Skrining Perokok Aktif di Sekolah Kota Madiun, Rata-rata Siswa Jadi Perokok Pasif

Selain memeriksa keterlibatan siswa terhadap rokok, kegiatan skrining juga dilakukan dengan pemeriksaan kesehatan mata, gigi, dan mulut anak.

oleh Liputan6.com diperbarui 09 Mar 2023, 21:00 WIB
Ilustrasi rokok, berhenti merokok. (Image by jcomp on Freepik)

Liputan6.com, Madiun - Dinkes PPKB Kota Madiun melalui petugas Puskesmas Sukosari melakukan kegiatan "Skrining Berhenti Merokok Sejak Dini" di sekolah-sekolah guna mencegah perokok aktif di usia pelajar.

Dalam kegiatan tersebut, tim kesehatan puskesmas mengunjungi sekolah-sekolah untuk melakukan pengecekan terhadap siswa usia 10-18 tahun. Salah satunya seperti di SDK Petra Kota Madiun.

"Harapannya dapat mencegah perilaku perokok muda yang akan berdampak buruk terhadap kesehatan mereka ke depannya," ujar Penyuluh Kesehatan Masyarakat Puskesmas Sukosari Kota Madiun Aulia Mutiara, dilansir dari Antara, Rabu (8/3/2023).

Adapun skrining dilakukan dengan memberikan formulir tanya-jawab untuk siswa. Juga, dengan metode wawancara. Siswa juga dites menggunakan alat "Smokerlyzer" untuk mengetahui kadar karbon monoksida dalam tubuhnya.

Rata-rata, menurut Aulia, siswa merupakan perokok pasif. Karenanya, dia mengimbau kepada orang tua dan guru agar tidak merokok di depan anak-anak. Sehingga, perilaku tersebut tidak menimbulkan rasa penasaran dalam diri anak yang dapat menyebabkan keinginan mereka untuk mencoba.


Sekolah Sambut Positif

Sementara itu, Kepala SDK Petra Kota Madiun Daniel Uji Pamungkas menyambut positif skrining kesehatan yang dilakukan Puskesmas Sukosari.

"Harapannya, anak-anak kita bisa terhindar dari bahaya rokok," katanya.

Selain memeriksa keterlibatan siswa terhadap rokok, kegiatan skrining juga dilakukan dengan pemeriksaan kesehatan mata, gigi, dan mulut anak. Kegiatan tersebut dilakukan di seluruh sekolah yang ada di wilayah Puskesmas Sukosari, baik sekolah negeri maupun swasta.

(Liputan6.com / Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya