Liputan6.com, Jakarta Nathasia Djong, seorang pianis berusia 7 tahun merilis karya Indonesia Inspirasiku yang berisi medley tiga lagu Indonesia yakni Di Timur Matahari, Satu Nusa Satu Bangsa, dan Tanah Airku. Lagu ini merupakan kolaborasi Nathasia bersama dengan Aksi Cinta Indonesia (ACI) sebuah gerakan yang bertujuan mengajak anak-anak menemukan kembali identitas mereka sebagai orang Indonesia melalui seni inovatif.
Nathasia Djong ingin anak-anak Indonesia maju dan rajin meraih cita-cita dengan mencontohkan bermain musik alih-alih menggunakan banyak waktu untuk bermain ponsel dan bermain gim.
Advertisement
Nathasia menceritakan saat dirinya memulai kisahnya pada saat berusia dua tahun, di mana tahun itu adalah tahun pijakannya menunjukkan minatnya pada piano.
"Aku pertama kali lihat kakak-kakak latihan piano dan bagus sekali, jadi aku seneng, ingin bisa juga. Saat itu aku baru main asal-asalan, belum bisa membaca, tetapi mami kemudian punya cara, " kata Nathasia Djong kepada wartawan, baru-baru ini.
Belum Bisa Injak Pedal
Sementara itu sang ibu, Lidiana Bunyamin yang merupakan pengajar piano, menceritakan saat itu, bahkan kaki Nathasia belum bisa sampai ke pedal.
"Tetapi kemudian saya gendong. Saat itu saya lihat jarinya cukup kuat, kemudian saya menggunakan alat tambahan supaya bisa sampai ke pedal. Masalah belum bisa membaca not balok, kemudian solusinya adalah dengan memberi warna pada setiap not balok untuk membantu mengenali not," kata Lidiana.
Advertisement
Ujian Piano Saat Usia 5 Tahun
Pada usia lima tahun, Nathasia pertama kali mengambil ujian piano di The Associated Board of the Royal Schools of Music, London. Tahun ini Nathasia menjadi peserta ujian termuda yang dicatat Indonesia dengan Level Grade 5. Grade ini setara dengan kemampuan pengajar piano tahap awal.
"Saya yakin dua memiliki bakat. Tetapi bakat itu hanya 20 persen bisa membuat orang menjadi mahir, 80 persen selebihnya adalah hasil latihan. Bakat dan latihan inilah yang harus didukung orangtua," ucapnya.
Perjalanan Karir
Nathasia Djong, anak semata wayang sekaligus pelajar kelas dua Tzu Chi School Pantai Indah Kapuk, Jakarta itu mulai perjalanannya dari berbagai lomba. Secara bertahap dia mengikuti lomba di Jakarta, Surabaya, kemudian Singapura, Hongkong, dan kemudian Amerika.
Ratusan prestasi telah diraihnya baik dalam pada kompetisi dalam dan luar negeri, termasuk pada akhir 2022 Nathasia mengikuti acara World Championships of Performing Art di California, Amerika serikat dan Nathasia merupakan menjadi peraih tiga medali emas pertama, tiga medali perak, serta overall winner untuk Indonesia. Peristiwa ini menjadikan dirinya sebagai orang pertama yang membentangkan merah putih di panggung internasional di Amerika Serikat dengan Perolehan 3 medali emas dan 3 medali perak serta 2 overall winner.
Hari-hari Nathasia rupanya juga seperti anak-anak seusianya kecuali dalam hal screen time. Nathasia tidak punya minat di situ bahkan hanya untuk menonton televisi dan menyaksikan film. "Aku biasanya setelah sekolah tidur siang, bermain dengan boneka, dan berlatih," katanya.
Berlatih baginya adalah sebuah kesenangan. Dia bebas menggunakan waktunya untuk latihan kapan saja. Tidak hanya piano, Nathasia bahkan berlatih vokal, biola, drum, dan balet yang semuanya bermuara dengan prestasi.
Advertisement