Jelang Ramadan dan Lebaran, Smartfren Komitmen Penuhi Kebutuhan Internet Pengguna

VP Networks Smartfren, Agus Rohmat menuturkan, persiapan yang dilakukan Smartfren tak hanya jelang Ramadan tapi juga sambut Lebaran. Perseroan berupaya penuhi kebutuhan internet bagi pengguna.

oleh Gagas Yoga Pratomo diperbarui 11 Mar 2023, 11:12 WIB
VP Network Operations Smartfren, Agus Rohmat (Foto: Liputan6.com/Gagas Y.P)

Liputan6.com, Yogyakarta - Menjelang datangnya bulan Ramadan, Smartfren berkomitmen untuk terus penuhi kebutuhan internet bagi para pengguna. Hal ini juga dipersiapkan Smartfren untuk menopang jumlah pemudik yang diprediksi bakal meningkat pada 2023. 

Chief of Product dan Services Smartfren, Hermansyah Arifin mengatakan fokus Smartfren untuk memberi jawaban paling memuaskan untuk kebutuhan internet pelanggan.

"Pelanggan baru akan dimanjakan dengan bonus kuota berlimpah yang bisa dinikmati setahun penuh. Pelanggan setia bisa mencoba paket data baru yang dirancang sesuai kebutuhan data dan komunikasi mereka,” kata Hermansyah, ditulis Jumat (10/3/2023). 

Hermansyah menambahkan, extra Internet Malam Smartfren di bulan Ramadan bisa dinikmati setiap pelanggan smartfren. Lebih dari itu, menjelang bulan Ramadan ini semua pelanggan Smartfren bisa tenang saat bangun sahur atau internetan di malam hari. 

Persiapan Smartfren

VP Network Operations Smartfren, Agus Rohmat mengungkapkan persiapan yang dilakukan Smartfren tak hanya menjelang Ramadan, tetapi dalam menyambut hari raya Idul Fitri dalam memenuhi kebutuhan internet pelanggan. 

“Untuk persiapan Lebaran kita sudah siapkan di beberapa titik jalur mudik. karena ada beberapa yang butuh internet di jalur mudik, maka ini yang akan kita kebut," ujar Agus. 

Menurut Agus, Smartfren prediksi bakal terjadi lonjakan traffic jaringan selama mudik 2023. 

“Menurut prediksi kita, ada lonjakan traffic sekitar 12 sampai 15 persen selama Mudik 2023, dibandingkan kenaikan pada 2022 yang hanya sebesar 10 persen,” lanjut Agus. 

Lonjakan ini didorong dengan pelonggaran mobilitas bagi masyarakat dan mulai banyaknya tempat wisata yang kembali dibuka sejak pandemi. Menangani lonjakan ini, Smartfren juga telah mempersiapkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang cukup menopang kebutuhan para pengguna selama masa Mudik 2023. 

“Untuk maintenance selama Lebaran ini kami secara nasional punya 544 tim teknisi lapangan. Sebagian akan cuti tapi akan kita atur cutinya jadi akan ada yang tetap bertugas. Kemudian ada 79 optimization engineer, ada mobile combat di titik-titik yang akan mengalami lonjakan traffic tinggi terutama rest area Trans Jawa,” pungkas Agus.


Strategi Smartfren Rambah Pasar 5G di Indonesia

Foto: BTS Smartfren di BSD, Tangerang Selatan. (Foto: Corpcomm Smartfren).

Sebelumnya, VP Network Operations  PT Smartfren Telecom Tbk (FREN), Agus Rohmat mengungkapkan upaya Smartfren dalam merambah pasar 5G di Indonesia. Saat ini, Smartfren jadi salah satu operator di Indonesia yang belum memiliki jaringan 5G.

"Kita sudah Uji Kelayakan Operasi (ULO) dan mendapat Surat Keterangan Layak Operasi (SKLO) kita pun dituntut komitmennya oleh pemerintah untuk penggelaran 5G. Itu sudah ada di bisnis plan kita tahun ini. Kita lagi matangkan skenarionya seperti apa,” kata Agus kepada wartawan di Yogyakarta, ditulis Jumat (10/3/2023). 

