Liputan6.com, Kota Batu - Tanah longsor mendominasi kejadian bencana alam di Kota Batu selama awal Maret 2023 ini. Cuaca ekstrem ditambah perubahan dan alih fungsi lahan jadi faktor utama pemicu peristiwa tersebut.
Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Batu, selama periode 1-9 Maret 2023 telah terjadi 16 kejadian bencana alam. Dari seluruh kejadian itu, 12 di antaranya berupa tanah longsor. Beruntung tidak ada korban jiwa dan kerusakan parah selama itu.
Advertisement
Kepala BPBD Kota Batu, Agung Sedayu, mengatakan data itu sudah hampir mendekati jumlah kejadian bencana alam selama Februari 2023 lalu. Bulan lalu tercatat ada 25 kejadian bencana di kota tersebut.
“Kombinasi cuaca ekstrem dan perubahan fungsi lahan jadi penyebab tingginya kejadian bencana alam di kota ini,” kata Agung, kemarin.
Tingginya potensi ancaman tanah longsor di kota ini dipicu sejumlah faktor. Yaitu intensitas hujan yang tinggi, berkurangnya kerapatan vegetasi, tingkat kecuraman lereng perbukitan. Ditambah lagi sifat fisik tanah di kota yang gembur dan adanya pelapukan bebatuan dasar.
“Itu data hasil kajian yang menyebabkan tingginya potensi tanah longsor di daerah ini. Kecamatan paling rawan bencana longsor adalah Bumiaji,” ujar Agung.
Perkembangan pesat Kota Batu turut menyebabkan risiko bencana semakin tinggi. Sebab terjadi perubahan fungsi lahan hutan jadi area pembangunan. Termasuk tanaman tegakkan diubah jadi tanaman semusim (sayuran) karena lebih menguntungkan secara ekonomis.
“Kami mengakui, ada alih fungsi lahan. Tapi cuaca ekstrem turut memicu banyaknya kejadian bencana,” kata Agung.
Siaga Bencana
Pemetaan BPBD, selain tanah longsor ada beberapa potensi ancaman bencana lainnya di Kota Batu. Seperti banjir bandang, kebakaran hutan, gempa sampai angin kencang. Kota Batu telah menetapkan status siaga darurat bencana sejak Oktober 2022 lalu sampai April 2023 mendatang.
Agung Sedayu menambahkan, selama penerapan status itu berbagai langkah mitigasi telah disiapkan. Mulai dari koordinasi antar instansi, apel siaga bencana, penambahan alat early warning sistem (EWS) sampai penambahan personel piket lapangan.
“Sejak pergantian akhir tahun, kami sudah bergerak cepat begitu ada bencana,” ujarnya.
Pemkot Batu mengimbau masyarakat agar selalu waspada selama cuaca ekstrem. Sejumlah desa telah dilatih jadi desa tangguh bencana dan diharapkan bisa terlibat penanganan bila sewaktu-waktu di wilayahnya terjadi bencana.
Advertisement