Keberadaan SARS di Indonesia Diumumkan Hari Ini

Benar tidaknya tiga WNI terjangkit SARS akan diumumkan hari ini. Pemerintah juga bakal menyatakan bahwa SARS adalah penyakit berbahaya yang harus diantisipasi di Indonesia.

oleh Liputan6 diperbarui 03 Apr 2003, 08:18 WIB
Liputan6.com, Jakarta: Pemerintah akan mengumumkan hasil tes penyakit Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS) atau sindrom radang pernapasan akut parah terhadap tiga WNI yang diduga terjangkit virus tersebut, Kamis (3/4) ini. Selain itu, pemerintah juga akan mengesahkan bahwa SARS adalah wabah penyakit berbahaya yang harus diantisipasi di Indonesia.

Kepastian ketiga orang tersebut menderita SARS atau tidak didasarkan pada tes serologi (tes antivirus dari sampel darah). Untuk itu, sampel darah mereka dibawa ke Atlanta, Amerika Serikat lantaran di Indonesia belum ada peralatan tes serologi [baca: Depkes Membentuk Posko Pemantau Penyebaran Virus SARS].

SARS pertama kali ditemukan di Propinsi Guangdong, Cina, November 2002. Penyebaran virus pneumonia (penyakit infeksi jaringan paru-paru) yang tak biasa itu kini mencapai 15 negara, termasuk Singapura dan Kanada. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencatat bahwa hingga kemarin, SARS sudah menewaskan 62 orang di seluruh dunia dari 1.804 kasus SARS. Untungnya, Indonesia masih dinyatakan sebagai negara yang bebas dari virus mematikan tersebut. Namun begitu, untuk mengantisipasi, pemerintah tetap membentuk posko untuk memantau perkembangan penyebaran virus SARS, terutama dari tiga pelabuhan internasional dan sembilan bandar udara di Tanah Air.

Di antaranya yang dilakukan Pemerintah Provinsi Jambi di Bandara Sultan Thaha dan Pelabuhan Laut Samudra, dan Kuala Tungkal. Jajaran pemprov setempat mengatakan, lokasi Jambi yang berdekatan dengan Singapura sangat memungkinkan menjadi pintu masuk penyebaran SARS. Apalagi, jalur transportasi Singapura-Jambi dikenal cukup padat. Begitu juga dengan kabar angin yang menyebutkan bahwa sejumlah warga Jambi terserang virus SARS. Yang terakhir ini, Kepala Dinas Kesehatan Jambi Oscar Karim langsung membantah. Menurut dia, hingga kini, tak seorang warga Jambi pun diidentifikasi menderita SARS.

Hingga Rabu malam, petugas di sejumlah posko SARS mengaku belum menemukan kasus penderita SARS di Indonesia. Jika petugas menemukan kasus tersebut, yang bersangkutan akan dibawa ke rumah sakit yang sudah ditentukan. Khusus di Jakarta, penderita akan dirujuk ke RS Persahabatan, Jakarta Timur dan RS Sulianti Saroso, Jakarta Utara

Kepala Sub Direktorat Survailans Epidemologi Imunologi Depkes dokter Azimal mengatakan, karena belum ada obatnya, penyembuhan masih dilakukan dengan pengobatan suportif atau dengan cara menyembuhkan gejala-gejala penyakit.

Pemerintah juga bakal memberlakukan travel advisory agar warga negara Indonesia untuk sementara waktu tidak bepergian ke negara-negara yang terjangkit SARS. Selain itu, pemerintah juga melarang bayi di bawah usia lima tahun dan lanjut usia untuk berangkat ke negara-negara yang terkena wabah SARS [baca: Antisipasi SARS, Travel Advisory Akan Diberlakukan].

Dengan kebijakan itu, jajaran Departemen Kesehatan bersama Dirjen Imigrasi berwenang menahan dan mengkarantina orang-orang yang dicurigai menderita SARS. Sayangnya, kebijakan ini memicu masalah lainnya. Banyak pihak mempertanyakan kesiapan jajaran pemerintah di lapangan dalam menangani SARS. Sebagai contoh, jumlah masker untuk mencegah SARS hingga kini masih terbatas. Demikian pula kesiapan rumah sakit rujukan baik di Jakarta maupun di daerah.

Informasi terbaru yang dihimpun SCTV menyebutkan, WHO mengeluarkan peringatan bagi para wisatawan untuk tidak mengunjungi Hongkong dan Provinsi Guandong di Cina. Kedua wilayah tersebut diklaim sebagai kawasan paling banyak ditemukan kasus penyakit SARS. Ada ratusan pendeita SARS di Hongkong dan Guandong. Peringatan kesehatan ini adalah kali pertama yang dikeluarkan WHO. Soalnya pihak WHO sendiri mengaku tak menyangka bahwa wabah ini terus meluas.

Khusus di Hongkong, 16 orang meninggal karena SARS dan 23 kasus penderita SARS baru ditemukan sehingga total orang yang terinfeksi virus tersebut di Hongkong mencapai 708 orang. Pemimpin Hongkong Tung Chee Hwa mengungkapkan bahwa Presiden Cina Hu Jintao telah menanyakan perihal perkembangan situasi di daerah yang terjangkit SARS.

Di Hongkong, kawasan pemukiman padat penduduk di Kowloon menjadi wilayah yang rentan penyebaran SARS. Orang ketiga yang menjadi korban keganasan SARS berasal dari Perumahan Amoy Gardens di Kowloon. WHO dan sejumlah ahli kesehatan Hongkong berpendapat, infeksi SARS yang menjangkit di satu blok mengindikasikan virus tersebut bisa menyebar melalui air atau sistem pengairan dan tak cuma melalui kontak tubuh serta udara.(SID/Tim Liputan 6 SCTV)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya