Liputan6.com, Jakarta - Gunung Merapi di perbatasan Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) mengalami erupsi pada Sabtu (11/3/2023) siang.
Kejadian ini juga telah dikonfirmasi oleh Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG), yang melaporkan ada luncuran awan panas dari Gunung Merapi.
Advertisement
"Terjadi awan panas guguran di Merapi tanggal 11 Maret 2023 pukul 12.12 WIB," tulis BPPTKG dalam keterangan resminya.
BPPTKG menjelaskan arah luncuran awan panas itu ke Kali Bebeng atau Krasak. BPPTKG juga mengimbau masyarakat untuk menjauhi zona bahaya Merapi.
'Masyarakat diimbau untuk menjauhi daerah bahaya jarak 7 kilometer dari puncak Gunung Merapi di alur Kali Bebeng dan Krasak," demikian keterangan BPPTKG.
Pantauan Tekno Liputan6.com di media sosial Twitter, warganet beramai-ramai melaporkan kondisi terkini dari sekitar Gunung Merapi. Beberapa juga mengungkapkan adanya hujan abu di daerah mereka.
Hingga artikel ini ditulis, kata kunci "Merapi" menempati trending topic Twitter dengan lebih dari 19,5 ribu cuitan di media sosial tersebut.
Selain itu, lebih dari tujuh ribu cuitan berisi kata kunci tentang Magelang, membuat keyword ini masuk Trending di kategori Weather. Di sini, banyak warganet yang melaporkan adanya hujan abu di sekitarnya.
Kebanyakan warganet pun mengingatkan para pengguna Twitter lain di wilayah yang terdampak dan sekitarnya untuk tetap berhati-hati dan "stay safe."
Awan Panas Gunung Merapi Berpotensi Hingga 7 Kilometer
Adapun, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) memprediksi muntahan awan panas atau Erupsi Gunung Merapi yang meletus hari ini, 12.12 WIB bisa mencapai sejauh tujuh kilometer.
Hal tersebut disampaikan oleh Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Daerah Istimewa Yogyakarta.
"Jarak 7 kilometer dari puncak Gunung Merapi di alur Kali Bebeng dan Krasak. Saat ini erupsi masih berlangsung," kata Plt Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari dalam keterangannya.
Muhari mengatakan berdasarkan, rekaman visual BPPTKG Asap kawah bertekanan lemah teramati berwarna putih dengan intensitas sedang dan tinggi 50-100 meter di atas puncak kawah.
Selain itu, juga nampak guyuran lava satu kali dengan jarak luncur 1500 meter ke barat daya suara guguran 2 kali dengan intensitas sedang dari Gunung Merapi juga terpantau.
Lebih lanjut, Muhari juga menyebut guguran lava dan awan panas pada sektor selatan-barat daya meliputi Sungai Boyong sejauh maksimal 5 km, Sungai Bedog, Krasak, Bebeng sejauh maksimal 7 km.
Advertisement
Mitigasi Saat Bencana dan Usai Letusan Gunung Berapi
Guna mengantisipasi potensi bahaya erupsi Gunung Merapi, maka masyarakat diimbau agar tidak melakukan kegiatan apapun di daerah potensi bahaya.
Masyarakat diminta agar selalu mengantisipasi gangguan akibat abu vulkanik dari erupsi Gunung Merapi serta mewaspadai bahaya lahar terutama saat terjadi hujan di seputar Gunung Merapi.
Dalam menghadapi letusan gunung api atau erupsi, ada langkah-langkah mitigasi yang perlu diketahui dan dilakukan oleh masyarakat di lokasi sekitar gunung terbut.
Berikut langkah-langkah yang bisa dilakukan ketika menghadapi gunung meletus, dikutip dari situs BPNP:
Yang Harus Dilakukan Selama Gunung Meletus
- Tidak berada di lokasi yang direkomendasikan untuk dikosongkan. Tidak berada di lembah atau daerah aliran sungai.
- Hindari tempat terbuka. Lindungi diri dari abu letusan gunung api.
- Jangan memakai lensa kontak.
- Gunakan masker atau kain basah untuk menutup mulut dan hidung.
- Kenakan pakaian tertutup yang melindungi tubuh seperti baju lengan panjang, celana panjang, dan topi.
Yang Harus Dilakukan Setelah Gunung Meletus
- Jauhi wilayah yang terkena hujan abu.
- Hindari mengendarai mobil di daerah yang terkena hujan abu vulkanik sebab bisa merusak mesin kendaraan, rem, perseneling hingga pengapian.
- Bersihkan atap dari timbunan debu vulkanik, karena beratnya bisa merobohkan dan merusak atap rumah atau bangunan.
(Dio/Isk)