Liputan6.com, Jakarta - PT Pupuk Indonesia Holding Company (PIHC) menceritakan konflik geopolitik antara Rusia dan Ukraina yang mempengaruhi harga pupuk NPK di pasar global.
SVP Corporate Secretary Pupuk Indonesia Wijaya Laksana mengatakan, harga pupuk campuran unsur nitrogen, fosfor dan kalium tersebut bahkan naik hingga empat kali lipat dari kondisi normal.
Advertisement
"Selama perang kemarin sepertiga kebutuhan dunia hilang, jadi otomatis harganya gila-gilaan. Normalnya di angka USD 300-400 per ton. Kemarin sudah bisa sampai USD 1.200 per ton, naik 3-4 kali lipat," jelasnya dalam sesi jumpa media di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Senin (13/3/2023).
Kondisi itu disebutnya turut mempengaruhi harga pupuk NPK di Tanah Air. Terlebih, kebutuhan unsur fosfor dan kalium Indonesia masih bertopang pada impor.
"Kami Indonesia punya kemampuan produksi nitrogen. Fosfor dan kalium adalah barang tambang jadi tidak bisa kita produksi sendiri. Di Indonesia deposito fosfor kalium sangat kecil, tak mungkin bisa penuhi kebutuhan nasional," terangnya.
Wijaya mengutarakan, pasokan fosfor paling banyak merupakan hasil importasi dari Timur Tengah dan China. Sementara untuk kalium, sekitar 30 persen kebutuhan dunia berasal dari Rusia dan Belarusia.
Untungnya, ia menambahkan, Pupuk Indonesia telah menjalin kesepakatan dengan Rusia dan sejumlah negara tambahan lain. Sehingga, Wijaya menjamin stok bahan baku pupuk NPK bisa aman sampai akhir tahun.
"Khusus Pupuk Indonesia Grup, kemarin Kita sudah ada deal dengan perusahaan Rusia, dan Kita cari sumber kalium/potasium lain. Kita sudah dapat jaminan suplai dari negara lain, seperti Kanada, Mesir dan Laos," paparnya.
"Kita bisa pastikan kebutuhan bahan baku sampai akhir tahun ini aman. Bisa dibilang relatif aman, sudah tidak terpengaruh perang ini. Tapi tadi, harganya pasti tinggi," pungkas dia.
Pupuk Indonesia Salurkan 1,42 Juta Ton Pupuk Subsidi
PT Pupuk Indonesia (Persero) telah menyalurkan pupuk bersubsidi sebesar 1,42 juta ton dari Januari hingga 8 Maret 2023. Jumlah ini setara dengan 79,6 persen dari alokasi sampai dengan Maret 2023 sebesar 2,23 juta ton.
Adapun total alokasi pupuk subsidi yang ditetapkan oleh pemerintah pada tahun 2023 sebesar 7,85 juta ton. Rinciannya, pupuk Urea 4,64 juta ton dan NPK 3,21 juta ton. Sedangkan rencana produksi Pupuk Indonesia pada tahun 2023 sebesar 12,3 juta ton, baik pupuk bersubsidi maupun pupuk non-subsidi.
Direktur Pemasaran Pupuk Indonesia, Gusrizal, menyebutkan bahwa penyaluran pupuk bersubsidi dilakukan sesuai dengan alokasi yang ditetapkan pemerintah. Dalam hal ini, pupuk bersubsidi terdiri dari dua jenis, yaitu pupuk Urea dan NPK.
“Rinciannya, pupuk Urea telah tersalurkan sebesar 840 ribu ton, sedangkan pupuk NPK telah tersalurkan sebesar 586 ribu ton,” jelas Gusrizal di Jakarta, Kamis (9/3/2023).
Pupuk bersubsidi, lanjutnya, hanya disalurkan kepada petani yang berhak sesuai kriteria dari Peraturan Menteri Pertanian (Permentan) Nomor 10 Tahun 2022, bagi petani yang tidak sesuai kriteria maka tidak bisa memperoleh pupuk bersubsidi.
Adapun syarat untuk mendapat pupuk bersubsidi adalah wajib tergabung dalam kelompok tani, terdaftar dalam SIMLUHTAN (Sistem Informasi Manajemen Penyuluh Pertanian), menggarap lahan maksimal dua hektar.
Advertisement
Fokus 9 Komoditas Pangan
Selain itu, pupuk bersubsidi saat ini difokuskan pada 9 jenis komoditas strategis, yaitu padi, jagung, kedelai, cabai, bawang merah, bawang putih, kopi, tebu, dan kakao, dari yang sebelumnya ditujukan untuk sekitar 72 komoditas.
Sedangkan stok pupuk bersubsidi secara nasional pada tanggal 9 Maret 2023 tercatat sebesar 912 ribu ton. Jumlah ini hampir dua kali lipat lebih banyak dari ketentuan stok minimum sebesar 340 ribu ton.
Pupuk Indonesia, dikatakan Gusrizal juga memiliki layanan pelanggan yang bisa diakses oleh seluruh petani dengan kontak bebas pulsa di nomor 0800 100 8001 atau WA 0811 9918 001. Melalui layanan pelanggan, Pupuk Indonesia akan menampung keluhan terkait pupuk bersubsidi baik dari ketersediaan, harga, maupun kualitas.
Instruksi Jokowi
Sebelumnya, Presiden RI Joko Widodo menyebutkan bahwa dirinya sering mendapat keluhan petani di desa tentang pupuk bersubsidi. Jokowi juga menyebutkan bahwa saat ini seluruh negara di dunia sedang kesulitan mendapatkan bahan baku pupuk karena perang Rusia-Ukraina. Suplai yang terganggu ini membuat harga pupuk naik.
Menjawab keluhan tersebut, pemerintah berencana untuk menambah kapasitas produksi pupuk dalam negeri. Bulan Februari 2023, Jokowi baru saja meresmikan pabrik pupuk NPK milik PT Pupuk Iskandar Muda (PIM) sebesar 500 ribu ton. Di kesempatan yang sama, PIM juga mengoperasikan kembali pabrik PIM 1 dengan kapasitas 570 ribu ton urea, sekaligus melengkapi pabrik PIM-2 yang juga berkapasitas 570 ribu ton urea.
Selain itu, pemerintah juga berencana akan mendirikan kawasan industri pupuk di Kabupaten Fakfak, Provinsi Papua Barat. Proyek tersebut telah ditetapkan sebagai salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN).
Advertisement