Alasan Mengapa Kota Bakhmut di Ukraina Penting bagi Rusia, hingga Kerahkan Sumber Daya Militer Jumbo

Rusia telah menggempur Bakhmut, kota industri kecil di timur Ukraina selama lebih dari tujuh bulan. Ukraina pun pantang menyerah untuk mempertahankan kota itu.

oleh Agustina Melani diperbarui 10 Mar 2023, 17:18 WIB
Rusia berupaya merebut kota Bakhmut selama berbulan-bulan. (Dimitar DILKOFF/AFP)

Liputan6.com, Jakarta - Bakhmut seperti terlihat lebih banyak reruntuhan. Selama lebih dari tujuh bulan, kota industri kecil di timur Ukraina ini telah digempur oleh pasukan Rusia.

Dikutip dari BBC, ditulis Jumat (10/3/2023), selama lebih dari tujuh bulan, kota industri kecil di timur Ukraina ini telah digempur oleh pasukan Rusia. Menurut Wakil Wali Kota Bakhmut, Oleksandr Marchenko, hanya ada beberapa ribu warga sipil yang tinggal di tempat penampungan bawah tanah tanpa air, gas atau listrik. “Kota ini hampir hancur,” ujar dia kepada BBC.

"Tidak ada satu bangunan pun yang tidak tersentuh dalam perang ini,” ia menambahkan.

Mengapa Rusia dan Ukraina Berjuang Keras Memperebutkan Bakhmut?

Selain pertanyaan itu, timbul pertanyaan mengapa kedua belah pihak mempertaruhkan nyawa begitu banyak tentara untuk menyerang dan mempertahankan kota ini dalam pertempuran yang berlangsung lebih lama dari yang lain dalam perang ini?

Analis militer mengatakan, Bahkmut memiliki nilai strategis yang kecil. Ini bukan kota garnisun atau pusat transportasi atau pusat populasi utama. Sebelum invasi, ada sekitar 70.000 orang yang tinggal di sana. Kota ini terkenal dengan tambang garam dan gypsum serta klang anggur yang besar. Itu tidak memiliki kepentingan geografis tertentu.

Seperti yang dikatakan seorang pejabat Barat, Bakhmut adalah satu peristiwa taktis kecil di garis depan sepanjang 1.200 KM.

Namun, Rusia mengerahkan sumber daya militer yang sangat besar untuk merebut kota di Ukraina itu. Pejabat Barat prediksi antara 20.000-30.000 tentara Rusia telah tewas atau terluka sejauh ini dalam dan sekitar Bakhmut.


Rusia Membutuhkan Kemenangan

Seorang wanita berjalan di dekat rumah dengan jendela yang rusak setelah penembakan di Chasiv Yar, dekat Bakhmut pada 28 Februari 2023. Militer Ukraina mengatakan pada hari Selasa, Rusia menggempur permukiman di sekitar Bakhmut yang memiliki populasi sebelum perang sekitar 70.000 orang, namun kini menjadi reruntuhan. (Dimitar DILKOFF/AFP)

Kremlin membutuhkan kemenangan, betapapun simbolisnya. Sudah lama sejak musim panas ketika pasukan Rusia merebut kota-kota seperti Severodonetsk dan Lysychansk. Sejak saat itu, perolehan territorial apa yang telah mereka capai secara bertahap dan lambat. Jadi Rusia membutuhkan kesuksesan untuk menjual propaganda pro Kremlin balik ke rumah.

"Mereka memerangi misi politik, bukan murni militer. Rusia akan terus mengorbankan ribuan nyawa untuk mencapai tujuan politik mereka,” ujar  Chairman of the Ukrainian Security and Co-operation Centre, Serhii Kuzan.

Alasan Militer

BBC menyebutkan Komandan Rusia juga ingin mengambil Bakhmut karena alasan militer. Mereka berharap dapat memberi mereka batu loncatan untuk keuntungan territorial lebih lanjut. Seperti yang dicatat Kementerian Pertahanan Inggris pada Desember merebut kota “berpotensi memungkinkan Rusia untuk mengancam daerah perkotaan yang lebih besar di Kramatorsk dan Sloviansk.

Kemudian ada pertanyaan mengenai kelompok tentara bayaran Wagner yang berada di jantung penyerangan. Pemimpinnya Yevgeny Prigozhin telah mempertaruhkan reputasi dan pasukan pribadinya untuk merebut Bakhmut. Ia berharap untuk menunjukkan pejuangnya dapat melakukan lebih baik dari pada tentara regular Rusia. Ia telah rekrut ribuan narapidana dan melemparkan gelombang ke pertahanan Ukraina, banyak yang hingga tewas.

Jika dia tidak berhasil di sini, pengaruh politiknya di Moskow akan berkurang. Prigozhin berselisih dengan menteri pertahanan Rusia, Sergei Shoigu kritik taktiknya sekarang mengeluh karena tidak mendapatkan cukup amunisi. Kuzan menuturkan, perjuangan politik antara keduanya untuk mendapatkan pengaruh di Kremlin dam tempat perjuangan ini adalah di Bakhmut dan sekitarnya.


Jadi Mengapa Ukraina Bela Bakhmut dengan Gigih, Kehilangan Ribuan Pasukan dalam Prosesnya?

Seorang wanita berdiri di rumahnya dengan jendela yang rusak setelah penembakan di Chasiv Yar, dekat Bakhmut pada 28 Februari 2023. Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan situasi di kota Bakhmut, di garis depan timur menjadi semakin sulit setalah pasukan Rusia berusaha merebut kota itu selama lebih dari enam bulan. (Dimitar DILKOFF/AFP)

Tujuan strategis utama adalah memakai pertempuran untuk melemahkan tentara Rusia. Seorang pejabat Barat secara blak-blakan mengatakan, Bakhmut karena taktik Rusia memberi Ukraina kesempatan unik karena menewaskan banyak orang Rusia.

Sumber NATO prediksi, lima orang Rusia tewas untuk setiap orang Ukraina di Bakhmut. Sekretaris Keamanan Nasional Ukraina, Oleksiy Danilov menuturkan, rasionya bahkan lebih tinggi yakni tujuh banding satu.

Angka-angka ini tidak mungkin diverifikasi. Serhii Kuzan menuturkan, selama Bakhmut memenuhi fungsinya, memungkinkan untuk menghancurkan pasukan musuh untuk menghancurkan lebih banyak dari mereka secara proporsional daripada kerugian yang ditimbulkan musuh.

"Sampai saat itu kita tentu saja akan terus menahan Bakhmut. Dengan mempertahankan kotanya, Ukraina juga mengikat pasukan Rusia yang dapat ditempatkan di tempat lain di garis depan.

Seperti Rusia, Ukraina juga memberikan signifikansi politik kepada Bakhmut. Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky telah menjadikan kota itu sebagai lambing perlawanan. Ketika ia kunjungi Washington pada Desember, ia menyebutnya benteng moral dan memberikan bendera Bakhmut kepada Kongres Amerika Serikat.

"Perjuangan Bakhmut akan mengubah lintasan perang kita untuk kemerdekaan dan kebebasan," ujar dia.


Jadi Bagaimana Jika Bakhmut Jatuh?

Para wanita lanjut usia bekerja untuk memperbaiki jendela yang pecah setelah penembakan di Chasiv Yar, dekat Bakhmut pada 28 Februari 2023. Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan situasi di kota Bakhmut, di garis depan timur menjadi semakin sulit setalah pasukan Rusia berusaha merebut kota itu selama lebih dari enam bulan. (Dimitar DILKOFF/AFP)

Rusia akan klaim kemenangan, kabar baik yang langka untuk meningkatkan moral. Ukraina akan menderita kerugian politik dan simbolis. Namun, sedikit yang percaya aka nada dampak militer besar. Menteri Pertahanan Amerika Serikat Llyod Austin menuturkan, jatuhnya Bakhmut tidak berarti Rusia telah mengubah gelombang pertarungan ini.

Ahli strategi dan mantan Jenderal Australia, Mick Ryan percaya tidak akan ada kemajuan cepat Rusia. “Ukraina akan mundur ke zona pertahanan di wilayah Kramatorsk yang telah disiapkan selama delapan tahun.

“Dan kota ini berada di tempat lebih tinggi, tanah yang dapat dieprtahankan daripada Bakhmut. Setiap kemajuan di Kramatorsk kemungkinan besar akan sama berdarahnya bagi Rusia seperti kampanye untuk Bakhmut,” ujar dia.

 

Infografis 1 Tahun Perang Rusia - Ukraina, Putin Tangguhkan Perjanjian Senjata Nuklir dengan AS. (Liputan6.com/Trieyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya