Liputan6.com, Jakarta - Google mengumumkan akan kembali menggelar event Google I/O di tahun ini. Informasi ini diungkap langsung oleh CEO Google Sundar Pichai.
Mengutip informasi dari GSM Arena, Kamis (9/3/2023), Google I/O 2023 akan digelar pada 10 Mei 2023. Seperti biasa, event ini akan digelar di Shoreline Amphitheatre yang berlokasi di seberang kantor pusat Google di Mountain View, California.
Advertisement
Event ini akan menjadi gelaran Google I/O pertama yang bisa dihadiri peserta secara langsung dalam empat tahun terakhir. Kendati demikian, Google juga akan menyiarkannya secara langsung.
"Bersemangat karena #GoogleIO tahun ini akan diadakan pada 10 Mei, langsung dari Shoreline Amphitheatre di Mountain View dan online," tulis Sundar melalui akun Twitternya.
Belum ada informasi mengenai produk apa yang akan diperkenalkan pada Google I/O 2023, tapi kemungkinan besar perusahaan tersebut akan memberikan informasi lebih detail mengenai Android 14 Beta. Terlebih, versi Developer Preview pertama telah keluar.
Sementara untuk perangkat, ada rumor menyebut Google akan mengungkap kehadiran Pixel versi foldable atau tablet. Lalu, ada pula versi terbaru dari Pixel Buds Pro yang sempat diperkenalkan pada Google I/O tahun lalu.
Selain itu, chatbot dan AI juga disebut akan menjadi perhatian Google di 2023. Karenanya, ada kemungkinan perusahaan akan meluncurkan secara resmi chatbot besutan mereka, yakni Bard.
Di sisi lain, dominasi Android sebagai sistem operasi besutan Google dilaporkan mulai terancam oleh generasi baru pengguna smartphone yakni generasi Z alias Gen Z.
Kala Gen Z Ancam Keberadaan Android, 10 Tahun Lagi OS Google Ini Punah?
Financial Times menyebut Gen Z merupakan masalah utama bagi Android. Sebab, di Amerika Serikat, mereka yang lahir setelah tahun 1996 ini lebih memilih iPhone ketimbang Android, termasuk Android paling mahal sekalipun.
Studi juga mengklaim, 34 persen pengguna iPhone di Amerika Serikat adalah Gen Z. Adapun pangsa pasar Samsung yang 10 persen, bisa terancam atas hal ini.
Sebagian besar karena peningkatan pesat antara Gen Z ini, di mana pangsa pasar Apple secara keseluruhan di AS tumbuh dari 35 persen pada 2019 menjadi lebih dari 50 persen pada 2022.
Advertisement
Tak Peduli dengan Harga iPhone
Meski rata-rata harga iPhone naik menjadi USD 1.000 (sekitar Rp 15 juta), atau kira-kira tiga kali lipat dari rata-rata perangkat Android di seluruh dunia, kebutuhan Gen Z akan iPhone terus meningkat.
Meski penggunaan iPhone oleh Gen Z tumbuh paling dramatis di AS, di tempat lain terjadi tren yang sama. Misalnya, 83 persen pemilik iPhone di Eropa berusia di bawah 25 tahun. Mereka mengatakan, berniat untuk terus menggunakan perangkat mereka.
Selain itu, kurang dari separuh pelanggan Android yang mengatakan mereka ingin terus memakai sistem operasi tersebut.
Mengutip Gizchina, Jumat (24/2/2023), jika Gen Z menggunakan iPhone terus menerus, tentunya lambat laun Android akan mulai menurun secara perlahan. Bahkan 10 tahun mendatang ada kemungkinan Android bakal hilang perlahan.
iMessage Jadi Alasan Gen Z Susah Lepas dari iPhone
Lantas, kenapa Gen Z tak bisa lepas dari iPhone? Financial Times menyebut, layanan pesan eksklusif Apple iMessage lah yang membuat Gen Z memilih tetap memakai iPhone.
iMessage adalah layanan pesan yang tidak berfungsi dengan baik di Android, oleh karenanya, untuk bisa tetap berkomunikasi dengan sesama pengguna iPhone melalui iMessage, Gen Z berupaya tetap memakai iOS dengan segala cara.
Sejumlah artikel yang tayang sebelumnya bahkan menyebutkan, di kalangan anak-anak remaja, ada kecenderungan mereka akan mengucilkan anak yang memakai Android karena tidak bisa bergabung dengan percakapan di iMessage.
(Dam/Isk)
Advertisement