Liputan6.com, Jakarta Pencarian korban bencana tanah longsor di Desa Pangkalan, Kecamatan Serasan, Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau terus dilakukan. Kali ini, Tim SAR gabungan menemukan dua lagi jenazah korban bencana tanah longsor.
"Ya, dua lagi ditemukan Tim SAR kemarin," ucap Pangdam I Bukit Barisan, Mayjen TNI Achmad Daniel Chardin seperti dikutip dari Antara, Senin (13/3/2023).
Advertisement
Menurut Pangdam I/BB, kedua jenazah korban longsor Natuna itu masing-masing berjenis kelamin laki-laki dan perempuan, yang kemudian langsung dilakukan proses identifikasi.
Dari hasil identifikasi, jenazah laki-laki itu merupakan jenazah Rendra (15). Sementara jenazah perempuan bernama Ken Wahyu Rantri (27). Keduanya merupakan warga Desa Pangkalan.
"Dua jenazah itu merupakan korban di hari ketujuh pencarian korban yang sebelumnya dinyatakan hilang," ungkap Achmad.
Ia juga mengungkapkan bahwa hingga akhir pekan lalu, korban longsor Natuna meninggal tercatat 46 orang sedangkan satu jenazah belum teridentifikasi.
Tak jauh berbeda, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyatakan, korban tewas akibat tanah longsor Pulau Serasan, Kabupaten Natuna, Provinsi Kepulauan Riau, kini mencapai 46 orang.
Pelaksana Tugas Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari menyampaikan, 46 orang tersebut terdiri atas 24 laki-laki dan 22 perempuan. Menurut data BPNB, masih ada sembilan orang korban longsor yang belum ditemukan.
Abdul mengatakan, upaya pencarian, pertolongan, dan evakuasi warga yang terdampak tanah longsor di bagian wilayah Kecamatan Serasan, Kabupaten Natuna, masih berlanjut dengan dukungan tambahan tujuh alat berat dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) serta tambahan personel dari TNI dan Polri.
Pemerintah Akan Relokasi 100 Rumah Terdampak Longsor di Natuna
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy mengatakan, total ada 30 rumah warga yang terdampak langsung bencana tanah longsor di Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau.
Namun, kata dia, pemerintah akan merelokasi 100 rumah yang masuk ke dalam zona merah bencana longsor Natuna. Hal ini disampaikan Muhadjir saat meninjau lokasi bencana tanah longsong di Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau, Jumat 10 Maret 2023.
Muhadjir meninjau lokasi terdampak longsor Natuna dengan didampingi Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Suharyanto, dan Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita.
"Untuk tahap berikutnya, Bapak Menteri PUPR sudah memutuskan akan ada program relokasi. Walaupun yang terkena langsung hanya 30 rumah, tetapi karena itu termasuk zona merah, maka untuk sementara akan disediakan relokasi sekitar 100 rumah," kata Muhadjir dikutip dari siaran persnya, Sabtu (11/3/2023).
Advertisement
Pemerintah akan memenuhi kebutuhan dasar pengungsi longsor Natuna
Dua desa yang terdampak bencana d iantaranya adalah Desa Pangkalan dan Desa Jemajik yang berada di Kecamatan Serasan, Kabupaten Natuna. Daerah yang terdampak paling parah adalah Desa Pangkalan Dusun Genting.
Dia memastikan pemerintah akan memenuhi kebutuhan dasar para pengungsi.
"Untuk tahap tanggap bencana masih terus dilaksanakan oleh Bapak Kepala BNPB yaitu memberikan pelayanan semaksimal mungkin untuk pemenuhan kebutuhan dasar, rasa nyaman, rasa aman kepada para pengungsi," kata Muhadjir Effendy.
"Didoakan semoga jangan ada longsoran lagi. Kalau potensi semua bisa diantisipasi, yang penting waspada. Mudah-mudahan ini yang terakhir, tidak ada kejadian yang serupa di Kabupaten Natuna," tutur Muhadjir.
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono juga menuturkan bahwa relokasi rumah warga akan segera dilakukan pemetaan. Hal ini agar pemulihan pascabencana dapat dilakukan sesegera mungkin.
"Relokasi rumah yang diajukan oleh Bapak Bupati sebanyak 100 rumah. Hal ini dilakukan guna menghindari pembangunan kembali di wilayah wilayah rawan bencana," ucap dia.
"Sehingga kita berharap pemerintah pusat dan daerah dapat bersinergi dengan baik dalam membangun rumah yang aman dan nyaman untuk masyarakat," sambung Basuki.
Kepala BNPB Minta Pemda Segera Pulihkan Jaringan Telekomunikasi di Natuna
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Suharyanto mengintruksikan kepada jajaran Pemerintah Kabupaten Natuna agar jaringan telekomunikasi di wilayah bencana tanah longsor di Pulau Serasan, dapat segera dipulihkan.
Suharyanto mengatakan bahwa telekomunikasi merupakan hal yang sangat vital dan dibutuhkan dalam seluruh proses tanggap darurat bencana.
“Komunikasi ini sangat vital. Saya sudah perintahkan. Karena satgas sudah terbentuk, Pak Bupati menjadi komandan satgas. Wakilnya Pak Dandim dan Pak Kapolres. Saya minta ini membereskan masalah komunikasi. Mengintegrasikan semua sarana komunikasi yang ada,” kata Suharyanto dalam keterangan tertulis, Jumat (10/3/2023).
Di samping itu, Suharyanto juga berharap kepada jejaring radio lokal seperti RAPI atau ORARI dapat membantu permasalahan jaringan telekomunikasi di sana. Sehingga komunikasi antar wilayah di dalam satu pulau tersebut dapat terhubung.
“Kalau ada komunikasi lokal seperti RAPI dan ORARI itu juga bisa digunakan agar lebih bagus lagi,” ujar Suharyanto.
Di sisi lain, Suharyanto juga meminta seluruh pemangku kebijakan dapat mendukung pemulihan jaringan telekomunikasi di lokasi terdampak. Wilayah Pulau Serasan sebelumnya mendapatkan layanan sinyal telekomunikasi dari dua provider nasional.
Kepala BNPB berharap agar kedua penyedia jaringan itu dapat segera melakukan upaya perbaikan agar komunikasi dapat kembali pulih.
“Sinyal ini bisa koordinasi dengan XL dan Telkomsel, ya kalau di sini. Mudah-mudahan komunikasi lebih lancar. Harus segera. Kalau bisa hari ini sudah clear,” tuturnya.
Advertisement