari jumlah itu, XL Axiata juga membukukan laba bersih setelah dinormalisasi menjadi Rp 1,1 triliun, naik 1 persen dari periode yang sama tahun lalu.
Alasan Bos XL Axiata Budi Pramantika Resign, Bukan Karena Kinerja Perusahaan Jeblok
Sebelumnya, baru-baru ini, beredar kabar tentang Direktur Perseroan XL Axiata Budi Pramantika mengundurkan diri dari salah satu perusahaan telekomunikasi terbesar di Indonesia itu.
Dari kabar yang beredar di internet, banyak menyebutkan bos XL Axiata resign karena kinerja perusahaan turun.
Namun hal tersebut dibantah oleh Presiden Direktur sekaligus CEO XL Axiata, Dian Siswarini saat dijumpai di Jakarta, Rabu (8/3/2023).
"Pak Budi mengundurkan diri bukan karena kinerjanya jeblok. Dia resign karena alasan pribadi. Pak Budi sudah mengajukan surat resign 6 Maret," kata Dian.
Di tempat yang sama, Budi mengatakan, "Kinerja XL Axiata di 2022 adalah salah satu tahun terbaik XL."
Sejak kabar dirinya resign dari XL Axiata ramai diberitakan, Budi mengatakan, "seharian kemarin WhatsApp saya rekor paling ramai dibandingkan hari biasanya."
Dia juga terkejut, banyak chat yang diterima datang dari orang-orang yang biasanya ngga banyak berinteraksi.
Di sisi lain, XL Axiata tercatat memiliki 57,5 juta pelanggan per akhir Desember 2022.
Dalam laporan kinerja XL Axiata kuartal 4 2022, XL Axiata mencatatkan pendapatan total Rp 29,2 triliun, naik 9 persen dari periode yang sama tahun lalu (YoY).
Ke-57,5 juta pelanggan ini berdampak pada kontribusi pendapatan atas layanan data dan digital sebesar 91 persen dari total pendapatan, atau sebesar Rp 26,6 triliun.
Dari jumlah itu, laba bersih XL Axiata setelah dinormalisasi menjadi Rp 1,1 triliun, naik 1 persen dari periode yang sama tahun lalu.
Advertisement
Kinerja Keuangan 2022
Sebelumnya, PT XL Axiata Tbk (EXCL) mengantongi pendapatan sebesar Rp 29,14 triliun sepanjang 2022. Pendapatan tersebut naik 8,93 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 26,75 triliun.
Bersamaan dengan kenaikan pendapatan, perseroan mencatatkan peningkatan beban pendapatan menjadi Rp 25,12 triliun dari Rp 22,76 triliun pada Desember 2021.
Mengutip laporan keuangan XL Axiata dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (20/2/2023), pada periode ini perseroan mencatatkan biaya keuangan sebesar Rp 2,77 triliun, penghasilan keuangan Rp 111,71 miliar, dan bagian atas laba bersih dari entitas asosiasi sebesar Rp 3,83 miliar.
Perseroan mengukuhkan laba yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 1,15 triliun. Laba itu turun 11,53 persen dibandingkan posisi Desember 2021 sebesar Rp 1,3 triliun.
Dari sisi aset perseroan hingga Desember 2022 tercatat sebesar Rp 87,27 triliun, naik dari posisi akhir tahun lalu senilai Rp 72,75 triliun. Terdiri dari aset lancar senilai Rp 10,40 triliun dan aset tidak lancar Rp 76,86 triliun.
Terdiri dari liabilitas jangka pendek sebesar Rp 26,35 triliun dan liabilitas jangka panjang Rp 35,15 triliun. Sementara ekuitas sampai dengan Desember 2022 naik menjadi Rp 25,77 triliun, naik dari Rp 20,08 triliun pada Desember 2021.
XL Axiata Bayar Utang
Sebelumnya, PT XL Axiata Tbk (EXCL) berhasil meraih dana Rp 5 triliun dari penambahan modal dengan memberikan hak memesan efek terlebih dahulu III (PMHMETD III) atau rights issue.
Direktur & Chief Finance Officer XL Axiata, Budi Pramantika mengatakan, rights issue tersebut akan memperkuat struktur permodalan perusahaan, termasuk melakukan pembayaran terhadap keseluruhan atau sebagian dari utang perusahaan.
Dengan pelaksanaan rights issue yang tepat waktu ini, XL Axiata mampu membayar utang perusahaan lebih yang dilakukan pada periode Desember 2022 dan awal Januari 2023.
"Rights issue yang kami laksanakan telah berhasil sesuai dengan rencana. Selain tepat waktu, juga berhasil menghimpun dana Rp 5 triliun. Dana tersebut juga telah kami pergunakan untuk membayar lebih awal atas utang-utang perusahaan sehingga struktur permodalan menjadi lebih kuat karena dengan pembayaran hutang lebih awal tersebut berpotensi untuk bisa mengurangi beban biaya bunga hingga sekitar Rp 300 milliar pada 2023 ini," kata Budi dalam keterangan resminya, ditulis Jumat (20/1/2023).
Sementara itu, Budi juga merincikan utang yang sudah dibayar XL pada Desember 2022 dan Januari 2023, antara lain MUFG Bank. Ltd senilai Rp 900 miliar pada 23 Desember 2022.
Advertisement
Pembayaran Utang kepada Bank
XL juga membayar utang kepada PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) Rp 1,2 triliun dan Rp 900 miliar pada 27 Desember 2022. Kemudian, pada 3 Januari 2023, XL melunasi utang terhadap PT Bank UOB Indonesia senilai Rp 360 miliar dan PT Bank Permata Tbk sebanyak Rp 1,64 triliun.
Sebagai catatan, pada Desember 2022 lalu, XL telah melaksanakan right issue dengan menerbitkan 2.403.755.889 lembar saham baru. Jumlah saham ini setara dengan 18,31 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh perusahaansetelah PMHMETD III ini dengan nilai nominal Rp 100 per saham.
Harga pelaksanaan right issue ini sebesar Rp 2.080 per saham, sehingga jumlah dana yang akan diterima XL Axiata mencapai Rp 4,99 triliun.
Lebih lanjut, rights issue ini diperdagangkan baik di dalam maupun di luar Bursa Efek Indonesia (BEI) dan dilaksanakan selama 5 hari kerja mulai 20 Desember 2022 sampai dengan 26 Desember 2022.