Liputan6.com, New York - Pada 12 Maret 2014 pagi hari, ledakan terjadi di lingkungan East Harlem Manhattan, New York, Amerika Serikat (AS).
Ledakan itu meruntuhkan dua gedung apartemen yang terletak tepat di utara 116th Street di 1644 dan 1646 Park Avenue, menewaskan delapan orang, melukai sedikitnya 70 lainnya.
Advertisement
Ledakan tersebut dipicu oleh kebocoran gas, dilansir dari The New York Times, Minggu (11/3/2023).
Ledakan itu juga meledakkan jendela di gedung-gedung sekitarnya dan mengirimkan puing-puing ke jalan-jalan terdekat. Ada orang-orang yang terjebak di mobil mereka akibat reruntuhan. Petugas penyelamat bergegas menuju kepulan api dan asap yang menjulang tinggi untuk melakukan upaya penyelamatan.
Sekitar 250 petugas pemadam kebakaran dari 44 unit menanggapi ledakan tersebut. Alat berat digunakan untuk membersihkan kendaraan yang hancur di luar gedung saat petugas pemadam kebakaran memulai tugas yang melelahkan untuk mencari puing-puing bata demi bata.
Menjelang sore, mereka terlihat memilah-milah reruntuhan, menyerahkan ember puing dari tangan ke tangan untuk membersihkannya dari lokasi. Saat malam tiba, masih ada titik panas di puing-puing yang membatasi upaya penyelamatan.
Peringatan saat insiden terjadi kurang maksimal dan tidak cukup untuk mengevakuasi daerah itu dengan aman, kata Walikota Bill de Blasio pada konferensi pers.
"Ini adalah tragedi terburuk karena tidak ada indikasi waktu untuk menyelamatkan orang," kata Bill, memperingatkan bahwa pencarian "akan memakan waktu cukup lama."
Cerita dari Saksi Kejadian Ledakan Gas
Saat mendengar ada suara bergemuruh, Michael Lewis berlari ke tempat kejadian, tiba sebelum sebagian besar personel darurat.
Ia mengatakan bahwa dirinya dan sekelompok kecil tetangga mengepung sebuah van, sebagian terendam puing-puing, dan melihat empat orang terjebak di dalamnya.
"Saya mendengar rintihan," katanya.
Saat petugas tanggap darurat mulai masuk reruntuhan untuk upaya penyelamatan di samping tumpukan puing di trotoar, mereka menarik Michael dan orang lainnya untuk pergi.
"Saya orang New York," kata Michael. "Aku harus membantu orang-orang."
David Antar, pemilik toko makanan di East 119th Street, merasakan gedungnya berguncang sekitar pukul 09.30.
Ia segera berlari ke arah tempat kejadian, bergabung dengan puluhan orang di sekitar saat asap memenuhi langit. Api keluar dari gedung, dan mobil yang berhenti di lampu lalu lintas tertutup puing-puing.
"Seluruh runtuhan bangunan berada di tengah jalan," kata David.
Eusebio Perez, seorang teknisi piano yang telah tinggal di lantai atas 1646 Park Avenue selama 10 tahun, mengatakan bahwa ketika ia berangkat kerja pada Rabu pagi, rumahnya masih dalam keadaan utuh. Namun, ketika ia bergegas pulang usai mendengar kabar lokasi ledakan gas, ia menemukan rumahnya sudah hancur.
"Ya Tuhan. Tidak ada yang tersisa," katanya. "Tumpukan batu bata. Tidak ada apa-apa di sana."
Advertisement
Ledakan Pabrik Oksigen Bangladesh Picu Kebakaran, 6 Orang Tewas
Baru-baru ini sempat terjadi ledakan di sebuah pabrik oksigen di tenggara Bangladesh, sejumlah orang dilaporkan tewas.
