Liputan6.com, Jakarta - Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat 29 perusahaan dalam proses pencatatan saham di BEI hingga kini.
Direktur Penilaian Perusahaan BEI, I Gede Nyoman Yetna menuturkan, hingga 10 Maret 2023 telah tercatat 27 perusahaan yang mencatatkan saham di BEI. Dana yang berhasil dihimpun dari penawaran umum perdana atau initial public offering (IPO) sebesar Rp 12,5 triliun.
Advertisement
“Hingga saat ini, terdapat 29 perusahaan dalam pipeline pencatatan saham BEI,” ujar dia kepada wartawan ditulis, Minggu (12/3/2023).
Ia menuturkan, berdasarkan klasifikasi aset perusahaan yang saat ini berada dalam pipeline merujuk pada POJK Nomor 53/POJK.04/2017 antara lain:
- 2 Perusahaan aset skala kecil. (aset di bawah Rp50 Miliar)
- 13 Perusahaan aset skala menengah (aset antara Rp50 Miliar-Rp250 Miliar)
- 14 Perusahaan aset skala besar (aset di atas Rp250 Miliar)
Rincian sektor:
- 5 Perusahaan dari sektor Basic Materials;
- 5 Perusahaan dari sektor Transportation & Logistic;
- 2 Perusahaan dari sektor Consumer Non-Cyclicals;
- 6 Perusahaan dari sektor Consumer Cyclicals;
- 5 Perusahaan dari sektor Technology;
- 1 Perusahaan dari sektor Healthcare;
- 2 Perusahaan dari sektor Financials;
- 2 Perusahaan dari sektor Properties & Real Estate;
- 1 Perusahaan dari sektor Infrastructures
33 Perusahaan Antre IPO, Mayoritas dari Sektor Saham Konsumer Siklikal
Sebelumnya, Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat sejumlah perusahaan tengah antre di pipeline pencatatan perdana saham (initial public offering/IPO). Direktur Penilaian Perusahaan BEI, I Gede Nyoman Yetna mengatakan, saat ini ada 33 perusahaan bakal IPO yang mengincar dana sekitar Rp 49,5 triliun.
"Sampai dengan 3 Maret 2023 telah tercatat 22 Perusahaan yang mencatatkan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan dana dihimpun Rp 11,2 triliun. Hingga saat ini, terdapat 33 perusahaan dalam pipeline pencatatan saham BEI,” kata Nyoman kepada Wartawan, Jumat (3/3/2023).
Merujuk POJK Nomor 53/POJK.04/2017, terdapat 17 perusahaan dengan aset skala besar di atas Rp 250 miliar. Kemudian 14 perusahaan dengan aset skala menengah antara Rp 50 miliar sampai Rp 250 miliar, sisanya 2 perusahaan dengan aset skala kecil di bawah Rp 50 miliar.
Rincian sektornya adalah sebagai berikut:
- 6 Perusahaan dari sektor Basic Materials6 Perusahaan dari sektor Transportation & Logistic
- 2 Perusahaan dari sektor Consumer Non-Cyclicals7 Perusahaan dari sektor Consumer Cyclicals
- 6 Perusahaan dari sektor Technology1 Perusahaan dari sektor Healthcare
- 2 Perusahaan dari sektor Financials2 Perusahaan dari sektor Properties & Real Estate1 Perusahaan dari sektor Infrastructures
Sedangkan hingga saat ini, telah diterbitkan 14 emisi dari 13 penerbit EBUS dengan dana yang dihimpun sebesar Rp 16,7 Triliun. Sampai dengan 3 Maret 2023 terdapat 11 emisi dari 10 penerbit EBUS yang sedang berada dalam pipeline dengan klasifikasi sektor sebagai berikut:
- 1 Perusahaan dari sektor Energy
- 2 Perusahaan dari sektor Industrials
- 2 Perusahaan dari sektor Consumer Non-Cyclicals
- 2 Perusahaan dari sektor Basic Materials3 Perusahaan dari sektor Financials
- 1 Perusahaan dari sektor Properties & Real Estate
Kemudian untuk rights issue, per 3 Maret 2023 telah terdapat 13 perusahaan tercatat yang telah menerbitkan right issue dengan total nilai Rp 13 triliun. Serta masih terdapat 16 perusahaan tercatat dalam pipeline rightss issue BEI dengan rincian sektor saham sebagai berikut:
- 6 Perusahaan dari sektor Financials3 Perusahaan dari sektor Consumer Cyclicals
- 2 Perusahaan dari sektor Energy
- 2 Perusahaan dari sektor Consumer Non-Cyclicals
- 1 Perusahaan dari sektor Properties & Real Estate
- 1 Perusahaan dari sektor Basic Materials
- 1Perusahaan dari sektor Transportation & Logistics
Advertisement
BEI Sebut Ada 50 Perusahaan dalam Proses IPO pada 2023
Sebelumnya, Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat ada 33 perusahaan yang masuk dalam antrean pencatatan saham dan 50 perusahaan yang siap tercatat di BEI hingga saat ini.
Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna menuturkan, awal tahun ini sudah ada 17 perusahaan yang tercatat di pasar modal Indonesia.
"Jarang di awal tahun ada 17 listing dan pipeline 33, ada 50 yang sudah ada di proses yang siap untuk tercatat hanya sampai dengan Februari, kita punya 10 bulan lagi, semoga stabil," kata Nyoman dalam acara Economic Outlook 2023, Selasa (14/2/2023).
Ia menyebutkan, pada 2023 lebih banyak target perusahaan yang akan tercatat dan masuk ke bursa.
Di samping itu, tahun ini akan lebih menantang lagi, tetapi dari sisi pipeline sudah menunjukkan kondisi akan tercapai target yang lebih tinggi.