Cek Fakta: Hoaks Presiden Jokowi Geram karena Sebagian Pulau Maluku Diambil China

Beredar di media sosial postingan yang mengklaim Presiden Jokowi geram karena pulau Maluku sebagian sudah diambil China. Postingan ini beredar sejak beberapa hari lalu.

oleh Adyaksa Vidi diperbarui 13 Mar 2023, 15:00 WIB
Cek Fakta Pulau Maluku diambil China

Liputan6.com, Jakarta - Beredar di media sosial postingan yang mengklaim Presiden Jokowi geram karena pulau Maluku sebagian sudah diambil China. Postingan ini beredar sejak beberapa hari lalu.

Salah satu akun ada yang mempostingnya di Facebook. Akun itu mengunggahnya pada 7 Maret 2023.

Dalam postingannya terdapat artikel dari Democrazy News berjudul "Jokowi Geram pulau Maluku sudah diambil China Sebagian".

Akun itu menambahkan narasi "PURA PURA GERAM PADAHAL DI KASIH KAN KE cina buat BAYAR UTANG. Kelakuan gak berubah"

Lalu benarkah postingan yang mengklaim Presiden Jokowi geram karena pulau Maluku sebagian sudah diambil China?


Penelusuran Fakta

CEK FAKTA Liputan6 (Liputan6.com/Abdillah)

Cek Fakta Liputan6.com menelusuri dan menemukan artikel yang identik dengan postingan dalam website Democrazy.id. Namun judul artikel berbeda dalam postingan.

Dalam artikel asli berjudul "Sisa Setahun Berkuasa, Jokowi Baru Fokus Atasi Stunting dan Kemiskinan". Kesamaan dengan postingan terdapat pada tanggal artikel diunggah yakni 20 Februari 2023 dan juga kesamaan foto.

Cek Fakta Pulau Maluku diambil China

Berikut isi dalam artikel tersebut:

"DEMOCRAZY.ID - Menteri Keuangan Sri Mulyani menerangkan, program penurunan stunting dan kemiskinan ekstrem menjadi fokus setahun pemerintahan Jokowi-Maruf Amin. Tahun-tahun sebelumnya terlupakan mungkin ya.

“Bahwa 2024 adalah tahun terakhir dari Pemerintahan Jokowi dan Wapres Ma’ruf Amin. Oleh karena itu, berbagai program-program prioritas akan dilakukan fokus di dalam pelaksanaannya, satu penurunan kemiskinan ekstrem mencapai 0 persen,” kata Sri Mulyani saat memberikan keterangan pers di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Senin (20/2/2023).

Sri Mulyani menjelaskan, Presiden Jokowi berkomitmen untuk menurunkan angka kemiskinan ekstrem hingga mencapai target 0 persen pada 2024.

Pada 2022, kemiskinan ekstrem di Indonesia masih berada pada angka 2 persen dan 14 provinsi berada di atas angka nasional.

Oleh karena itu, Pemerintah memprioritaskan kebutuhan dana untuk penurunan kemiskinan ekstrem pada tahun ini dan tahun depan.

Selain itu, Pemerintah juga meningkatkan alokasi anggaran untuk penurunan stunting atau kasus anak ketes, menuju tiga persen pada 2024.

“Jadi dua hal ini kemiskinan ekstrem yang tahun depan harus 0 persen, kemudian kemiskinan ‘headline’ di 6,5 hingga 7,5 persen sedangkan untuk stunting diharapkan turun ke 3,8 persen,” kata Sri Mulyani.

Menurut Sri Mulyani, prioritas kedua program ini tentunya berimplikasi pada anggaran yang harus disediakan tahun ini dan tahun depan.

“Oleh karena itu, pemerintah juga menggenjot investasi dapat meningkat secara signifikan, melalui perubahan regulasi yang sudah dicapai,” ungkapnya.

Adapun regulasi tersebut antara lain pelaksanaan UU Cipta Kerja, UU P2SK, UU Harmonisasi Peraturan Perpajakan dan UU hubungan keuangan pusat dan daerah.

Pemerintah juga akan menggunakan insentif fiskal dalam bentuk “tax holiday”, “super deduction tax” untuk litbang, vokasi.

Fasilitas pajak berupa tax allowance juga diberikan dalam rangka mendukung transformasi industri, terutama yang berbasis SDA bertujuan memperkuat industri otomotif yang berbasis elektrik dan baterai."

Sumber:

https://www.democrazy.id/2023/02/sisa-setahun-berkuasa-jokowi-baru-fokus-atasi-stunting-dan-kemiskinan.html


Kesimpulan

banner Hoax (Liputan6.com/Abdillah)

Postingan yang mengklaim Presiden Jokowi geram karena pulau Maluku sebagian sudah diambil China adalah tidak benar. Faktanya judul dalam artikel itu telah disunting.


Tentang Cek Fakta Liputan6.com

Melawan hoaks sama saja melawan pembodohan. Itu yang mendasari kami membuat Kanal Cek Fakta Liputan6.com pada 2018 dan hingga kini aktif memberikan literasi media pada masyarakat luas.

Sejak 2 Juli 2018, Cek Fakta Liputan6.com bergabung dalam International Fact Checking Network (IFCN) dan menjadi partner Facebook. Kami juga bagian dari inisiatif cekfakta.com. Kerja sama dengan pihak manapun, tak akan mempengaruhi independensi kami.

Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan di email cekfakta.liputan6@kly.id.

Ingin lebih cepat mendapat jawaban? Hubungi Chatbot WhatsApp Liputan6 Cek Fakta di 0811-9787-670 atau klik tautan berikut ini.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya