Liputan6.com, Singapura - Bursa saham Asia Pasifik melemah pada perdagangan saham Senin, (13/3/2023) seiring regulator Amerika Serikat (AS) mengumumkan deposan dan lembaga keuangan yang terkait dengan Silicon Valley Bank. Hal ini dipandang sebagai langkah untuk membendung risiko sistemik lebih lanjut.
Dikutip dari CNBC, Senin, 13 Maret 2023, Silicon Valley Bank pekan lalu ditutup oleh regulator, setelah nasabah menarik simpanan sebesar USD 42 miliar atau sekitar Rp 649,22 triliun (asumsi kurs Rp 15.457 per dolar AS) pada Kamis, 9 Maret 2023.
Advertisement
Di Jepang, indeks Topix merosot 2,01 persen, dan memimpin penurunan di Jepang. Indeks Nikkei 225 tergelincir 1,6 persen seiring SoftBank melihat penurunan 1,2 persen. Di Australia, indeks ASX 200 terpangkas 0,55 persen seiring saham bank melemah.
Indeks Kospi susut 0,5 persen dan Kosdaq terpangkas 1,4 persen seiring selama akhir pekan dilaporkan pejabat Korea Selatan menyuarakan kekhawatiran volatilitas pasar yang lebih besar menjelang Silicon Valley Bank tutup.
Di China, Kongres akan diakhiri dengan konferensi pers oleh Perdana Menteri Li Qiang yang baru diangkat. Semalam, saham berjangka dari indeks utama Amerika Serikat melonjak setelah pengumuman backstop dengan indeks S&P 500 berjangka naik 1,18 persen dan indeks Nasdaq 100 berjangka bertambah 1,35 persen. Indeks Dow Jones berjangka naik 277 poin.
Ekonom Asia Pasifik Goldman Sachs Andrew Tilton menuturkan, prospek ekonomi kawasan itu tidak mungkin terpengaruh dari kejatuhan Silicon Valley Bank.
“Sejauh ini ditangani relatif cepat oleh regulator dan tidak menyebar ke entitas tambahan di luar yang telah dicatat sejauh ini, maka kita cenderung tidak melihat dampak signifikan pada prospek pertumbuhan Asia,” ujat Tilton kepada CNBC.
Ia menegaskan, perkiraan perusahaan untuk ekonomi China dan menekankan sebagian besar akan didorong oleh pembukaan kembali setelah kebijakan nol COVID-19.
“Kami terus mengharapkan pertumbuhan ekonomi China 5,5 persen tahun ini. Sebagian besar didorong oleh pembukaan kembali dan mungkin kurang sensitif terhadap masalah khusus ini,” tutur dia.
Bursa Saham Asia Lesu pada Jumat 10 Maret 2023
Sebelumnya, bursa saham Asia Pasifik merosot pada perdagangan Jumat, 10 Maret 2023 seiring investor menunggu laporan non-farm payrolss Februari yang diawasi ketat dari Amerika Serikat. Rilis data ekonomi itu dapat menentukan arag kenaikan suku bunga bank sentral Amerika Serikat atau the Federal Reserve ke depan.
Indeks Hang Seng Hong Kong turun 3,09 persen, dan memimpin penurunan di wilayah tersebut, Di bursa saham China, indeks Shenzhen tergelincir 1,2 persen dan indeks Shanghai susut 1,4 persen seiring Presiden China Xi Jingping kembali mendapatkan masa jabatan ketiga yang belum pernah terjadi sebelumnya sebagai presiden.
Di Australia, indeks ASX 200 anjlok 2,28 persen ke posisi 7.144,7 dan melanjutkan aksi jual di wall street yang dipimpin saham bank karena kekhawatiran penularan terkait Silicon Valley Bank. Indeks Kospi Korea Selatan merosot 1,01 persen ke posisi 2.394,59 dan indeks Kosdaq jatuh 2,5 persen ke posisi 788,60.
Indeks Nikkei 225 di Jepang melemah 1,67 persen ke posisi 28.143,97. Indeks Topix merosot 1,91 persen ke posisi 2.032,5 setelah Bank of Japan mempertahankan suku bunga -0,1 persen. Parlemen Jepang menyetujui Kazuo Ueda sebagai Gubernur Bank Sentral Jepang berikutnya. Gubernur saat ini Haruhiko Kuroda memimpin rapat kebijakan terakhirnya sebelum masa jabatannya berakhir pada 8 April 2023.
