Liputan6.com, Makassar - Ukiran Toraja menjadi perbincangan warganet usai muncul dalam serial berjudul Vikings. Ukiran Toraja khas Sulawesi Selatan terlihat menjadi latar dari altar raja Viking dalam serial tersebut.
Serial Vikings tersebut menjadi salah satu serial Hollywood yang populer di Indonesia. Menariknya, pada season 6 episode ke-9 serial tersebut tampak ukiran Toraja terlihat digunakan sebagai background altar Raja Harald saat memimpin bangsa Viking.
Ukiran Toraja merupakan salah satu ciri khas seni ukir yang dimiliki Suku Toraja. Dikutip dari jurnal berjudul "Ukiran Toraja dan Makna Teologisnya" (2018) oleh Yonathan Mangolo dkk, ada ratusan jenis ukiran Toraja.
Baca Juga
Advertisement
Setiap ukiran tersebut memiliki makna dan arti masing-masing. Biasanya ukiran Toraja ditemui pada dinding rumat ada Toraja dan luar alang atau peti jenazah.
Warna-warna yang digunakan dalam ukiran Toraja ada empat macam yakni, putih, kuning, merah, dan hitam. Masing-masing memiliki makna spiritual tersendiri
Berikut makna warna pada ukiran Toraja:
Putih menandakan arah mata angin utara, sebagai simbol kebesaran dan tempat bertakhta Puang Matua (Tuhan Allah).
Kuning menandakan warna matahari terbit sehingga menandakan arah mata angin timur, sebagai simbol kematangan, kehidupan, dan penghormatan kepada dewa-dewa (khusus dalam kepercayaan agama asli orang Toraja).
Merah menandakan warna matahari saat tenggelam sehingga menandakan arah mata angin barat, sebagai simbol keberanian, dan sebagai simbol kematian.
Hitam menandakan arah mata angin selatan, sebagai simbol kembali ke awal sebelum terang diciptakan, dan bersemayamnya arwah orang mati.
Saksikan video pilihan berikut ini:
Ukiran Toraja Populer
Setidaknya, ada 15 ukiran Toraja yang populer dan mengandung makna-makna khusus bagi masyarakat Suku Toraja. Berikut di antaranya beberapa ukiran Toraja dan maknanya.
Pa'Limbongan
Pa'Limbongan memiliki arti sebagai sumber mata air yang tidak pernah kening yang dapat memberi kehidupan alam sekitarnya. Berasal dari kata "Limbong" yang berarti danau.
Ukiran jenis ini diyakini sebagai Ne' Limbongan yang merupakan nama orang. Kabarnya dia adalah arsitek Toraja pertama yang sekaligus penemu ukiran Toraja sekitar 3.000 tahun yang silam.
Pa'Limbongan menunjukkan makna bahwa orang Toraja gigih dan bertekad memperoleh berkat dan rezeki dari empat penjuru mata angin dan bagaikan mata air yang bersatu dalam satu danau dan memberikan kebahagian bagi anak cucunya. Ukiran Pa'Limbongan ini dilukiskan pada dinding rumah bagian samping.
Pa’Lolo Tabang
Pa'Lolo Tabang memiliki arti yang menyerupai pucuk daun tabang yang merupakan salah satu tanaman utama setelah pinang. Berasal dari kata "lolo" berarti pucuk dan "Tabang" berarti pohon lenjuang.
Ukiran jenis ini mengandung pesan dan makna bahwa orang-orang tua dahulu mendambakan agar manusia atau anggota masyarakat selalu berada dalam ketenangan batin, sehat jasmani dan terhindar dari segala bala penyakit. Ukiran Pa'Lolo Tabang ini dilukiskan pada bingkai atau sangkinan yang khusus berdiri ke atas dan miring.
Pa’Suletang
Pa'Suletang berasal dari kata "Suletang" yang berarti erong. Ukiran ini memiliki arti yang dikaitkan pada erong, karena ukirannya bundar (dikampasu) kemudian dikaitkan dengan yang lain, sehingga dinamakan suletang.
Jenis ukiran ini hanya dilukiskan pada peti orang mati. Pa'Suletang memiliki makna untuk memperhatikan dan menghargai orang yang mati kelak kemudian mereka dapat memberkati orang yang masih hidup.
Advertisement