Tangisan Rasulullah SAW Ketika Sholat dan Hikmah di Baliknya

Mempelajari bagaimana sholat Rasulullah dan para salafus shalih tidak lain agar sholat kita yang masih belum sempurna ini bisa berubah menjadi lebih baik, bersyukur jika kita mampu mencapai derajat khusyuk yang merupakan syarat diterimanya sholat.

oleh Putry Damayanty diperbarui 13 Mar 2023, 20:30 WIB
Tata Cara Sholat Jamak (Sumber: Pixabay)

Liputan6.com, Jakarta - Sebuah riwayat yang berasal dari Hudzaifah bin Yaman menceritakan bahwa pada suatu malam, ia sedang mengerjakan sholat bersama Rasulullah SAW. Beliau memulai membaca surat al-Baqarah.

Lalu ia mengira Rasulullah akan rukuk ketika sampai pada ayat seratus. Namun ternyata Rasulullah tetap melanjutkannya. Kemudian ia mengira lagi Rasulullah akan sholat dengan membaca surat al-Baqarah dalam satu rakaat, ternyata beliau meneruskan bacaannya dan begitupun dugaan selanjutnya.

Jika melalui ayat yang mengandung tasbih, maka beliau bertasbih. Jika melalui ayat yang mengandung doa, maka beliau pun meminta, dan jika melalui ayat yang mengandung permohonan perlindungan, maka beliau meminta perlindungan.

Kemudian ketika Rasulullah SAW rukuk dengan mengucapkan, "Subhaana rabbiyal 'adziimi". Lama rukuk yang beliau kerjakan sama dengan lama beliau berdiri. Lalu beliau mengucapkan "Sami'allahu liman hamidah" lalu beliau berdiri lama, hampir sama dengan beliau rukuk. Setelah itu, beliau sujud dan mengucapkan "Subhaana rabbiyala'la". Sujud yang beliau kerjakan hampir sama dengan berdiri yang beliau lakukan.

Rasulullah SAW selalu memanjangkan sujudnya untuk berdoa dan memohon ampunan kepada Allah. Kadang-kadang terdengar suara gemuruh dari dadanya seperti gemuruh suara periuk yang mendidih karena tangisan beliau. Maksudnya adalah, hati beliau mendidih dan rasa gemuruh muncul tidak dapat tertahan sehingga tangisan meledak karena takut kepada Allah SWT dan khawatir akan siksa-Nya.

 

Saksikan Video Pilihan ini:


Sholatnya Para Sahabat Rasulullah

Kisah selanjutnya adalah tentang sholat seorang sahabat Nabi yang bernama Umar bin Khattab. Sebuah riwayat yang berasal dari Abdullah bin Syaddad menyatakan, 

"Aku mendengar Umar membaca surat Yusuf pada waktu sholat subuh dan saya mendengar rintihan tangisnya, padahal waktu itu saya berada di barisan paling akhir la menangis karena membaca ayat berikut”

قَالَ إِنَّمَا اشْكُوا بِنِي وَحُرف إِلَى اللهِ وَاعْلَمُ مِنَ اللَّهِ مَا لَا تَعْلَمُونَ

"Yaqub menjawab, "Sesungguhnya hanyalah kepada Allah aku mengadukan kesusahan dan kesedihanku, dan aku mengetahui dari Allah apa yang kamu tidak mengetahuinya." (QS. Yusuf: 86)

Ibnu Umar berkata, "Saya mengerjakan sholat di belakang Umar, dan saya mendengar rintihannya dari belakang dengan jarak tiga baris. Di wajahnya terdapat dua garis hitam karena tangisnya."

Ada juga kisah sholat khusyuk seorang tabi'in yang bernama Amir bin Abdullah. Ketika ia sholat, iblis muncul dalam bentuk ular untuk mengganggu sholat yang tengah dikerjakan oleh Amir. 

Ular itu masuk ke dalam baju Amir, lalu ia keluar lagi dengan baju tersebut, namun hal itu ternyata sama sekali tidak menjadikan sholatnya menjadi terganggu sedikit pun. Dikatakan kepadanya, 

"Adakah engkau tidak menyingkirkan ular itu?" la menjawab, "Sesungguhnya aku merasa malu kepada Allah SWT,  jika aku takut kepada selain-Nya."

Demikianlah sholat Rasulullah SAW, juga sahabatnya yang bernama Umar bin Khattab dan seorang tabi'in yang bernama Amir bin Abdullah. Sholat yang menggambarkan tingkat kekhusyukan yang luar biasa. 

Malah konon, Umar bin Khattab pernah kena anak panah. Namun anak panah itu bisa dicabut, ketika ia dalam keadaan sholat. Benar-benar luar biasa. 

Kita memang belum mampu seperti mereka. Namun, paling tidak ada usaha untuk belajar meraih sholat yang khusyuk secara bertahap. Semoga Allah SWT senantiasa memberi kekuatan kepada kita untuk mampu menjalankan sholat dengan benar disertai dengan rasa khusyu', tawadhu' juga khudhur kepada-Nya. Amiin

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya