Bolehkah Berciuman dengan Istri Saat Puasa Ramadhan, Apa Hukumnya?

Puasa Ramadhan bukan berarti menghilangkan sikap romantis. Bahkan, kemesraan suami istri bisa jadi bertambah intim pada bulan suci itu

oleh Liputan6.com diperbarui 12 Mar 2023, 14:30 WIB
Ilustrasi suami memberi kado ke istri. (Foto: Shutterstock)

Liputan6.com, Jakarta - Puasa Ramadhan bukan berarti menghilangkan sikap romantis. Bahkan, kemesraan suami istri bisa jadi bertambah intim pada bulan suci itu.

Nah, masalahnya, sebagian dari kita seringkali sulit memilah romantis dengan syahwat. Hal ini sepertinya tak bisa dipungkiri.

Sebab, syahwat selalu ada dalam diri manusia. Syahwat termasuk salah satu masalah sulit untuk dibereskan. Kecenderungannya yang bersifat liar sangat susah untuk ditaklukkan.

Salah satu hikmah diwajibkannya puasa Ramadhan, yaitu melatih diri dalam mengendalikan nafsu termasuk di dalamnya adalah syahwat.

Meski begitu, tidak serta merta syahwat itu tunduk kepada mereka yang berpuasa, karena semakin dikekang ia akan semakin kuat melakukan perlawanan.

Ketika manusia puasa tidak kuat menahannya maka muncullah retakan-retakan dalam berbagai bentuknya mulai dari keisengan kecil hingga kejahilan besar.

Sebagian dari kita, mungkin saja menunjukkan kemesraan dengan berciuman dengan istri. Saat sedang berpuasa, bolehkah kita berciuman? apakah ciuman membatalkan puasa?

 

Saksikan Video Pilihan Ini:


Hukum Berciuman Saat Puasa Ramadhan

Mengutip laman NU, sesungguhnya ciuman bagi mereka yang sedang puasa tidak membatalkan puasa selama tidak disertai syahwat. Tetapi secara etika hendaknya dihindari.

Selain akan mengajak ke langkah lebih lanjut, juga demi menghormati puasa itu sendiri.

Ada hadis-hadis yang menjelaskan diperbolehkannya seseorang yang sedang menjalankan ibadah puasa mencium istri atau budaknya, dengan syarat tidak membangkitkan syahwat:

اِنْ كَانَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَيُقَبِّلُ بَعْضَ اَزْوَاجِهِ وَهُوَ صَائِمٌ ثُمَّ ضَحِكَتْ

"Kadang-kadang Rasulullah SAW mencium sebagian istri-istrinya, padahal Beliau sedang berpuasa, kemudian Aisyah r.a, tertawa”. (Hadits Shahih, riwayat al-Bukhari: 1793 dan Muslim: 1851. Teks hadits riwayat al-Bukhari).

كَانَ النَّبِي صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُقَبِّلُ وَيُبَاشِرُ وَهُوَ صَائِمٌ وَكَانَ اَمْلَكَكُمْ لِاِرْبِهِ

Rasulullah SAW mencium dan mencumbu (dengan istrinya), padahal Beliau sedang berpuasa. Namun Beliau adalah orang yang paling kuat menahan syahwatnya di antara kamu sekalian”. (Hadits Shahih, riwayat al-Bukhari: 1792 dan Muslim: 1854, teks hadits riwayat al-Bukhari).

Karena umumnya manusia tidak mampu menahan syahwatnya seperti Rasulullah s.a.w, maka berciuman dan bercumbu di siang hari puasa hendaknya dihindari.

Tim Rembulan

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya