BMKG Sebut Suhu Udara Panas di Yogyakarta Tak Berhubungan dengan Aktivitas Gunung Merapi

Prakirawan Cuaca Stasiun Meteorologi Yogyakarta M.Nur Hadi mengatakan,suhu udara panas di Yogyakarta tidak berhubungan dengan aktivitas Gunung Merapi.

oleh Agustina Melani diperbarui 11 Mar 2023, 19:36 WIB
Warga melihat asap tebal mengepul saat erupsi Gunung Merapi terlihat dari desa Tunggularum di Sleman pada 11 Maret 2023. Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Agus Budi Santoso melalui keterangan resmi di Yogyakarta, Sabtu, mengatakan awan panas guguran terjadi pada pukul 12.12 WIB. Dia menyebut erupsi Gunung Merapi masih berlangsung.(AFP/Devi Rahman)

Liputan6.com, Jakarta - Suhu udara terasa panas di Daerah Istimewa Yogyakarta. Namun, Prakirawan Cuaca Stasiun Meteorologi Yogyakarta M.Nur Hadi menuturkan, hal itu tidak berhubungan dengan aktivitas vulkanik Gunung Merapi pada Sabtu, 11 Maret 2023.

"Tidak berhubungan dengan aktivitas Merapi,” ujar Nur Hadi, dikutip dari Antara,Sabtu (11/3/2023).

Ia mengatakan, suhu maksimum harian di Daerah Istimewa Yogyakarta terakhir tercatat mencapai 33 derajat Celsius. Nur Hadi mengatakan, suhu udara itu disebabkan cuaca cerah berawan dengan kecepatan angin kurang signifikan.  Ia menambahkan, sehingga radiasi sinar matahari banyak diterima permukaan bumi.

Adapun Gunung Merapi di Perbatasan Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) meluncurkan awan panas guguran pada Sabtu, 11 Maret 2023 pukul 12.12 WIB ke arah Kali Bebeng atau Kali Krasak.

Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) meminta masyarakat menjauhi jarka bahaya 7 kilometer (KM) dari puncak Gunung Merapi di alur Kali Bebeng dan Krasak.

BPPTKG belum memberikan laporan resmi terkait jarak luncur awan panas guguran tersebut. Sebagian wilauah di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah dilaporkan terdampak hujan abu dari awan panas guguran Gunung Merapi.

Petugas Pemantau Gunung Merapi Pos Babadan Yulianto menuturkan, desa yang sudah melaporkan terjadi hujan abu yakni Paten, Keningar, Mangunsuko, Dukun, dan Sengi untuk wilayah Kabupaten Magelang. Lalu Boyolali, antara lain Tlogolele, Klakah, Jrakah, Wonolelo dan Krogowanan.


Erupsi Gunung Merapi, Boyolali Diguyur Hujan Abu

Asap tebal mengepul saat erupsi Gunung Merapi terlihat dari desa Tunggularum di Sleman pada 11 Maret 2023. Gunung Merapi di perbatasan Provinsi Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) erupsi pada Sabtu (11/3/2023). Imbasnya, meluncurkan awan panas guguran ke arah Kali Bebeng atau Kali Krasak. (AFP/Devi Rahman)

Sebelumnya, Gunung Merapi yang terletak di perbatasan Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) mengeluarkan guguran awan panas pada Sabtu siang (113/2023). Akibat erupsi tersebut menyebabkan sejumlah daerah di Kabupaten Boyolal yang terletak di lereng Gunung Merapi diguyur hujan abu.

Kepala BPBD Boyolali Widodo Munir mengatakan erupsi Gunung Merapi menyebabkan daerah yang terletak di sekitar lereng gunung tersebut terjadi hujan abu. Berdasarakan laporan dari petugas BPDB Boyolali di lapangan bahwa hujan abu turun di wilayah Kecamatan Selo, Kabupaten Boyoali.

“Informasinya yang terkena di Desa Tlogolele yang masuk Kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali,” kata dia saat dihubungi, Sabtu (11/3/2023).

Sementara itu Sekretaris Desa Tlogolele Naigen Achta Nur Edi membenarkan jika seluruh wilayah desanya terkena hujan abu erupsi Gunung Merapi. Hujan abu terjadi 30 menit setelah terjadi guguran awan panas yang terjadi di puncak Gunung Merapi ke arah Kali Bebeng atau Krasak.

“Ketebalan hujan abunya sekitar 2 milimeter. Hampir semua sama tebalnya hujan abu di semua daerah di Desa Tlogolele,” ujar dia.

 

 


Warga Tetap Beraktivitas

Asap tebal mengepul saat erupsi Gunung Merapi terlihat dari desa Tunggularum di Sleman pada 11 Maret 2023.Selama periode itu, Gunung Merapi juga tercatat mengalami sembilan kali gempa guguran, satu kali gempa fase banyak, dan 19 kali gempa vulkanik dalam, demikian Agus Budi Santoso. (AFP/Devi Rahman)

Meskipun turun hujan abu merapi, Naigen memastikan penduduk di desa tersebut masihb beraktivitas seperti biasa. Bahkan warga yang tinggal di Dusun Stabelan yang merupakan kampung paling dekat dengan puncak Gunung Merapi masih belum mengungsi.

“Sampai saat ini belum ada instruksi apapun terkait dengan kejadian tadi. Dan saat ini masayrakat tetap aktivtas sepeti biasa dan membersihkan abu yang menutupi jalan-jalan apabila ada mobil yang lewat tidak bertebaran kemana-mana,” ucapnya.

Seperti diketahui Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) melaporkan adanya luncuran awan panas dari Gunung Merapi pada Siang ini, Sabtu (11/3/2023). Terjadi awal panas guguran di Merapi tangal 11 Maret 2023 pukul 12.12 RIB,” tuilisa BPPTKG dalam keterangan resminya.

Infografis Rentetan Awan Panas dan Lava Pijar Gunung Merapi. (Liputan6.com/Trieyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya