Jalur Evakuasi dan Barak Pengungsian di Sleman dalam Kondisi Siap Jika Terjadi Erupsi Gunung Merapi

Wakil Bupati Sleman Daerah Istimewa Yogyakarta, Danang Maharsa memastikan jalur evakuasi di semua titik dan barak pengungsi dalam kondisi siap jika terjadi erupsi Gunung Merapi.

oleh Agustina Melani diperbarui 12 Mar 2023, 21:58 WIB
Mobil berselimut abu pasca erupsi Gunung Merapi di Desa Dukun, Magelang pada 11 Maret 2023. Gunung Merapi menunjukkan aktivitas vulkanik pada Sabtu (11/3/2023) siang. Gunung Merapi erupsi tepat pada pukul 12.12 WIB. Imbasnya, meluncurkan awan panas guguran ke arah Kali Bebeng atau Kali Krasak. (AFP/Devi Rahman)

Liputan6.com, Jakarta - Wakil Bupati Sleman Daerah Istimewa Yogyakarta, Danang Maharsa mengimbau masyarakat tidak terlalu panik dan tetap waspada terkait erupsi Gunung Merapi yang terjadi pada Sabtu, 11 Maret 2023.

Selain itu, ia memastikan jalur evakuasi di semua titik dan barak pengungsi dalam kondisi siap jika terjadi erupsi Gunung Merapi.

"Jadi evakuasi di semua titik dan juga barak pengungsian di wilayah Sleman saat ini dalam kondisi siap untuk digunakan sewaktu-waktu,” ujar Danang saat memantai kesiapan penanganan bencana di kawasan lereng Gunung Merapi, Sleman, dikutip dari Antara, Minggu (12/3/2023).

Danang mengatakan, masyarakat agar tidak perlu terlalu panik, tetapi diimbau tetap waspada dan berada di jarak aman. “Masyarakat masih tetap boleh beraktivitas, namun harus berada pada jarak aman Gunung Merapi,” ujar dia.

Selain itu, Danang menilai, masyarakat masih bisa melakukan kegiatan tersebut juga dengan tetap mempertahankan jarak aman.

“Bagi masyarakat yang beraktivitas di sekitar Gunung Merapi diharapkan bisa turut aktif melaporkan perkembangan aktivitas Gunung Merapi kepada pihak yang berwenang,” tutur dia.

Sedangkan pelaku wisata, masyarakat, pelaku ekonomi juga diharapkan terus meningkatkan kewaspadaan komunikasinya dengan fasilitas apapun, baik dengan HT, HP dan lainnya.

Sementara itu, Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Sleman Makwan menuturkan, pihaknya telah membuat rencana kontinjensi dampak erupsi ini dengan jarak sejauh 9 kilometer dari kawah Gunung Merapi.

 


Tujuh Desa

Pengendara berkendara di jalan yang tertutup abu setelah letusan Gunung Merapi di desa Stabelan, Magelang pada 11 Maret 2023.Gunung Merapi yang berada di perbatasan Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah kembali meletus pada Sabtu 11 Maret 2023. (AFP/Devi Rahman)

Dengan begitu, ada tujuh kelurahan yang masuk dalam radius tersebut, di antaranya Glagaharjo, Kepuharjo, Umbulharjo di Kapanewon (Kecamatan) Cangkringan, Kelurahan Purwobinangun, Hargobinangun di Kapanewon Pakem serta Kelurahan Girikerto dan Wonokerto di Kapanewon Turi.

"Kalau BPTTKG sudah menyampaikan bahayanya 9 kilometer, maka kami sudah punya skenario tujuh desa teratas ini akan dilakukan evakuasi. Tapi selama itu belum, maka belum kami lakukan evakuasi," ujar dia.

Ia menuturkan, BPBD Sleman telah menyiapkan sebanyak 32 titik pengungsian. Setiap padukuhan yang ada di tujuh kelurahan teratas juga telah dibekali SOP terkait skenario evakuasi jika terjadi hal yang membahayakan warga.

Adapun dalam kegiatan pemantauan antara lain hadir Kapolresta Sleman, Kombes Pol Aris Supriyono, Dandim 0732/Sleman Letkol Arm Danny A.P Girsang S.Sos.,M.Han, Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Agus Budi Santoso, Kepala BPBD Sleman Makwan dan Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Sleman, Ishadi Zayid.

 


Gunung Merapi Erupsi 11 Maret 2023

Asap tebal mengepul saat erupsi Gunung Merapi terlihat dari desa Tunggularum di Sleman pada 11 Maret 2023.Selama periode itu, Gunung Merapi juga tercatat mengalami sembilan kali gempa guguran, satu kali gempa fase banyak, dan 19 kali gempa vulkanik dalam, demikian Agus Budi Santoso. (AFP/Devi Rahman)

Kepala BPTTKG Agus Budi Santoso menuturkan, Gunung Merapi mengalami erupsi secara signifikan sejak Sabtu, 11 Maret 2023 hingga Minggu siang, yakni sebanyak 52 kali.

Meski begitu, menurutnya erupsi Gunung Merapi sudah terjadi secara terus menerus sejak 4 Januari 2021.

"Jika dikatakan Gunung Merapi erupsi hari Sabtu kemarin, iya benar. Tapi sebenarnya Merapi erupsi sudah dua tahun lebih, yakni sejak 4 Januari 2021, dan status siaganya pada 5 November 2020," katanya.

Ia juga berharap para pemangku kepentingan dapat menyikapi erupsi ini secara proporsional agar tidak terjadi panik yang berlebihan di masyarakat. Masyarakat juga masih bisa beraktivitas seperti biasa di luar zona bahaya erupsi Gunung Merapi.

"Sebab Merapi ini juga mempunyai sisi manfaatnya bagi masyarakat, baik itu pariwisata, perekonomian, pertanian, dan lainnya," ujar dia.

 

Infografis Rentetan Awan Panas dan Lava Pijar Gunung Merapi. (Liputan6.com/Trieyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya