Liputan6.com, Jakarta - Grup Astra melalui Sedaya Multi Investama atau Astra Financial akan meluncurkan bank digital pada September 2023.
Peluncuran bank digital tersebut setahun setelah PT Astra International Tbk (ASII) akuisisi 49,56 persen saham PT Bank Jasa Jakarta pada September 2022. Saat ini Astra Financial mengembangkan sistem digital untuk Bank Jasa Jakarta yang akan diluncurkan sebagai bank digital.
Advertisement
"Setelah sistem dikembangkan, kita perlu cek dengan regulator. Saat ini kami sedang tek-tokan dengan regulator untuk prosesnya. Target kita memang satu tahun untuk launching karena variabelnya banyak," ujar Direktur PT Sedaya Multi Investama atau Astra Financial Handoko Liem, dikutip dari Antara, Kamis (9/3/2023).
Astra Financial akan fokus menyehatkan keuangan dan menjaga pertumbuhan kinerja Bank Jasa Jakarta untuk jangka pendek. Bank Jasa Jakarta belum direncanakan menjadi induk keuangan Astra ataupun dijadikan perusahaan publik.
Sejalan dengan rencana peluncuran bank digital, Handoko menuturkan Astra Finansial akan mendirikan sendiri perusahaan-perusahaan rintisan berbasis teknologi di bidang otomotif, alih-alih melakukan akuisisi.
Astra Financial prediksi akuisisi perusahaan rintisan berbasis teknologi tidak akan lebih menguntungkan dibandingkan membangun sendiri.
"Yang kami butuhkan adalah orang-orang yang mampu untuk bikin dan mengembangkan platform, digital marketing dan konten sebagainya. Ketimbang beli mahal, (lebih baik) bikin bangun sendiri, yang dibeli berapa value chainnya," ujar Handoko.
Sebelumnya, terbaru, perusahaan induk Astra Internasional (ASII) telah menyuntik dana setara hampir Rp500 miliar sepanjang semester I 2022 pada tiga startup, yakni Sayurbox, Paxel, dan Mapan.
Grup Astra Jadikan Bank Jasa Jakarta sebagai Bank Digital, Ini Fokusnya
Sebelumnya, PT Astra International Tbk (ASII) melalui anak usahanya PT Sedaya Multi Investama (Astra Financial) bersama WeLab Sky (WeLab Sky Limited) akuisisi PT Bank Jasa Jakarta (BJJ). Grup Astra dan WeLab pun tengah menyiapkan sejumlah strategi untuk Bank Jasa Jakarta.
Direktur Astra International Suparno Djasmin menuturkan, BJJ sebagai bank digital akan berfokus pada sektor keuangan ritel dan usaha mikro kecil menengah atau small medium enterprise (SME/UMKM).
"Kita ingin mentransformasi bank Jasa Jakarta, tentu butuh waktu kurang dari satu tahun kita bisa mulai memperkenalkan layanan bank Jasa Jakarta,” kata Suparno dalam Public Expose Astra International, Kamis (22/9/2022).
Ia menuturkan, segmen sektor ritel dan UMKM memiliki prospek yang cerah. Segmen ini cukup besar yang nantinya akan bertumbuh seiring dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia.
"Ada satu segmen cukup besar nanti akan bertumbuh seiring pertumbuhan ekonomi Indonesia,” kata dia.
Suparno mengatakan, menurut data riset sekitar 77 persen orang di Indonesia masih banyak yang belum mengenal layanan perbankan.
"Di Indonesia masih banyak orang yang underbanked dan unbanked ada 77 persen persen,” kata dia.
Selain itu, Astra juga menyebutkan terkait pembeda BJJ dengan bank digital lainnya.
"Pembeda dengan bank digital lain, Astra akan menghubungkan BJJ ke Astra FInancial dengan ekosistem lain yang dibawa BJJ atau partner kami dari WeLab," ujar dia.
Advertisement
Astra Resmi Genggam 49,56 Persen Saham Bank Jasa Jakarta
Sebelumnya, PT Astra International Tbk (ASII) melalui anak usaha PT Sedaya Multi Investama (SMI) menyelesaikan pengambilan bagian saham baru PT Bank Jasa Jakarta (PT BJJ) pada 16 September 2022.
Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (19/9/2022), PT Astra International Tbk menyampaikan rincian pengambilalihan saham BJJ yang dimulai awal Juli 2022.
Pada 1 Juli 2022, SMI dan PT BJJ telah menandatangani share subscription agreement (SSA)dengan SMI akan mengambil bagian atas 1.138.088 saham baru yang mewakili 49,56 persen dari seluruh modal yang telah ditempatkan dan disetor di PT BJJ senilai Rp 3,87 triliun dengan tunduk pada dipenuhinya seluruh persyaratan pendahuluan dalam SSA termasuk persetujuan OJK terkait dengan transaksi.
Selanjutnya pada 16 September 2022, seluruh persyaratan pendahuluan berdasarkan SSA untuk menyelesaikan transaksi, termasuk persetujuan OJK telah terpenuhi. Para pemegang saham PT BJJ telah menandatangani keputusan pemegang saham yang menyetujui transaksi.
“SMI, PT BJJ, Welab Sky Limited, PT Widya Raharja Dharma dan PT Adikarta Graha telah menandatangani akta pengambilalihan yang di antaranya memuat penyelesaian transaksi,” tulis Sekretaris Perusahaan PT Astra International Tbk, Gita Tiffani Boer dalam keterbukaan informasi BEI.
Ia menambahkan, PT BJJ pun telah mencatat SMI sebagai salah satu pemegang saham PT BJJ dalam daftar pemegang saham PT BJJ. "Dengan penyelesaian transaksi ini, SMI memiliki 49,56 persen dari seluruh modal yang telah ditempatkan dan disetor di PT BJJ,” tulis dia.
Ia mengatakan, transaksi ini bukan merupakan transaksi material sebagaimana dimaksud dalam Peraturan OJK Nomor 17/POJK.04/2020 tentang transaksi material dan perubahan kegiatan usaha.
Adapun WeLab Sky Limited, salah satu pemegang saham PT BJJ telah meningkatkan kepemilikannya di PT BJJ menjadi 49,56 persen dari seluruh modal yang dtelah ditempatkan dan disetor PT BJJ.
Borong 49,56 Persen Saham Bank Jasa Jakarta, Grup Astra Rogoh Rp 3,8 Triliun
Sebelumnya, PT Astra International Tbk (ASII) melalui anak usaha PT Sedaya Multi Investama (SMI) mengambil alih 49,56 persen saham PT Bank Jasa Jakarta.
Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (4/7/2022), PT Sedaya Multi Investama, anak usaha konsolidasi yang seluruh sahamnya dimiliki secara langsung dan tidak langsung oleh Astra International menandatangani shares subscription agreement dengan PT Bank Jasa Jakarta pada 1 Juli 2022.
Berdasarkan perjanjian itu, Sedaya Multi Investama akan mengambil bagian atas 1.138.088 lembar saham baru yang mewakiliki 49,56 persen dari seluruh modal yang telah ditempatkan dan disetor di PT BJJ dengan nilai transaksi Rp 3,87 triliun.
Penyelesaian rencana transaksi tersebut tunduk pada dipenuhinya seluruh persyaratan pendahuluan dalam share subscription agreement (SSA), termasuk persetujuan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), termasuk persetujuan OJK terkait dengan rencana transaksi.
“Tujuan dari rencana transaksi adalah sebagai pengembangan usaha dan investasi SMI,” demikian tulis Sekretaris Perusahaan PT Astra International Tbk, Gita Tiffani Boer dalam keterbukaan informasi BEI.
Setelah penyelesaian rencana transaksi, SMI akan memiliki 1.138.088 lembar saham yang mewakiliki 49,56 persen dari seluruh modal yang telah ditempatkan dan disetor di PT BJJ. Salah satu pemegang saham PT BJJ, Welab Sky Limited akan meningkatkan kepemilikannya di PT BJJ, yang juga tunduk pada diperolehnya persetujuan OJK terhadap peningkatan tersebut. Setelah penyelesaian rencana transaksi, Welab Sky Limited akan memiliki 49,56 persen dari seluruh modal yang telah ditempatkan dan disetor di PT BJJ.
Rencana transaksi itu bukan merupakan transaksi material sebagaimana dimaksud dalam Peraturan OJK Nomor 17/POJK.04/2020 tentang transaksi material dan perubahan kegiatan usaha.
Advertisement