Agus menyebut untuk tahap-tahap awal 5G, Smartfren tidak akan memberikan layanannya pada pengguna, melainkan melihat dari kegunaan dan fokus kepada B2B.  

"Tentu saja kita tidak akan serta merta lari ke konsumen karena ekosistemnya belum siap dan lebih ke B2B. Mungkin use case yang akan kita coba ke Sinarmas Group dulu karena ekosistem mereka banyak," ujar Agus. 

Agus menambahkan Smartfren kemungkinan bakal memberikan layanan 5G untuk sektor-sektor seperti pendidikan, Rumah Sakit, Factory, Mining, hingga kesehatan. Selain itu, Smartfren juga berencana menggunakan Capex tahun ini untuk mulai menjajaki 5G. 

Smartfren juga rencananya bakal memprioritaskan daerah-daerah yang belum pernah tercover 5G untuk tahap awal jika sudah mulai merambah konsumen. 

"Kalau kita mau 5G sih justru plan kita dari daerah yang benar-benar baru seperti daerah wisata yang belum ada coverage dari kita," pungkas Agus.


Smartfren Bakal Realisasikan 50 Persen Capex untuk Bangun BTS

BTS Smartfren di Tuban, Jawa Timur (Foto: Smartfren).

Sebelumnya, PT Smartfren Telecom Tbk (FREN) berencana bakal menggunakan dana Capital Expenditure (Capex) atau belanja modal pada 2023 untuk sejumlah ekspansi bisnis pada 2023. 

VP Network Operations Smartfren, Agus Rohmat mengungkapkan ekspansi bisnis tahun ini akan fokus pada penguatan jaringan dengan berinvestasi untuk penambahan BTS, Core Network hingga 5G. 

“Salah satu penambahan jaringan itu kita anggarkan tentu saja ada beberapa untuk BTS, Core Network, dan 5G. Untuk penambahan BTS kita sudah ada angkanya, sekitar 50 persen dari Capex untuk BTS,” ujar Agus dalam konferensi pers di Yogyakarta, ditulis Jumat, (10/3/2023).

Agus menambahkan, tidak menargetkan berapa jumlah BTS pada 2023, tetapi perusahaan ingin memiliki investasi yang seimbang dalam penguatan jaringan yang dapat mendorong pertumbuhan untuk sektor-sektor potensial Smartfren. 

“Kita tidak targetkan jumlah BTS karena seiring jumlah traffic jadi tidak harus sekian karena seiring meningkatnya traffic kalau market share tercapai, maka jumlah BTS juga tercapai yang pasti investasi akan jalan terus karena tanpa investasi kita enggakbisa grow up,” jelas Agus. 

Sejak tahun lalu Smartfren dari sisi pertumbuhan kapasitas dan cover pengembangan jaringan secara nasional telah melakukan ekspansi sekitar 12 persen. Meskipun berencana menggunakan 50 persen dari Capex untuk BTS, Agus masih belum mengungkapkan target keseluruhan pembangunan BTS pada 2023.


Prioritas Daerah

PT Smartfren Telecom Tbk (FREN)

Beberapa daerah yang diprioritaskan Smartfren dalam pembangunan BTS tahun ini yaitu Bengkulu, Kalimantan tengah, Palu, dan Kendari. 

“Bengkulu itu kita akan masuk di Q3 atau Q4. Kemudian Kalteng, itu sekarang lagi proses analisis bisni, kalau secara analisis masuk, di Q3 dan Q4 akan masuk ke Kalteng. Di Palu itu Q4 kita akan masuk, tapi kalau Kendari masih agak lama,” tutur Agus. 

Adapun perkiraan jumlah BTS yang dibutuhkan di masing-masing wilayah tersebut minimal 20 BTS, tetapi semakin potensial, ada kemungkinan untuk terus menambah jumlah BTS. 

“Yang dibutuhkan harusnya di atas 20 BTS, minimal di atas 20. Tentu saja ke depannya kita akan mulai dari yang potensial. kalau growth-nya bagus, baru kita akan tambah terus,” pungkas Agus. 

 

Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya