Liputan6.com, Jakarta - Prestasi membanggakan diukir siswa Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Insan Cendekia (IC) Lampung Timur, Granata Van Ridho. Ia berhasil meraih beasiswa dari dua universitas terkenal di Kanada dan Australia. Dari Kanada, Granata mendapatkan beasiswa dari University of British Columbia Vancouver Canada.
Sedangkan dari Australia, anak penjual nasi goreng ini mendapatkan beasiwa dari Univeristy of UNSW Sydney. Selain itu, Granata juga meraih Beasiswa Indonesia Maju (BIM) Perpusnas 2023 jenjang S1 Luar Negeri (Bachelor of Geology Science), mengutip laman Kemenag.go.id, Kamis (9/3/2023).
Kepala MAN Insan Cendekia Lampung Timur, Antoni Iswantoro, menuturkan bahwa tidak mudah meraih beasiswa tersebut. Calon penerima beasiswa harus jadi juara nasional pada Kompetisi Sains Nasional (KSN).
Baca Juga
Profil Granata Van Ridho, Anak Penjual Nasi Goreng Sekaligus Siswa MAN IC Lampung yang Raih Beasiswa di Kanada dan Australia
Mengenal Ilmu Geologi, Jurusan Impian Granata Van Ridho Anak Penjual Nasi Goreng Peraih Beasiswa
Granata Van Ridho, Anak Penjual Nasi Goreng yang Raih Beasiswa dari 2 Universitas Bergengsi di Kanada dan Australia
Advertisement
Mereka juga harus mengikuti pembekalan bahasa asing dari Puspresnas dan lolos tes TOEFL minimal 550 atau IELTS minimal band score 6. "Calon peserta juga harus lolos pengabdian mengajar Bahasa Inggris di lembaga yang ditunjuk Kemdikbud," ungkap Antoni.
Kualitas sekolah Granata, MAN Insan Cendekia, sendiri telah diakui di Indonesia. Melansir laman resminya, Kamis (9/3/2023), sekolah Insan Cendekia lahir dari pemikiran besar mendiang Prof.Dr. B.J. Habibie, mantan Presiden RI yang pernah menjabat sebagai Menteri Riset dan Teknologi.
Idenya berawal dari keinginan Habibie menyatukan Ilmu pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) dengan Iman dan Taqwa (IMTAQ). Ia menginginkan berdirinya sebuah institusi pendidikan yang mampu membentuk manusia yang menguasai IPTEK dan IMTAQ secara seimbang.
Pada masa itu, yakni tahun 1990-an, dikotomi sekolah umum dan sekolah agama (pesantren) masih kuat. Situasi itu membuat BJ Habibie sebagai tokoh Islam sekaligus cendekiawan ingin menjembatani jurang pemisah antara agama dan ilmu pengetahuan umum.
23 MAN Insan Cendekia di Indonesia
Saat itu, Habibie menjabat sebagai Menteri Riset dan Teknologi/Kepala BPPT dan menginisiasi program Science and Technology Equity Program (STEP). Tujuan STEP adalah penyetaraan program ilmu pengetahuan dan teknologi untuk sekolah di lingkungan pesantren. Pada 1996, STEP dipraktikkan di SMU Insan Cendekia yang sebelumnya bernama Magnet School.
Rancangan model pendidikan STEP mengambil filosofi Magnet School di mana lembaga pendidikan diharapkan bisa menarik sekolah sekitarnya untuk terpicu dalam prestasi dan menyiapkan calon pemimpin masa depan bangsa. STEP memilih lokasi di Serpong dan Gorontalo sebagai langkah awal pendirian sekolah berbasis IPTEK dan IMTAQ.
Pada tahun pelajaran pertama (1996/1997), penerimaan siswa SMU Insan Cendekia diprioritaskan bagi siswa-siswi SMU/MA kelas satu dan siswa-siswi lulusan SMP/MTs berprestasi yang berasal dari pondok pesantren dan sekolah Islam lain. Namun, mulai tahun pelajaran kedua (1997/1998), SMU Insan Cendekia memberi kesempatan pada siswa-siswi SLTP umum dan MTs, baik negeri maupun swasta, untuk mendaftar.
Pada 2001, dengan SK Menteri Agama RI, Nomor 490 Tahun 2001 MA Insan Cendekia Serpong dan Gorontalo berubah jadi Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Insan Cendekia Gorontalo dan Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Insan Cendekia Serpong. Kementerian Agama hingga hari ini telah membuka cabang MAN Insan Cendekia di berbagai daerah dari Aceh, Siak, Sambas Kalbar, Sorong Papua, hingga Lampung Timur, tempat Granata van Ridho bersekolah. Saat ini, ada 23 cabang MAN IC di seluruh Indonesia.
Advertisement
Musala Habibie
Pada 2021 lalu, Kepala MAN Insan Cendekia Lampung Timur, Antoni Iswantoro, menerima penghargaan dari Bupati Lampung Timur, M Dawam Rahardjo atas capaian prestasi peserta didik MAN Insan Cendekia Lampung Timur pada ajang Internasional Earth Science Olympiad (IESO) 2021.
Pada kesempatan itu, Bupati Lampung Timur memberi penghargaan pada kepala madrasah, siswa, dan guru pembimbingnya. Pada acara tersebut, Dawam juga meresmikan Musala Habibie yang dibangun di lingkungan MAN IC Lampung Timur sebagai sarana ibadah sehari-hari bagi siswa, guru, dan karyawan sekolah tersebut.
"Sesuai namanya, Habibie, saya berharap siswa-siswi MAN Insan Cendekia Lampung Timur ke depan akan menjadi generasi penerus B.J.Habibie, generasi yang cerdas dan berkualitas, calon-calon pemimpin negeri di masa yang akan datang," kata Bupati Lampung Timur itu.
Sementara, atas prestasi Granata, Kepala Kantor Wilayah (Kakanwil) Kementerian Agama Lampung Puji Raharjo berharap bahwa capaian itu dapat jadi inspirasi bagi pelajar lainnya. "Ini bukti Madrasah Mandiri Berprestasi," ujar dia.
Prestasi Granatha Van Ridho
Puji berharap ada pelajar lain yang dapat meraih prestasi dan pendidikan berkualitas di luar negeri. "Ke depan, semoga lebih banyak lagi siswa-siswi madrasah yang dapat menikmati pendidikan lanjut di luar negeri, bersaing dengan siswa-siswi lainnya dari sekolah umum," ucap Puji.
Untuk beasiswa di Australia, Granata meraih kesempatan belajar selama tiga tahun. Ia akan mendalami ilmu bumi dan berhak mendapat beasiswa 47.615 dolar Australia per tahun. Total, Granata akan mendapatkan beasiswa sebesar 148.960 dolar Australia selama menjalankan pendidikan.
Adapun Granata selama ini telah meraih banyak prestasi. Alumni MTs N 1 Lampung Selatan ini telah aktif sebagai Ketua OSIS ketika duduk di bangku sekolah menengah pertama.
Ia juga merupakan peraih medali pada Kompetisi Sains Nasional (KSN) yang digelar Kemendikbud di bidang mata pelajaran kebumian pada 2021. Tahun lalu, ia meraih medali Olimpiade Sains Nasional (OSN) tingkat nasional jenjang SMA/MA bidang kebumian.
Advertisement