Liputan6.com, Jakarta Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh berbicara mengenai pemimpin yang lupa diri. Menurut dia, keadaan bangsa sekarang sedang menjerit dan butuh kehadiran pemimpin.
"Sang pemimpin dia telah lupa diri, para elite bangsa kita harus jujur saya katakan lupa dia negeri sedang menjerit, butuh keteladanan dan kehadiran dia (pemimpin) di negeri ini," kata Paloh saat pidato dalam acara Badan Advokasi Hukum di NasDem Tower, Jakarta, Jumat (10/3/2023).
Advertisement
Dia berujar, bahwa bangsa ini haus akan keteladanan. Dia menilai, para elite bangsa mesti memperhatikan rakyat yang sedang menjerit.
"Bangsa ini haus akan keteladanan, negeri ini haus, butuh, menjerit. Tolonglah para pemimpin, para elite bangsa ini, tolong beri keteladanan. Kami lagi sakit, bangsa sedang menjerit," ungkap Paloh.
Menurutnya, kondisi masyarakat saat ini terjebak dalam pragmatisme yang tinggi. Sehingga, tidak ada yang berpikir strategis untuk jangka panjang bagi masa depan negara.
"Karena semua terlibat aku berpikir untuk hari ini, kalau ada yang kasih uang Rp100 ribu itu lebih bagus daripada kepentingan 100 atau 200 tahun yang akan datang," kata Paloh.
Selain itu, Dia juga berbicara mengenai kondisi hukum di Indonesia saat ini. Paloh menilai, hukum seakan-akan milik mereka yang punya kekuatan lebih hingga mengoyak kehidupan bernegara.
"Walaupun ada di negeri kita Mahkamah Konstitusi, Mahkamah Agung, yang berperan sebagai payung yang paling di atas untuk menjaga posisi peran dari pada peradilan, mulai dari tingkat bawah, menengah, tinggi, dan seterusnya, tapi kita berhadapan dengan realita yang ada," kata dia.
"Banyak keputusan yang mengoyak kehidupan berbangsa dan bernegara kita. Hukum seakan-akan milik mereka yang punya kekuatan lebih," sambungnya.
Surya Paloh Singgung soal Hukum
Menurut Paloh, suka atau tidak suka hal itu merupakan realita. Maka dari itu, Paloh berpesan kepada BAHU NasDem untuk berikhtiar menyelesaikan masalah tersebut.
"Saya ingin menitipkan pesan dan harapan saya kepada BAHU itu adalah realitas kehidupan, suka atau tidak suka, nah berikhtiarlah menyelesaikan masalah itu," ucapnya.
Paloh lalu mengingatkan mengenai prinsip rule of law di negara Indonesia. Yaitu komitmen hukum yang mengikat semua pihak tanpa membedakan status sosial.
"Maka waktu kita melihat seluruh aspek pembangunan hukum di negeri kita ini seperti yang saya katakan saat ini, Indonesia sebagai satu negeri dan negara hukum, jelas bagi negara kita agar prinsip-prinsip hukum, rule of law yang merupakan sesuatu komitmen yang mengikat semua pihak tanpa membedakan perbedaan kita, status sosial kita," tuturnya.
Reporter: Genantan Saputra/Merdeka.com
Advertisement