Liputan6.com, Mamuju - Rumah boyang adalah rumah adat Sulawesi Barat yang ditinggali oleh Suku Mandar. Suku Mandar merupakan suku mayoritas yang mendiami provinsi tersebut.
Rumah adat Suku Mandar ini memiliki desain arsitektur yang unik. Tentu saja, sejarah rumah boyang sangat berkaitan erat dengan sejarah orang Mandar.
Penduduk di daerah Tinambung berasal dari sepasang manusia yang bergelar Tomanurung. Sekitar era 1190 Masehi, mereka tinggal di hulu Sungai Saddang.
Baca Juga
Advertisement
Keturunan Tomanurung kemudian tersebar di wilayah Sulawesi Barat dan Selatan. Mereka menjadi cikal bakal golongan raja dan bangsawan di wilayah tersebut.
Budaya suku Mandar kemudian melahirkan rumah boyang yang banyak dikenal saat ini. Namun, terkait tradisi, sebenarnya telah bercampur dengan kebudayaan Makassar dan Bugis.
Oleh sebab itu, sekilas, rumah adat ini mirip dengan kedua suku tersebut. Namun, jika dilihat lebih dekat lagi, sebenarnya ada banyak perbedaan.
Rumah boyang memiliki gaya arsitektur yang unik, yakni berbentuk rumah panggung yang tersusun dari material dengan tiang penyangga sebagai penopang. Struktur rumah ini terbuat dari kayu.
Saksikan video pilihan berikut ini:
Tipe Rumah Panggung
Rumah ini juga termasuk ke dalam rumah panggung yang jenis tiangnya tidak ditancapkan ke tanah. Adapun tinggi tiang tersebut biasanya sekitar 2 meter.
Tiang setiap rumah pun berbeda-beda, disesuaikan dengan status sosial pemiliknya. Jumlah anak tangga yang menjadi akses menuju rumah biasanya terdiri dari jumlah ganjil, yakni antara 7-13 anak tangga.
Pada bagian atap, rumah ini memiliki atap berbentuk prisma yang memanjang dari bagian depan hingga belakang. Umumnya, atap rumah tersebut terbuat dari seng, tetapi ada juga yang menggunakan rumbia dan sirap.
Pada bagian dalam rumah terdapat tujuh pembagian ruang. Tiga di antaranya merupakan lotang utama, sedangkan empat lainnya adalah lotang tambahan.
Masing masing lotang memiliki fungsi yang berbeda. Lotang utama, terdiri dari samboyang, tangnya boyang, dan bui boyang. Semantara lotang tambahan, terdiri dari lego-lego, tapang, paceko, dan naong boyang.
Rumah adat Sulawesi Barat ini harus menghadap ke arah timur atau ke arah terbitnya matahari.Hal ini dikarenakan masyarakat percaya rumah yang menghadap ke arah timur adalah simbol dari keselarasan dan keharmonisan dalam kehidupan manusia.
Rumah boyang terbagi menjadi dua jenis, yaitu rumah boyang adaq dan rumah boyang beasa. Rumah boyang adaq dihuni oleh masyarakan dengan tingkat sosial tinggi atau bangsawan, sedangkan rumah boyang beasa dihuni oleh warga biasa.
Penulis: Resla Aknaita Chak
Advertisement