"Sedikitnya enam orang tewas dan beberapa lainnya luka-luka pada Sabtu, 4 Maret 2023 ketika kebakaran terjadi setelah ledakan di pabrik oksigen di tenggara Bangladesh," kata pihak berwenang seperti dikutip dari The Guardian, Minggu (5/3/2023).
Jumlah korban tewas bisa bertambah karena operasi penyelamatan sedang berlangsung di pabrik di Sitakunda, 40 km dari kota pelabuhan tenggara Chittagong, tambah mereka.
Belum jelas apa yang menyebabkan ledakan itu, kata seorang petugas pemadam kebakaran Bangladesh.
"Enam jasad ditemukan dari lokasi," sambung pejabat pemerintah setempat Shahadat Hossain kepada Reuters, menambahkan bahwa operasi penyelamatan terus berlanjut.
Ledakan keras terdengar mengguncang area dengan radius hingga 2 km, kata pejabat polisi Nayhanul Bari, mengutip saksi.
Kebakaran besar di depot kontainer di daerah itu menewaskan 50 orang dan melukai hampir 200 orang pada Juni tahun lalu.
Ledakan Pabrik Kimia di China Tewaskan 2 Orang, 12 Lainnya Masih Hilang
Begitu juga di China, sayangnya dua orang tewas dan 12 lainnya hilang setelah ledakan terjadi di sebuah pabrik kimia di China timur. Ledakan pada Minggu (15/1/2023), sekitar pukul 13.30 waktu setempat terjadi di Kota Panjin, Provinsi Liaoning.
Dikutip dari Straits Times, Senin (16/1/2023), insiden itu juga menyebabkan 34 orang terluka.
Api di fasilitas Panjin Haoye Chemical Co masih menyala hingga hari ini, meskipun tidak lagi menyebar.
Kecelakaan itu dimulai saat ada aktivitas pemasangan dan pemeliharaan peralatan, lapor kantor berita CCTV, tanpa menjelaskan lebih lanjut. Pihak berwenang sejauh ini belum mendeteksi kualitas udara di Panjin, kota berpenduduk sekitar 1,4 juta orang.
Kecelakaan terjadi ketika China kembali bergerak normal menyusul pencabutan kebijakan "nol COVID-19".
Aturan "nol COVID-19" merupakan strategi yang digunakan pemimpin China Xi Jinping selama hampir tiga tahun untuk memberantas pandemi.
Peristiwa ini yang terbaru dalam serangkaian kecelakaan pabrik dan tambang dalam beberapa tahun terakhir.
Advertisement
Ledakan Bom di Madrasah Afghanistan Tewaskan 17 Orang, Taliban Buru Pelaku
Ledakan bom juga pernah mengguncang Afghanistan. Ledakan terjadi di sebuah sekolah agama atau di Indonesia lebih dikenal dengan sebutan madrasah.
Menurut laporan BBC yang dikutip Kamis (1/12/2022), sedikitnya 17 orang tewas dan 26 luka-luka setelah ledakan bom menghantam sebuah sekolah agama di Afghanistan utara.
Ledakan bom itu terjadi di Kota Aybak di Provinsi Samangan, dilaporkan meledak saat orang-orang meninggalkan salat.
"Mayoritas dari mereka yang tewas diyakini adalah anak-anak berusia sembilan hingga 15 tahun," kata seorang sumber di Samangan kepada BBC.
Sejauh ini belum ada kelompok yang mengaku bertanggung jawab atas serangan itu. Sementara jumlah korban tewas diperkirakan bisa bertambah.
Seorang dokter di rumah sakit setempat mengatakan sebagian besar korban adalah pelajar di sekolah tersebut.
"Semuanya adalah anak-anak dan orang biasa," kata seorang dokter seperti dikutip AFP.
Ia menambahkan bahwa beberapa pasien dengan luka kritis dipindahkan ke rumah sakit yang lebih besar di Mazar-i-Sharif, sekitar 120 kilometer jauhnya, untuk perawatan yang lebih baik.