Liputan6.com, Bangkalan - Seorang santri di Pesantren di Bangkalan, BT (16) meninggal dunia usai diduga jadi korban penganiayaan seniornya.
Kasat Reskrim Polres Bangkalan AKP Bangkit Dananjaya mengungkapkan, korban meninggal dunia mengalami luka lebam di dada, tangan, dan punggung.
Advertisement
"Tadi malam saya mendapatkan laporan ada santri meninggal dikeroyok oleh seniornya," ujar Bangkit, Rabu (8/3/2023), dikutip dari akun Instagram @wecarebangkalanmadura, Jumat (10/3/2023).
Polisi telah memeriksa lima orang saksi untuk dimintai keterangan terkait kasus tersebut. Selain itu, Polres Bangkalan juga masih menunggu hasil autopsi terhadap jenazah korban untuk mengetahui penyebab kematian korban.
Seorang kerabat korban mengungkapkan bahwa pelaku penganiayaan merupakan pengurus pondok pesantren yang jumlahnya mencapai 16 orang. Penganiayaan terhadap korban terjadi di dalam kamar pondok pesantren.
“Keponakan saya semasa hidupnya polos dan lugu masih berumur 16 tahun, dibawa orang tuanya ke pondok untuk mencari ilmu bukan untuk menjadi mayat,” ungkap pemilik akun Instagram @aisyaaaahh_19.
Tidak Betah di Pesantren
Menurut dia, setiap kali dikunjungi keluarga, sang keponakan menyatakan keinginanya pulang ke rumah karena tidak betah berada di pondok pesantren.
“Tapi enggak ngasih tahu alasannya (pengen pulang) apa ternyata karena diancam oleh para pengurusnya tidak boleh menceritakan ke orang tuanya,” imbuh Aisyah.
Pihak keluarga berharap almarhum husnul khotimah. Meski demikian, pihak keluarga mengharapkan para pelaku dihukum seadil-adilnya.
Reporter: Rizka Nur Laily /Merdeka
Advertisement