Advertisement
Penutupan Wall Street 10 Maret 2023
Sebelumnya, bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street anjlok pada perdagangan saham Jumat, 10 Maret 2023. Koreksi wall street terjadi seiring pemberi pinjaman yang fokus pada teknologi Silicon Valley Bank tutup menyusul kerugian dalam portofolio obligasi.
Dikutip dari CNBC, Sabtu (11/3/2023), hal ini mendorong kegagalan bank terbesar sejak krisis keuangan global dan mengirimkan gelombang kejutan melalui sektor perbankan.
Pada penutupan perdagangan wall street, indeks Dow Jones merosot 345,22 poin atau 1,07 persen ke posisi 31.909,64. Indeks S&P 500 terpangkas 1,45 persen ke posisi 3.861,59. Indeks Nasdaq turun 1,76 persen ke posisi 11.138,89.
Semua rata-rata indeks acuan pekan ini tertekan. Indeks Dow Jones merosot 4,44 persen, dan membukukan kinerja mingguan terburuk sejak Juni. Indeks S&P 500 terperosok 4,55 persen. Indeks Nasdaq susut 4,71 persen.
Regulator mengambil kendali Silicon Valley Bank pada Jumat, 10 Maret 2023 setelah saham jatuh pada Kamis, 9 Maret 2023 dan bank berjuang pada akhir pekan ini untuk menemukan perusahaan lain untuk membelinya.
Saham bank regional lain turun setelah tutupnya Silicon Valley Bank dengan SDPR S&P Regional Banking ETF tergelincir hampir 4,4 persen. Selama sepekan, the regional bank fund merosot 16 persen, pekan terburuk sejak Maret 2020 saat pandemi COVID-19 melanda.
“Anda mengalami keruntungan bank besar AS, kegagalan bank terbesar sejak 2008 yang pasti akan menakuti pasar,” ujar CEO dan Chief Investment Defiance ETFs, Sylvia Jablonski.
Ia menambahkan, kegagalan itu juga memicu kekhawatiran di kalangan investor tentang apakah penularannya menyebar ke luar SVB.
Saham Bank di Wall Street Terpukul
Beberapa saham bank berulang kali dihentikan pada perdagangan Jumat, 10 Maret 2023 termasuk First Republic, Pacwest, dan Signature Bank yang fokus pada kripto. Saham First Republic susut 14,8 persen dan saham PacWest terpaangkas 37,9 persen. Sejumlah saham bank mengalami kerugian lebih kecil bahkan ketika kejatuhan SVB mendatangkan malapetaka pada saham lainnya.
Saham Goldman Sachs dan Bank of America masing-masing turun 4,2 persen dan 0,9 persen Saham JPMorgan naik 2,5 persen.
“Ini adalah buku permainan, di mana pelaku pasar dan investor jangka pendek tidak ingin berlama-lama pada akhir pekan,” ujar Chief Market Strategist The Colony Group Rich Steinberg.
Gejolak di antara saham bank membayangi laporan pekerjaan pada Februari yang memberi beberapa petunjuk inlfasi dapat melambat. Daftar gaji meningkat lebih dari yang diperkirakan, tetapi investor fokus pada kenaikan upah lebih kecil dari perkiraan yang dapat menyebabkan the Federal Reserve (the Fed) kembali memikirkan sikap agresifnya terhadap kenaikan suku bunga.
Kegagalan Silicon Valley Bank pada Jumat, 10 Maret 2023 juga merugikan industri yang berkaitan dengan ilmu kedokteran dari pada perbankan, keuangan dan bioteknologi.
Untuk beberapa perusahaan bioteknologi, terutama perusahaan rintisan lebih kecil dan kurang teruji, SVB adalah saluran vital dan saluran keuangan wall street. SVB juga memegang beberapa kas perusahaan. “Dalam bioteknongi, SVB telah banyak terlibat dalam aktivitas investasi perbankan di perusahaan,” ujar Analis Bank of America Jason Gerberry.
Advertisement