Liputan6.com, Jakarta AIRNAV Indonesia mengeluarkan Nomor ASHTAM atau Volcanic Ash Notam, menyusul terjadinya erupsi Gunung Merapi di Jawa Tengah, Sabtu (11/3/2023).
"Pada Sabtu 11 Maret 2023, 05.11 UTC/12.11 Wib, telah terjadi erupsi Gunung Merapi yang masih mengeluarkan awan panas hingga pukul 08.30 UTC/15.30 WIB, dinyatakan bahwa abu vulkanik bergerak ke arah barat daya Jawa Tengah. Telah dikeluarkan peringatan kepada Maskapai dengan No. ASHTAM (Volcanic Ash Notam): VAWR3871, pada pukul 05.35 UTC/12.35 WIB," jelas Sekretaris Perusahaan AirNav Indonesia, Rosedi dalam keterangannya, Sabtu (11/3/2023).
Advertisement
Hal tersebut dikeluarkan berdasarkan hasil koordinasi dan pemeriksaan sementara dengan Cabang Yogyakarta, hasil paper test negatif baik untuk Bandar Udara Yogyakarta Internasional dan Adi Sucipto.
Menurutnya, hingga keterangan ini dikeluarkan, operasional penerbangan dan personel pelayanan navigasi penerbangan di sejumlah bandara yang berdekatan dengan aktifitas erupsi Gunung Merapi, masih berjalan aman kendali.
"Operasional penerbangan dan personel pelayanan navigasi penerbangan di Bandara YIA, Adi Sucipto, Adi Sumarno, dan Ahmad Yani dalam keadaan aman terkendali," jelas Rosedi.
Meski begitu, untuk tetap mengontrol keadaan terkini, AirNav Indonesia terus berkoordinasi dengan Stakeholder penerbangan terkait update kondisi di lapangan.
Sebelumnya, Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Badan Geologi, Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) menyampaikan status Gunung Merapi,masih Level III atau Siaga.
Diketahui, hari ini, Sabtu (11/3/2023) dari pukul 12.12 sampai 15.00 WIB,terjadi rentetan awan panas yang dikeluarkan bersumber dari longsoran kubah lava barat daya.
Adapun, dalam jangka waktu tersebut, tercatat 21 kali awan panas guguran dengan jarak luncur maksimal kurang lebih 4 km ke arah barat daya yaitu di alur Kali Bebeng dan Krasak.
"Pada saat kejadian, angin di sekitar Gunung Merapi bertiup ke arah barat laut-utara. Awan panas guguran ini menyebabkan hujan abu ke beberapa tempat terutama di sisi barat laut-utara Gunung Merapi dan mencapai Kota Magelang," ujar Kepala BPPTKG, Badan Geologi, Kementerian ESDM, Agus Budi Santoso, dalam siaran persnya.
Masih Ada Potensi Bahaya Saat Erupsi Gunung Merapi
Agus mengatakan potensi bahaya saat ini masih tetap berupa guguran lava dan awan panas pada sektor selatan–barat daya meliputi Sungai Boyong sejauh maksimal 5 km, Sungai Bedog, Krasak, Bebeng sejauh maksimal 7 km.
Pada sektor tenggara meliputi Sungai Woro sejauh maksimal 3 km dan Sungai Gendol 5 km. Sedangkan lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 km dari puncak.
Aktivitas erupsi saat ini terhitung masih tinggi; pada minggu ini guguran lava teramati sebanyak 19 kali ke arah barat daya (hulu Kali Boyong, Kali Bebeng dan Kali Sat atau Putih) dengan jarak luncur maksimal 1.200 m.
"Suara guguran terdengar dari Pos Kaliurang dan Pos Babadan sebanyak 6 kali dengan intensitas kecil hingga sedang," kata Budi.
Advertisement