Liputan6.com, Jakarta - Obesitas dan berat badan berlebih (overweight) pada anak menjadi salah satu permasalahan penting tentang isu kesehatan di Indonesia.
Bagaimana tidak? Dikutip dari laman Pelayanan Kesehatan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI), kenaikan angka overweight dan obesitas pada anak umur lima hingga 12 tahun mencapai 18,8 persen.
Advertisement
Sementara pada 2012 angkanya hanya 9,2 persen. Ini artinya angka anak obesitas di Indonesia meningkat dua kali lipat.
Kepala Biro Komunikasi Pelayanan Publik Kemenkes RI, Siti Nadia Tarmizi mengungkapkan bahwa salah satu penyebab tingginya angka obesitas dan overweight adalah karena banyak orangtua yang lebih senang melihat anaknya gemuk dibandingkan kurus.
"Kita sendiri (sebagai orangtua) kalau lihat anak gendut lari-lari di mal pasti senang banget, lucu, tapi ternyata enggak sehat apalagi kalau dimulai dari (sejak masih) anak-anak," kata Nadia pada konferensi pers mengenai pencegahan diabetes belum lama ini.
Ciri-Ciri Obesitas pada Anak
Nadia pun memaparkan sejumlah ciri-ciri obesitas pada anak:
- Wajah bulat
- Pipi tembam
- Bahu rangkap
- Leher yang relatif pendek
- Perut yang buncit
- Kedua pangkal paha yang menempel dan bergesekkan satu sama lain.
Perbedaan Obesitas pada Anak Perempuan dan Laki-Laki
Nadia juga menjelaskan perbedaan obesitas pada anak perempuan dan laki-laki. Pada anak perempuan, pubertas datang lebih dini, yaitu mengalami menstruasi sejak usia kurang dari 9 tahun.
Sementara itu, kata Nadia, pada anak laki-laki ditandai dengan dada membusung dan penis mengecil.
Ciri-ciri Obesitas pada Anak
Sementara itu, dilansir dari laman Klikdokter, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencatat 12 persen dari anak di Indonesia mengalami obesitas.
Di situ juga dijelaskan bahwa anak-anak rawan mengalami obesitas karena masalah ini dialami oleh golongan rawan gizi seperti anak-anak yang masih memerlukan kecukupan zat gizi untuk pertumbuhannya.
Penyebab Anak Obesitas
Ada banyak faktor yang bisa menyebabkan obesitas pada anak. Mayoritas, yaitu sekitar 70 persen kasus terjadi karena gaya hidup dan lingkungan seperti kebiasaan makan makanan cepat saji dan minuman manis yang berlebihan, yang ditambah dengan kurangnya aktivitas fisik.
Akan tetapi, sekitar 10 hingga 30 persen kasus obesitas disebabkan faktor genetik.
Advertisement
Program Diet untuk Anak Obesitas dan Overweight
Anak yang mengalami obesitas dan overweight perlu melakukan perubahan gaya hidup, termasuk dalam hal pola makan dan aktivitas fisik.
Namun, diet ketat yang bisa dilakukan oleh orang dewasa tidak dianjurkan untuk anak-anak, mengingat mereka masih berada dalam masa pertumbuhan.
Sebaiknya, orang tua atau wali anak yang obesitas berkonsultasi dengan dokter atau ahli gizi untuk menentukan program diet dan olahraga yang sesuai dengan kebutuhan anak.
Dilansir dari Centers for Disease Control and Prevention (CDC), berikut beberapa cara anak dapat mengikuti program diet yang sehat.
Makan Seimbang dan Teratur
Anak perlu mengonsumsi makanan yang seimbang dan teratur, termasuk sumber protein, karbohidrat, lemak, serat, vitamin, dan mineral yang cukup.
Hindari Makanan Olahan dan Cepat Saji
Anak dianjurkan untuk menghindari makanan olahan dan cepat saji yang tinggi kalori, lemak, dan gula.
Porsi Makan yang Tepat
Sebaiknya, anak mengonsumsi porsi makan yang tepat dengan jumlah yang tidak berlebihan.
Konsumsi Buah dan Sayur
Anak harus mengonsumsi buah dan sayuran yang cukup untuk mendapatkan nutrisi yang seimbang.
Kurangi Konsumsi Minuman Manis
Anak sebaiknya menghindari minuman yang mengandung gula berlebihan, seperti minuman bersoda atau jus yang dikemas dalam botol.
Aktivitas fisik yang cukup
Anak juga dianjurkan untuk berolahraga atau melakukan aktivitas fisik yang cukup sesuai dengan usianya untuk menjaga kesehatan tubuhnya.