Sebelum Bunuh Diri, Mahasiswa UI Pamitan Lewat Media Sosial

Polisi menemukan petunjuk penyebab bunuh diri mahasiswa Universitas Indonesia (UI) berinisial MPD di media sosialnya.

oleh Nila Chrisna YulikaAdy Anugrahadi diperbarui 13 Mar 2023, 14:50 WIB
Sebuah video yang menunjukkan para petugas pemadam kebakaran menyelamatkan seorang pria yang ingin bunuh diri menjadi viral. pexels.com/@guilman-2204305

Liputan6.com, Jakarta Polisi menemukan petunjuk penyebab bunuh diri mahasiswa Universitas Indonesia (UI) berinisial MPD di media sosialnya. Kapolsek Kebayoran Baru Kompol Tribuana Roseno mengatakan, sebelum bunuh diri, mahasiswa UI tersebut membuat Instagram Stories. Adapun, isinya berupa permintaan maaf.

"Sebelum loncat pamitan sama keluarga sama teman-teman di IG story," ucap Tribuana di Jakarta, Senin, (13/3/2023).

Polisipun kemudian menggali hubungan permintaan maaf di IG Stories dengan motif mahasiswa UI bunuh diri dengan pihak keluarga.

"Tidak ada permasalahan apa-apa," ujar dia.

Tribuana menerangkan, pihaknya sempat berbincang-bincang dengan salah satu saudara dari korban. Terungkap, MPD adalah anak korban perceraian.

"Ngobrol saja sama saudaranya. Memang ada ini sih (masalah) orangtunya cerai," kata Tribuana.

Tribuana menerangkan, pihaknya belum bisa menarik kesimpulan masalah itu yang menjadi pemicu mahasiswa UI bunuh diri.

"Kurang lebihnya (dugaannya karena itu) tapi kita tidak bisa menyimpulkan ke situ," ujar dia.

Dia mengatakan, polisi tidak akan melakukan pemeriksaan lantaran dari hasil visum tidak ditemukan kekerasan. 

Tribuana mengaku akan segera melakukan gelar perkara guna menghentikan kasus ini atau menerbitkan SP3. Dasarnya, penyebab kematian diduga murni bunuh diri dan keluarga menyatakan sudah mengikhlaskan kepergian korban.

"Kesimpulan bunuh diri. Karena di Tempat Kejadian Perkara (TKP) kami temukan kursi. Balkon kan tinggi. Iya (ditepi)," tandas dia.

"Saya rasa perdalaman tidak terlalu sampai ke situ," ujar dia.


Tidak Ditemukan Tanda Kekerasan

Ilustrasi Bunuh Diri. (Freepik)

Sebelumnya, kematian korban pertama kali diketahui oleh sekuriti apartemen. Saat itu, terdengar suara seperti benda jatuh. "Setelah diperiksa ditemukan korban dalam keadaan tergeletak," terang dia.

Tribuana mengatakan, jasad korban kemudian dibawa ke rumah sakit. Hasil pemeriksaan medis, tidak ditemukan adanya tanda-tanda kekerasan.

"Yang pasti dari hasil visum tidak terdapat luka-luka akibat penganiayaan. Kemudian dari pihak keluarga nolak untuk diautopsi," ujar dia.

Tribuana mengatakan, pihaknya telah meminta keterangan dari sekurti. Kepada penyidik, pihak sekuriti mengaku sempat bertemu dengan korban di lobi apartemen sebelum kejadian itu.

"Katanya dia terlihat beraktifitas biasa saja, tidak terlihat ada masalah apa-apa," ujar dia.


KONTAK BANTUAN

Bunuh diri bukan jawaban apalagi solusi dari semua permasalahan hidup yang seringkali menghimpit. Bila Anda, teman, saudara, atau keluarga yang Anda kenal sedang mengalami masa sulit, dilanda depresi dan merasakan dorongan untuk bunuh diri, sangat disarankan menghubungi dokter kesehatan jiwa di fasilitas kesehatan (Puskesmas atau Rumah Sakit) terdekat.

Bisa juga mengunduh aplikasi Sahabatku: https://play.google.com/store/apps/details?id=com.tldigital.sahabatku

Atau hubungi Call Center 24 jam Halo Kemenkes 1500-567 yang melayani berbagai pengaduan, permintaan, dan saran masyarakat.

Anda juga bisa mengirim pesan singkat ke 081281562620, faksimili (021) 5223002, 52921669, dan alamat surat elektronik (surel) kontak@kemkes.go.id.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya