Liputan6.com, Washington D.C. - Sebuah asteroid yang baru terdeteksi memiliki peluang untuk menabrak Bumi pada tahun 2046. Hal itu disampaikan oleh Badan Antariksa Amerika Serikat alias NASA.
Jika benar-benar menabrak, asteroid seukuran kolam renang Olimpiade itu diperkirakan tiba pada Hari Valentine (14 Februari) 2046, menurut NASA seperti dikutip dari BBC, Sabtu (11/3/2023).
Advertisement
Jarak terdekat asteroid ke Bumi adalah sekitar 1,8 juta km, kata NASA.
Namun para peneliti masih mengumpulkan data, yang menurut mereka dapat mengubah prediksi tersebut.
Asteroid, yang dijuluki 2023 DW, memiliki peluang 1 banding 560 untuk menabrak Bumi, menurut NASA.
Ini satu-satunya batu luar angkasa dalam daftar risiko NASA yang berada pada kategori '1' dalam Skala Bahaya Dampak Torino.
Skala dengan rentang kategori 0-10 itu mengukur risiko benda luar angkasa bertabrakan dengan Bumi. Semua objek lain yang telah dideteksi NASA berada pada kategori 0, menunjukkan tidak ada risiko benturan.
Simak video pilihan berikut:
Advertisement
Tak Akan Memicu Kiamat
Kategori 1 berarti, tabrakan yang sebenarnya sangat tidak mungkin terjadi dan tidak menimbulkan kekhawatiran publik, kata Jet Propulsion Laboratory (JPL) NASA.
"Objek ini tidak terlalu mengkhawatirkan," kata insinyur navigasi JPL Davide Farnocchia kepada CNN.
Jika memang bertabrakan dengan kita, 2023 DW tidak akan memiliki efek kiamat yang sama dengan asteroid yang memusnahkan dinosaurus di Bumi 66 juta tahun lalu.
Asteroid mematikan itu jauh lebih besar dengan lebar 12 km, kata Scientific American.
Masih Bisa Melukai Jika Jatuh di Pemukiman
Namun dampak dari 2023 DW masih dapat menyebabkan kerusakan yang signifikan jika mendarat di atas kota besar atau daerah padat penduduk.
Sebuah meteor kurang dari setengah ukuran DW 2023 meledak di atas Chelyabinsk, Rusia, 10 tahun lalu, menyebabkan gelombang kejut yang meledakkan jendela seluas 200 mil persegi dan melukai sekitar 1.500 orang.
Meskipun kontak dengan asteroid tampaknya tidak mungkin terjadi, para ilmuwan telah mempersiapkan pertemuan semacam itu selama bertahun-tahun.
Oktober lalu, NASA mengkonfirmasi misi Double Asteroid Redirection Test (Dart) telah berhasil mengubah jalur perjalanan asteroid kecil dengan membanting pesawat ruang angkasa ke dalamnya.
"Itulah alasan mengapa kami menerbangkan misi itu dan misi itu sukses spektakuler," kata Farnocchia.
Advertisement