Liputan6.com, Beijing - Seorang bayi di China lahir dengan ukuran kepala yang lebih besar dari umumnya, yang kemudian diidentifikasi terdapat pasangan bayi lain di dalam kepalanya.
Dilansir laman Mirror, Jumat (10/3/2023), temuan ini bermula ketika orangtuanya khawatir soal ukuran kepala dan keterampilan motoriknya yang tidak normal dalam usianya yang belum setahun. Mereka kemudian membawa anaknya ke Rumah Sakit Huashan di Universitas Fudan, China.
Advertisement
Bayi itu kemudian menjalani CT scan yang mengungkapkan gambar mengejutkan, bahwa saudara kembarnya selama ini hidup di dalam kepalanya, dan kini posisinya menekan otaknya.
Ketika ditemukan, ia masih hidup, dan bertahan lama karena berbagi suplai darah dengan saudaranya.
Bayi tersebut diketahui terus bertumbuh di dalam organ saudara kembarnya selama berbulan-bulan, bahkan lengkap dengan memiliki tungkai atas, tulang dan kuku. Namun, bayi itu harus diangkat dengan cara operasi.
Kondisi ini dikenal dengan istilah foetus-in-foetus (janin dalam janin), kondisi langka dengan hanya 200 kasus serupa yang pernah terjadi.
Alami Hidrosefalus
Bayi tersebut pun menderita hidrosefalus yang menyebabkan penumpukan cairan di otak. Ini dapat menyebabkan kepala yang membesar, serta kelelahan dan kejang yang ekstrem.
Petugas medis tidak yakin akan kondisi kesehatannya, lantaran menderita kerusakan jangka panjang akibat kondisi aneh tersebut.
Dr Zongze Li, seorang ahli saraf yang merawat gadis itu mengatakan, "Janin-dalam-janin intrakranial diduga muncul dari blastokista yang tidak terpisahkan."
"Bagian-bagian bayi berkembang menjadi otak depan janin inang dan menyelubungi embrio lainnya," tambahnya.
Fenomena yang hanya tercatat sebanyak 200 kali ini, 18 di antaranya terjadi di otak. Sindrom aneh lainnya kerap muncul di panggul, mulut, usus, dan skrotum.
Bayi yang belum lahir dapat bertahan dan terus tumbuh selama berbulan-bulan di dalam saudara kandungnya, bahkan menumbuhkan organ dan anggota tubuh.
Kondisi tersebut terjadi ketika kembar identik, yang terbentuk saat satu sel telur pecah, gagal berpisah sepenuhnya di dalam rahim. Namun, dokter masih belum mengetahui mengapa hal ini bisa terjadi.
Advertisement