Jepang Memperingati 12 Tahun Tragedi Fukushima yang Tewskan 18 Ribu Orang

Penduduk Jepang, pada Sabtu 11 Maret 2023, memperingati 12 tahun tragedi gempa dan tsunami yang menewaskan 18.000 orang, serta memicu bencana nuklir Fukushima.

oleh Hariz Barak diperbarui 11 Mar 2023, 21:54 WIB
Tangki penyimpanan air yang terkontaminasi di Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) Fukushima Daiichi milik Tokyo Electric Power Company (TEPCO) di Okuma, Prefektur Fukushima, Jepang, 20 Januari 2023. Setelah 12 tahun bencana nuklir yang dipicu oleh gempa bumi besar dan tsunami, para pekerja di PLTN Fukushima Daiichi bersiap untuk membuang air limbah yang sudah diolah ke laut. (Philip FONG/AFP)

Liputan6.com, Fukushima - Penduduk Jepang, pada Sabtu 11 Maret 2023, memperingati 12 tahun tragedi gempa dan tsunami di Fukushima yang menewaskan 18.000 orang, serta memicu bencana nuklir.

Dikutip dari TRT World (11/3/2023), tayangan TV menunjukkan penduduk yang kehilangan orang yang dicintai, meletakkan bunga, berdoa dan bersujud di depan kuburan.

"Hai teman-teman, sudah 12 tahun," penyiar publik NHK menunjukkan Fumiko Sugawara, 73 tahun, menceritakan makam anggota keluarganya, termasuk suaminya.

Gempa bawah laut berkekuatan 9,0 --terkuat keempat dalam sejarah yang tercatat di dunia-- menghancurkan timur laut Jepang 12 tahun lalu. Lindu menimbulkan tsunami, yang menyebabkan sekitar 18.500 orang tewas atau hilang.

Kombinasi dua bencana itu menyebabkan sistem pendingin di pabrik Fukushima Daiichi kewalahan, yang menyebabkan bencana nuklir terburuk sejak Chernobyl, Ukraina.

Tidak ada kematian yang secara langsung dianggap berasal dari kecelakaan nuklir. Namun sekitar 165.000 orang meninggalkan rumah mereka di daerah tersebut baik atas perintah evakuasi atau secara sukarela, demi menghindari dampak radiasi.

Namun, semua reaktor nuklir Jepang dimatikan setelah bencana dan sebagian besar tetap tidak berfungsi hari ini.


Simak video pilihan berikut:


12 Tahun Pasca-Fukushima dan Kepercayaan Publik Atas Reaktor Nuklir

Kazuo Yamanaka, pejabat yang bertanggung jawab atas uji coba pemberian makan hewan akuatik menggunakan air yang disaring, mendemonstrasikan fasilitas uji pemeliharaan organisme laut di Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) Fukushima Daiichi milik Tokyo Electric Power Company (TEPCO) di Okuma, Prefektur Fukushima, Jepang, 20 Januari 2023. Air disaring untuk menghilangkan sebagian besar radionuklida, dan lebih dari 1,32 juta ton air olahan atau 96 persen dari kapasitas penyimpanan disimpan di lokasi pada Februari. (Philip FONG/AFP)

Krisis energi global yang dipicu oleh perang di Ukraina telah menyebabkan tagihan listrik melonjak di Jepang, menginspirasi pemerintah untuk mendorong pengaktifan ulang reaktor.

Jajak pendapat menunjukkan kepercayaan publik tentang tenaga nuklir justru lambat laut pulih. Dukungan publik untuk tenaga nuklir tumbuh seiring memudarnya ingatan akan krisis 2011.

Sebagian besar area di sekitar pabrik Fukushima Daiichi telah dinyatakan aman setelah pekerjaan dekontaminasi ekstensif, meski, banyak mantan penduduk memilih untuk tidak kembali.

Dengan Jepang sekarang menghadapi krisis energi paling parah dalam beberapa dekade, pemerintah ingin mempercepat kebangkitan industri nuklirnya.

Perdana Menteri Fumio Kishida telah meminta tujuh reaktor yang disetujui oleh badan pengawas keselamatan nuklir Jepang untuk melanjutkan operasi, dan agar negara tersebut mempertimbangkan untuk membangun reaktor "generasi berikutnya" dengan mekanisme keselamatan baru.

Dan publik mendukung rencana pemerintah, menurut survei yang dilakukan dua surat kabar utama Jepang, Asahi Shimbun dan Yomiuri Shimbun.


Limbah Air Fukushima

Seorang staf mengunjungi sistem penghilangan multi-nuklida di Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) Fukushima Daiichi milik Tokyo Electric Power Company (TEPCO) di Okuma, Prefektur Fukushima, Jepang, 20 Januari 2023. Badan Energi Atom Internasional (IAEA) mengatakan rilis itu memenuhi standar internasional dan “tidak akan membahayakan lingkungan”. (Philip FONG/AFP)

Pemerintah Jepang juga berencana untuk mulai melepaskan lebih dari satu juta ton air olahan dari pabrik Fukushima yang terkena dampak ke laut tahun ini.

Cairan - kombinasi air tanah, air hujan yang merembes ke area tersebut, dan air yang digunakan untuk pendinginan - disaring untuk menghilangkan berbagai radionuklida dan disimpan dalam tangki penyimpanan di lokasi, tetapi ruangnya hampir habis.

Rencana pelepasan air telah didukung oleh Badan Energi Atom Internasional tetapi menghadapi penolakan keras dari komunitas nelayan lokal dan negara-negara tetangga di Pasifik.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya