Liputan6.com, Jakarta - PT Bahana TCW Investment Management membidik pertumbuhan dana kelolaan (Asset under management/AUM) menyentuh angka Rp 55 triliun alias naik 10 persen pada 2023.
Direktur Investasi Bahana TCW Investment Management Doni Firdaus menargetkan pertumbuhan dana kelolaan sebesar Rp 55 triliun sepanjang 2023.
Advertisement
"Kami sekarang ada (dana kelolaan) Rp50 triliun per Februari akhir, tapi kita majority fix income money market. (Reksa dana) equity itu sekitar 20 persen sekitar Rp 10 triliun dari total itu ya sisanya ada reksa dana pendapatan tetap (RDPT), ada reksa dana terproteksi (RDT). Kami target tahun ini Rp 55 triliun ada pertumbuhan 10 persen," kata Doni saat ditemui di Jakarta, dikutip Maret (9/3/2023).
Dalam rangka menggenjot dana kelolaan tersebut, Bahana TCW Investment Management akan mengeluarkan produk reksa dana baru.
Dia bilang, terdapat sekitar 5-10 produk reksa dana baru yang akan diterbitkan pada tahun ini. Produk tersebut rencananya akan meluncur pada kuartal I dan kuartal II 2023.
"Mungkin bisa sampai 5-10 total kita terbitan yang baru. Timelinenya first quarter ini, second quarter juga ada ya biasanya kami sepanjang tahun kalau memang ada demand ada misalnya instrumen yang cocok ya kami akan bikin," kata dia.
Doni menyebut, terdapat beberapa produk reksa dana yang sudah ada di pipeline, seperti RDT dan RDPT.
"Kalau untuk reksa dana saham dan pendapatan tetap mungkin kami belum ada rencana tapi tergantung market juga nanti mungkin ada demand kami bisa," ujar dia.
Di samping itu, Doni juga membidik pertumbuhan investor ritel. Meski demikian, Doni belum menjabarkan berapa jumlah target investor ritel tersebut.
Dia menuturkan, saat ini mayoritas investor di Bahana TCW Investment Management berasal dari investor institusi. Dengan demikian, ia menargetkan pertumbuhan investor ritel agar lebih seimbang.
"Kita mayoritas masih institusi sekitar 80 persen sisanya ritel makanya kita juga pengen ritelnya bisa lebih gede dan lebih balance," imbuhnya.
DBS Treasures dan Bahana TCW Luncurkan Reksa Dana Bahana Global Healthcare Sharia USD Equity
Sebelumnya, DBS Treasures dan Bahana TCW bekerja sama menghadirkan Reksa Dana Bahana Global Healthcare Sharia USD Equity untuk pertama kali di Indonesia.
Produk ini merupakan instrumen investasi syariah yang fokus pada industri sektor kesehatan di pasar luar negeri (offshore) serta mengintegrasikan Environmental, Social, Governmental (ESG) dalam pengelolaannya. Peluncuran instrumen ini melengkapi rangkaian produk investasi komprehensif yang menjadi solusi investasi bagi nasabah dalam mengelola dan mengembangkan kekayaan.
"DBS Treasures sebagai mitra manajemen kekayaan terpercaya terus memperkaya pilihan solusi investasi yang dipersonalisasi dan dikomunikasikan kepada nasabah,” ujar Head of Consumer Banking Group PT Bank DBS Indonesia, Rudy Tandjung, dikutip dari keterangan tertulis Selasa (15/3/2022).
Rudy menuturkan, produk Bahana Global Healthcare Sharia USD Equity akan efektif tersedia mulai 25 Maret 2022.
"DBS Treasures membuka akses bagi nasabah yang ingin melakukan diversifikasi investasi denominasi USD, berfokus pada sektor kesehatan yang diperkuat inovasi teknologi yang sedang berkembang pesat,” ujar dia.
Advertisement
Nasabah Dapat Optimalkan Portofolio Investasi
"Nasabah dapat mengoptimalkan portofolio dengan menangkap peluang di saat yang tepat melalui fleksibilitas digital omni-channel yang mencakup phone instruction, dan aplikasi digibank by DBS yang memberikan kemudahan proses registrasi Single Investor Identity (SID), pembelian, penjualan, hingga switching reksa dana yang dapat dilakukan secara online dari mana pun dan kapan pun,” ia menambahkan.
Kemudian, merujuk pada data DBS Group CIO Insight secara global, sektor kesehatan merupakan salah satu sektor penting di mana alokasinya secara global mencapai 11,4 persen di antara sektor-sektor lainnya.
Tak hanya itu, ada juga indikator dari pertumbuhan sektor ini secara global dilihat dari pertumbuhan pembelanjaan kesehatan di Amerika Serikat yang meningkat dalam tiga dekade terakhi. Pada 2020 mencapai USD 4 triliun.
Nilai itu setara dengan 20 persen produk domestik bruto (PDB) Amerika Serikat secara total, menjadikannya salah satu pembelanjaan negara terbesar. Hal ini selaras dengan beberapa negara besar lainnya, termasuk Tiongkok, Jepang, dan negara-negara Eropa.
Faktor Pendukung Pertumbuhan
Semantara itu, terdapat sejumlah faktor pendukung pertumbuhan ini di antaranya meningkatnya populasi yang menua, pesatnya kebutuhan untuk penelitian dan pengembangan (R&D) kemajuan medis, serta teknologi kesehatan.
"Menyikapi adanya perubahan tren investasi yang menjanjikan bagi para investor, kami berkolaborasi dengan DBS Treasures menghadirkan Reksa Dana Bahana Global Healthcare Sharia USD Equity untuk menjawab kebutuhan investor yang ingin memiliki eksposur lebih besar di sektor kesehatan offshore," ujar Marketing Director Bahana TCW, Danica Adhitama .
Dia menambahkan, dengan kerja sama ini, Bahana TCW berupaya untuk menghadirkan produk investasi yang lebih beragam bagi investor tanah air, terutama untuk memenuhi minat investasi di aset-aset dengan efek perusahaan bertaraf global.
"Produk ini merupakan produk reksa dana syariah yang berfokus pada pasar saham Amerika Serikat yang saat ini terkonsentrasi pada sektor kesehatan. Produk ini juga dikelola aktif sesuai dengan prinsip-prinsip Environment, Social & Good corporate governance (ESG),” tutur dia.
Berkolaborasi dengan Franklin Templeton yang memiliki pengalaman serta kapabilitas global dalam rancangan strateginya, produk ini menerapkan prinsip syariah dan mengintegrasikan ESG dalam pengelolaan portofolio produk.
Melalui keterangan persnya, perkembangan situasi menuju endemi saat ini didukung perkembangan teknologi yang akan mendorong pembuatan obat yang lebih efektif, pengoperasian data pasien yang kian efisien, layanan kesehatan yang semakin canggih, kemampuan para tenaga ahli yang semakin andal, serta pengalaman pasien yang semakin dimudahkan.
Bahkan, kemajuan yang diprediksi akan terus berkembang tersebut akan berdampak pada permintaan yang semakin beragam, sehingga membuat industri kesehatan menjadi salah satu industri yang menjanjikan bagi para investor.
Advertisement