Liputan6.com, Jakarta - Gunung Merapi kembali erupsi pada Minggu, (12/3/2023) dini hari tadi. Akun resmi milik @BPPTKG menginformasikan bahwa baru saja terjadi awan panas guguran dari Gunung Merapi dengan jarak luncur 1.300 m yang mengarah ke Barat Daya.
Sementara pada Sabtu kemarin, Gunung Merapi mengeluarkan awan panas guguran sebanyak 24 kali pada periode 12.12 hingga 16.00 Wib dengan jarak luncur sejauh 4000 meter.
Advertisement
Kepala BPPTKG Yogyakarta Agus Budi Santoso mengatakan, Gunung Merapi saat ini ada dua buah kubah lava, yaitu kubah lava barat daya dan kubah lava tengah kawah.
"Berdasarkan analisis foto udara tanggal 13 Januari 2023 volume kubah lava barat daya terhitung sebesar 1.598.700 m3 dan kubah tengah sebesar 2.267.400 m3," kata Agus seperti dikutip dari Antara, Minggu (12/3/2023).
Kedua kubah lava ini, kata Agus, apabila longsor secara masif berpotensi menimbulkan awan panas sejauh maksimal 7 km ke arah barat daya dan 5 km ke arah selatan-tenggara.
Agus menerangkan jika rentetan awan panas guguran di Gunung Merapi pada Sabtu, (11/3/2023) kemarin karena terjadi longsoran kubah lava di sisi barat daya.
"Rentetan awan panas guguran di Gunung Merapi bersumber dari longsoran kubah lava barat daya," terang Agus.
Pada saat kejadian, angin di sekitar Gunung Merapi bertiup ke arah barat laut-utara.
"awan panas guguran ini menyebabkan hujan abu ke beberapa tempat terutama di sisi barat laut-utara Gunung Merapi dan mencapai Kota Magelang," tutur Agus.
Gunung Merapi Tak Akan Meletus Seperti Dahulu
Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X meyakini bahwa Gunung Merapi di perbatasan Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah tidak akan meletus secara eksplosif seperti yang terjadi pada 2010.
"Enggak akan meletus seperti dulu," kata Sultan HB X di Jogja Expo Center (JEC) Bantul, Sabtu 11 Mare 2023.
Menurut Sultan, pola erupsi pada gunung api aktif itu telah mengalami perubahan dibandingkan saat erupsi besar beberapa tahun silam.
"Sudah berbeda wong sudah sepuluh tahun lebih. Biasanya kan empat tahun meletus," ujar Ngarsa Dalem --sapaan Sultan HB X.
Bagi Sultan, awan panas guguran yang keluar dari Gunung Merapi pada Sabtu, justru memiliki manfaat menambal lahan-lahan berlubang atau rusak di sekitar gunung itu akibat aktivitas tambang pasir.
Meski membutuhkan waktu yang tidak sebentar, ia meyakini aktivitas vulkanik Merapi akan berhenti dengan sendirinya.
"Yang penting 'ngebaki' (memenuhi) yang dirusak karena ditambang, itu saja. Nanti kalau lubang-lubang itu sudah tertutup kan berhenti sendiri. Memang itu perlu (waktu) lama karena tidak hanya di atas, yang di bawah kan juga pada berlubang kan gitu," kata dia.
Terkait jarak luncur awan panas guguran Merapi yang mencapai maksimal empat kilometer pada Sabtu, Gubernur DIY itu berharap masyarakat tidak perlu panik.
"Sekarang memang harus keluar ya memang 'nyembur', tapi kan hanya satu kilometer, dua kilometer karena yang ditambang di sekitar situ," ucap Raja Keraton Yogyakarta itu.
Advertisement