David Ozora Jalani Terapi Musik Heavy Metal, Dokter Saraf Jelaskan Tujuannya Secara Umum

Kondisi Cristalino David Ozora Latumahina yang merupakan korban penganiayaan anak eks pejabat pajak Mario Dandy Satriyo mulai membaik.

oleh Ade Nasihudin Al Ansori diperbarui 14 Mar 2023, 08:00 WIB
David Latumahina alias Cristalino David Ozora. (Foto: Dok. Twitter terverifikasi @@seeksixsuck)

Liputan6.com, Jakarta Kondisi Cristalino David Ozora Latumahina yang merupakan korban penganiayaan anak eks pejabat pajak Mario Dandy Satriyo mulai membaik.

Sebelumnya, David Ozora diketahui menjalani terapi musik heavy metal. Terkait terapi musik untuk pasien seperti David, dokter spesialis bedah saraf Eka Hospital BSD Setyo Widi Nugroho memberi penjelasan secara umum.

“Jadi pada dasarnya, kalau fase-fase akut sudah dilewati, pasien akan diberi semua terapi yang tujuannya untuk menstimulasi semua indera,” kata Setyo dalam temu media di Jakarta Pusat, Senin (13/3/2023).

“Jadi rehabilitasi fisik itu tujuannya untuk memberi stimulasi untuk sistem indera supaya bisa aktif dan diharapkan respons sarafnya akan menjadi lebih baik,” tambahnya.

Terapi Musik untul Stimulus Saraf

Terapi musik adalah satu dari sekian cara untuk menstimulasi saraf. Indera sendiri ada telinga, mata, kulit yang mana terapinya pun berbeda-beda. Bisa dalam bentuk pijat hingga terapi gerak otot.

“Tujuannya, selain menjaga fisik juga untuk memperbaiki. Ada terapi lain, seperti magnetic stimulation dan banyak lagi cara untuk mendorong otak supaya boleh diaktifkan. Itu disebut sebagai rehabilitasi fisik untuk saraf,” jelas Setyo.


Kenapa Heavy Metal?

Dalam terapi yang dijalani David, lagu yang dipilih yakni lagu ber-genre heavy metal. Seperti diketahui, keluarga David Ozora memang terbiasa mendengarkan musik dengan genre metal.

Bahkan, dia sudah terbiasa mendengarkan lagu-lagu metal sebagai pengantar tidur menggunakan headphone.

Hal ini disampaikan komposer musik Addie MS saat menjenguk David, ditemani oleh anaknya, Kevin Aprilio pada Rabu 8 Maret 2023, melansir NU Online.

“David biasa mendengarkan lagu itu sebagai pengantar tidur dan menggunakan headphone. Apabila headphone dilepas, David justru akan bangun,” katanya.

Setyo pun mengatakan, secara empiris pemilihan genre musik tidak terlalu dipermasalahkan. Namun, jika dijelaskan secara logika, maka penggunaan lagu yang biasa didengar akan memudahkan pasien dalam menjalani terapi.

“Secara empiris itu tidak terlalu dilihat soal genre-nya apa, mungkin yang biasa dia dengar apa, itu akan lebih cepat membuat dia mengenali dan mengingat-ingat. Logikanya ke situ kira-kira,” kata Setyo.


Manfaat Dengar Musik yang Disukai

Terapi musik heavy metal sendiri merupakan terapi yang dilakukan dengan mendengarkan musik dengan genre heavy metal untuk membantu meningkatkan fungsi memori.

Studi yang dilakukan oleh para peneliti di Cardiff Metropolitan University, Inggris, menemukan bahwa orang yang mendengarkan musik yang mereka sukai dapat membantu meningkatkan fungsi kognitif dan ingatan mereka seperti mengutip Atlanta Journal Constitution.

Sedangkan, mendengarkan musik yang tidak mereka sukai menghasilkan kinerja memori jangka pendek yang buruk.


Menurut Penelitian Lain

Dalam studi lain yang dilakukan oleh University of Queensland School of Psychology, Australia, para peneliti mempelajari efek musik ekstrem pada pendengar heavy metal reguler berusia 13-34 tahun.

Subjek penelitian dibuat marah pada sesi 16 menit pertama kemudian diberi kesempatan 10 menit untuk mendengarkan lagu heavy metal dari gawai masing-masing.

Hasilnya, alih-alih membuat pendengar yang marah menjadi lebih marah, atau memicu episode depresi, bunuh diri, penyalahgunaan narkoba atau kekerasan, musik heavy metal justru terbukti meningkatkan emosi positif.

“Saat mengalami kemarahan, penggemar musik ekstrem suka mendengarkan musik yang bisa menyamai amarah mereka,” kata salah satu penulis studi tersebut, Leah Sharman mengutip Atlanta Journal Constitution.

“Musik membantu mereka mengeksplorasi keseluruhan emosi yang mereka rasakan, tetapi juga membuat mereka merasa lebih aktif dan terinspirasi. Hasilnya menunjukkan tingkat permusuhan, lekas marah, dan stres menurun setelah mendengarkan musik,” tambahnya.

 

Aksi penganiayaan terus bertambah (liputan6.com/abdillah)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya