Liputan6.com, Jakarta Tanggal 9 Maret diperingati sebagai Hari Musik Nasional di Indonesia. Penetapan Hari Musik Nasional dilakukan pada 9 Maret 2013 melalui Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 10 Tahun 2013. Langkah ini dilakukan pemerintah sebagai bentuk apresiasi terhadap musik dan musikus Indonesia.
Tanggal 9 Maret dipilih lantaran ini tanggal lahir Pahlawan Nasional WR Supratman, pencipta lagu ‘Indonesia Raya’. Namun belakangan beberapa ahli berpendapat bahwa tanggal lahir WR Supratman yang benar adalah 19 Maret 1903.
Industri musik Indonesia terus berkembang pesat. Tak hanya menjadi raja di negeri sendiri, beberapa lagu Indonesia juga menarik minat musikus Indonesia. Bahkan sebelum internet dan media sosial menjamur seperti sekarang, sejumlah lagu Indonesia pernah didaur ulang oleh musisi internasional.
Baca Juga
Advertisement
Pada 2006, lagu ‘Tak Bisakah’ milik Peterpan (kini NOAH) dinyanyikan penyanyi India Kay Kay dengan judul 'Kya Mujhe Pyaar Hain’ yang menjadi soundtrack film Woh Lamhe. Belakangan pihak label yakni Musica Studio’s mengungkap bahwa penyanyi India itu tak pernah meminta izin secara resmi pada pihak mereka ataupun Peterpan. Namun tak sedikit pula lagu Indonesia yang telah diadaptasi resmi oleh musisi internasional. Berikut daftarnya dirangkum Showbiz Liputan6.com dari berbagai sumber, Kamis (09/03/2023).
Sephia (Sheila On 7)
Sephia merupakan single Sheila On 7 dari album Kisah Klasik Masa Depan yang rilis 2000. Lagu ini pernah didaur ulang oleh penyanyi Taiwan Qi Qin alias Chyi Chin dengan judul mirip, Sophia.
Pada video klip Sophia, tercantum nama Eross Candra sebagai pencipta lagu asli. Baik lagu Sephia maupun Sophia sama-sama dirilis oleh Sony Music.
Advertisement
Cari Jodoh (WALI)
Lagu ‘Cari Jodoh’ milik Wali pernah dijadikan single berbahasa Inggris oleh penyanyi asal Malta, Fabrizio Faniello dengan judul I No Can Do pada 2010. Dalam kanal YouTube, Fabrizio menulis keterangan: original Cari Jodoh by Wali.
Fabrizio juga merilis ulang lagu ‘Baik-baik Sayang’ milik Wali, menjadi ‘My Heart is Asking for You’. Fabrizio merupakan penyanyi asal Malta, yang mewakili negaranya dalam kontes musik bergengsi di Eropa, Eurovision tahun 2001 dan 2006.
Teman Tapi Mesra (Ratu)
Lagu Teman Tapi Mesra melejit di Indonesia pada 2005. Kolaborasi ciamik Maia Estianty dan Mulan Kwok (kini Mulan Jameela) sukses membius penikmat musik Tanah Air hingga memuncaki tangga lagu berbagai radio.
Pada 2009, lagu ini dijadikan single ‘Dreaming of the Time oleh girlband asal Swedia, Ladylike. Pihak produser menyebut bahwa lagu ini memang telah dibeli secara resmi dari Maia sang pencipta.
Advertisement
My Heart (Acha Septriasa dan Irwansyah)
Film Heart jadi salah satu film Indonesia terlaris 2006. Soundtrack-nya berjudul My Heart yang dinyanyikan Acha Septriasa dan Irwansyah tak kalah booming pada masa itu. Pada 2007, lagu ini lantas dibuatkan versi Mandarin berjudul ‘Heart’.
Dinyanyikan oleh Nicholas Teo, penyanyi asal Malaysia yang sukses berkarier di Taiwan. Nama Melly Goeslaw juga disertakan dalam video klipnya sebagai komposer asli.
Sempurna (Andra & The Backbone)
Lagu milik Andra & the Backbone ini begitu populer ketika rilis 2007, dan sempat dicover Gita Gutawa untuk soundtrack film Love (2008). Pada 2009, lagu ini dijadikan single berbahasa Mandarin oleh penyanyi Nicholas Teo.
Meski judulnya tetap ‘Sempurna’, namun seluruh liriknya memakai bahasa Mandarin kecuali pada bagian ‘sempurna’. Dalam video klip, tercantum nama Stevie Andra sebagai komposer asli.
Advertisement
Kau Yang T’lah Pergi (Caffeine)
Band Caffeine sempat populer di Indonesia pada tahun 2000 lewat single ‘Kau yang T’lah Pergi’. Pada 2005, lagu ini dinyanyikan oleh penyanyi dan aktor Hong Kong, Shawn Yue.
Bintang film Internal Affairs ini menyanyikan 'Kau yang T'lah Pergi" dalam dua versi sekaligus, yakni Qing Tian Xing Lei (bahasa Kantonis, untuk rilis wilayah Hong Kong) dan Feng Yu (Bahasa Mandarin, rilis di Tiongkok dan Taiwan). Di kanal YouTube, pihak Universal Music Hong Kong memberi keterangan bahwa komposer asli lagu ini adalah Yudi Caffein.